Faiz

99 50 15
                                        

Faiz menghendus nafas panjangnya, setelah bercerita panjang pada Aryan tentang rencana ia selanjutnya.

"Mudah-mudahan ini rencana yang terbaik". Ujar Aryan yang merespon.

Faiz mengangguk pelan.
"Besok aku akan ke bandara".

Seketika Aryan terkejut.

"Kenapa secepat ini bang?, engkau baru memberi rencana ide mu itu, dan langsung bertindak?".

"Aku tidak betah lagi tinggal disini".

Mata Faiz memandang bingkai foto yang berukuran besar di kamarnya. Foto itu terdapat ayah, ibu dan sang adiknya yang baru berusia 3 tahun di masa itu.

"Apa soal ibu?".
" Dia bukan ibuku, Aryan!". jawab ketus Faiz.

Faiz tidak pernah menganggap Yolanda sebagai ibunya, karena hanya Syahni lah ibu yang selalu di hatinya.

Rumah besar ini tidak ada lagi
keceriaan, tawa, seperti dulu.
Walaupun telah hadir sebagai pengganti tidak bisa menghidupkan seperti sedia kala.

"Aku akan pergi ke singapura.
Untuk melanjutkan sekolah menengah atas ku di sana!". semiring senyum Faiz seketika.

"Telah abang pikirkan? Abang akan jauh dari keluarga".
"Tidak masalah, hidupku emang hambar seperti ini". Faiz beranjak dari kursi dan mengambil koper.

"Bagaimana dengan olivia?".

Olivia Alfarezi Aznanda.yang merupakan adik tiri Faiz yang baru berusia empat tahun. Dia sangat menyenangkan dengan tingkah lucunya, tapi tidak bagi Faiz yang bersifat cuek, tak peduli.

"Biarkan saja". Jawab singkat Faiz sambil melipat bajunya, dan memasukanya ke koper.

Setelah usai mempersiapkan barang apa saja yang di butuhkan Faiz. Aryan pamit hendak pulang.

"Maafkan aku, mungkin tidak bisa menghantarmu ke bandara".
"Tak masalah, Aryan".

Di rumah besar ini, hanya ada Faiz seorang diri. Ayah yang pergi ke rumah kandung ibu Yolanda yang sedang sakit keras, begitupun dengan Olivia.

Faiz mengenal Yolanda. Dia merupakan sahabat terbaik Syahni, ibunya.
Semenjak Yolanda mengganti posisi Syahni, sifat Faiz berubah drastis. Dia membenci Yolanda yang tidak seperti dulu ketika menyambut hangat kehadiran Yolanda saat berkunjung menjenguk sahabat terbaiknya, yaitu Syahni.

Faiz tidak pernah mengucapkan sebutan kata 'ibu', untuk Yolanda. Faiz tetap utuh mengatakan Yolanda hanya 'auntie'. Yaitu bibi di dalam bahasa melayu, Malaysia.
Yolanda memang kewarganegaraan, Malaysia.

"Dia bukan ibuku!!!".

Ucap keras Faiz yang membentak Alfarezi, sang ayah.

Faiz menutup pintu rumahnya setelah Aryan perlahan menghilang di pandangan, menatap langit- langit kamarnya. Air matanya mulai menyeka saat membuka sebuah album.

"Ibu, Faiz rindu".
Tuturnya saat membuka lembaran foto pertama.

"Ingat kamu adalah kekuatan ibu, jika kau bersedih, ibu akan lemah. Dan jika kamu bahagia, ibu akan bahagia. Bukannya kau seorang hero buat ibu Faiz?"

Faiz menghapus air matanya yang mulai meluap.

" Apakah hero ibu akan bisa mengabulkan doa ibu?".

Faiz menatap foto Shayni yang tersenyum lebar.

" Kalau begitu berjanjilah, kau tidak akan membuat adikmu menangis".

Faiz membuka lembaran foto selanjutnya.

"Faiz jangan sampai air mata kesedihan adikmu membasahi pipinya, kau hero bukan? karena kau yang kuat kau bisa menjaganya".

Kalimat itu terngiang jelas di telinganya. Faiz tak kan pernah lupa dengan kalimat itu. Ia menghelus foto bocah perempuan yang jelita, manja dan tidak mau kalah jika bermain dengannya.

"Esha". Ujar kaku bibir Faiz.
"Bagaiman kabar mu disana? aku rindu padamu Esha. Kenapa hidup ini tidak ada keadilan. Setelah ibu pergi, kau juga pergi, dan ayah tak memperdulikan diriku.
Kau jangan menangis, walau aku tidak ada di sisimu".

Esha, atau bernama lengkap Aneesha Zaneerah Alfarezi. Adik kandung dari Faiz Qabeel Alfarezi. Sang ayah bernama Muhammad Alfarezi Akbar. Nama mereka terdapat nama Alfarezi di belakang nya, hanya Aneesha lah adik nya dan bukan Olivia Alfarezi Aznanda. Yang ada terdapat nama sang ayah.

"Ibu maafkan aku".
Penuh dengan penyesalan saat Faiz belum bisa menepati janjinya.

Seminggu telah kematian Syahni. Faiz mulai beraktivitas seperti biasa, yaitu bersekolah.
Namun tak disangka sepucuk surat di atas meja membuat Alfarezi menangis.
sepucuk surat itu berisi kepergian Aneesha yang dibawa Riani ke pakistan. Semenjak itu Faiz menganggap tidak ada lagi kebahagiaan hidupnya.

Hingga sekarang tiada berita bagaimana keadaan Aneesha di pakistan.
Entah kenapa Riani, sang nenek. Harus membawa Aneesha diam-diam tanpa sepengetahuan Alfarezi dan Faiz .

Tak kuasa lagi Faiz . Dia menutup album yang berwarna jingga itu, dan memasukkannya ke dalam koper.

🍁🍁🍁

hayo hayo😉
udah tahu nih tentang siapa Faiz dan Aneesha 🤗.
Kasihan ya kalau jadi Faiz 😭harus mandiri ke singapore.

Pasti banyak deh pertanyaan yang timbul??😅.
Dari Riani kenapa memisahkan mereka?, tentang perasaan Alfarezi yang harus kehilangan Aneesha?,dan tentang Yolanda seperti seorang penikung bagi Faiz.

Boleh deh comment ✍gimana rasanya🤔 telah membaca halaman ini.😅😁

Beri vote🌟ya teman-teman. Agar aku tahu siapa yang gak sabaran cerita selanjutnya😉😊.

Thanks.
See you😘😘

Segala Luka Diatas DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang