Bocah yang berusia 10 tahun memandang Syahni yang terbujur lemah tak berdaya. Dia memandang lekat, mata yang sayu, bibir yang pucat, jari jemari dikelilingi beberapa selang di hidung. Syahni yang merupakan ibu dari bocah laki-laki yang berusia 10 tahun ini bernama Faiz Qabeel Alfarezi.
Faiz memandang wajah ibunya yang tidak ada lagi gairah, menyeka sudut matanya.
"Faa_iizz".
Syahni siuman dari komanya selama 3 hari, jarinya bergetar menyentuh tangan buah hatinya.
"iibbuu".
Tangis Faiz pecah.
"ibbuu....".
Faiz memeluk Syahni dan mendekap di dadanya."Faiz rindu ibu, ibu lama sekali bangunnya?".
"Oh ya Faiz, apa ibu terlalu lama tidurnya?".
Syahni mengangkat wajah putranya yang berlinang air mata."Kenapa kau menangis, bukannya ibu telah membuka mata? ibu telah bangun dari mimpi ibu, sayang". Dengan jari halus Syahni menghapus sudut air mata Faiz.
"Kamu ingin tahu Faiz?ibu bermimpi?". Syahni berusaha membuat suasana humoris.
"Ibu bermimpi tentang apa?". Sebuah pertanyaan membuat Faiz berhenti menangis. Syahni tersenyum, menggerakkan sedikit alis agar Faiz menebak dengan tepat.
"Apa ibu beritahu Faiz, gimana?." Merasa menggelitik semua lontaran selalu salah.
Faiz menyerah dan mengangguk."Ibu bermimpi kau tersenyum bahagia di hadapan ibu".
"Aku tersenyum bahagia di hadapan ibu?."
"iya sayang, makannya ibu cepat bangkit dari mimpi itu. Apakah akan jadi kenyataan tapi..-". Pembicaraan Syahni terputus. Dia memandang wajah Faiz lebih dekat dengan sedikit kecewa.
"Mimpi ibu itu akan nyata !".Faiz berkata penuh gairah dan tersenyum.
"lihat ibu".
sebuah tanda kasih sayang Faiz, mencium kening Syahni yang tersenyum lebar."Ingat kau adalah kekuatan ibu, jika kau bersedih, ibu akan lemah. Jika kau bahagia, ibu akan lebih bahagia, bukannya kau seorang hero buat ibu Faiz?". Faiz mengangguk.
Mencermati perkataan Syahni.
"Apakah hero ibu bisa mengabulkan doa ibu?".
"Tentu ibu, semua akan tercapai".
Faiz mengangguk mantap.
"Kalau begitu berjanjilah kau tidak akan membuat adikmu menangis-"
"Aku tidak lagi membuatnya menangis olehku, kami tidak akan berantem lagi ibu. Aku janji".
"Faiz jangan sampai air mata kesedihan adikmu membasahi pipinya? Kau hero bukan? Karena kau yang kuat, kau bisa menjaganya".Faiz mengalihkan pandangannya menatap adiknya yang tertidur pulas di sofa. Mungkin suasana ini menjadi bukti bahwa Faiz harus menjadi hero.
Sang ibu, Syahni yang akhirnya menutup mata untuk selamanya.Menyeka air mata.
"ibuuu....ibbuu...ibu.....". Teriak histeris Faiz.
Tit...tit.....tittt..........
Berbunyi.
Monitor tergambar jelas, garis lurus. Faiz tidak kuasa melihat kenyataan ini.🍁🍁🍁
gimana teman-teman ceritanya😊jangan lupa kesan kalian di bawah ini👇👇beri vote🌟 and comment ✍tunggu ke halaman selanjutnya 🖐🖐
KAMU SEDANG MEMBACA
Segala Luka Diatas Duka
Romance'Menghadirkan rasa cinta? Atau menghargai rasa cinta?' -Faiz&Aneesha- "Apa yang harus ku lakukan, menghargai orang yang pernah mencintai ku? Aku di cintai seseorang yang tidak pernah terlintas di benak ku?". -Faiz Qabeel Alfarezi- " Apa yang harus k...