125⅓

2.7K 292 5
                                    

Tiar sedang sibuk mencari buku-buku lamanya. Bahkan kegiatannya itu membuat kamarnya seperti kapal pecah.

Jefri yang baru saja ingin mengajak tiar belajar bersama pun melongo dengan kondisi kamar sahabatnya itu.

"Mau di bantu nggak?"

Tiar menoleh, dan menemukan jefri sudah berada di sampingnya. Ia segera mengangguk mengiyakan tawaran jefri.

20 menit berlangsung, tiar berhasil mengumpulkan buku kelas 10 dan 11 miliknya dengan bantuan jefri.

"Jef, tolong kumpulin buku yang lain dong. Gue mau ngambil sapu dulu."ucap tiar sambil membawa tumpukan bukunya ke atas meja.

Dengan anggukan, jefri mengumpulkan buku yang sudah tak terpakai ke dalam karton sementara tiar keluar dari kamarnya.

"Besok ujian apa sih?"

"Agama sama Bahasa Indonesia."

"Agama belajar yang mana deh ti?"

"Ga tau. Biasanya Ummi ngasih kisi2, tapi cuma angkatannya kita yang ga di kasih"

"Trus ini B.Indo gimana?"

"B.Indo lebih baik lo nyari pengertian kalimat-kalimat jef, majas-majas gitu. Takutnya keluar kek simulasi kemaren"

"Oh ok"

Keduanya melanjutkan acara belajar bersama dengan sesekali saling melemparkan pertanyaan dibagian yang tidak mereka pahami.
.
.
"Woy! Gimana tadi ujian?"

"Njir lah, B.Indo bikin kepala gue puyeng. Mana bacaannya panjang-panjang, sampe mual gue bacanya."

"Beneran njing, biasanya satu bacaan dua soal ini satu soal dua bacaan. Emang pak Eko terniat bikinnya"

"Mana pengawas gue rese banget lagi, gue heran gimana anaknya di rumah"

"Siapa sih pengawasnya?"

"Itu"

Chita mengikuti arah tangan tiar yang menunjuk salah satu pengawas. Itu seorang guru matematika di kelas 10, guru baru.

Kemudian keduanya berjalan ke arah parkiran bersama. Di sana, tiar melihat jefri yang sedang asik dengan teman-teman prianya.

Tiar dan chita mendekati kumpulan anak cowok itu. Chita langsung mendekati kekasihnya, Johny. Dan tiar memilih diam saja di dekat motor jefri.

"Je, nyai udah nungguin tuh"

"Gue duluan"

Jefri mendekati tiar yang sudah berdiri di dekat motornya. Matanya terlihat sayup dan kurang bersemangat.

"Langsung pulang apa makan dulu?"

"Pulang aja jef. Ntar kalo lo mau keluar silahkan, tapi anterin gue dulu. Pusing banget ini"

"Gara-gara soal b.Indo pasti"

"Huum"

Tiar langsung naik ke motor jefri sebelum akhirnya sahabatnya itu mengendarainya.

Ketika keluar dari parkiran, tiar melambaikan tangan pada danik yang menatapnya.

Sesampainya di apartemen, tiar langsung mandi dan mengganti bajunya. Ia ingin tidur, namun jefri sudah menarik tangannya untuk makan.

Tiar menurut, ia sedang tidak mood untuk berkelahi. Terlebih ini ia masih menstruasi hari ke 4. Sindromnya bukan marah-marah, namun lebih ke mager, malas gerak.

Mereka berdua makan dengan hening. Jika biasanya tiar yang banyak mengoceh, hari ini ia yang paling banyak diam.

Tiar kembali ke kamarnya setelah jefri menawarkan diri untuk mencuci piring. Tiar tak ingin ambil pusing, ia ingin segera bertemu kasur dan tertidur.

Friend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang