144:12

1.8K 203 10
                                    

Jefri datang tepat waktu. Mobilnya memasuki halaman rumah tiar pukul 9.

Tapi, apa-apaan pemandangan di hadapannya ini? Tiar sedang mencuci karpet di depan rumah. Bukan, bukan itu masalahnya.

Selain mencuci, tiar juga bermain air hingga tubuhnya basah kuyup. Dengan piyama karakter yang menampakkan lekuk tubuh dan bra hitamnya. Meski hanya dari punggung, itu sudah membangunkan sesuatu yang tidak seharusnya bangun.

"Jeffie!"
Tiar tersenyum lebar dan melambaikan tangannya.

Jefri berusaha tidak menghiraukan tiar dan berjalan mendekat ke arah mami yang sedang menjemur pakaian di samping rumah.

"Assalamu'alaikum, mami apa kabar?"

"Wa'alaikumussalam, baik dong. Mau jemput tiar ya?"

"Iya mi"

"Duduk dulu, tiar masih bantu mami nyuci karpet. Kalau mau minum, ambil aja di kulkas."

"Oke mi"

Jefri berjalan mengambil minum dan kembali duduk di teras untuk melihat tiar.

Gadis itu, dengan rambut panjang tergerai basah, jadi terlihat sangat sexy. Terlebih saat bulir air menetes di dagunya. Gerakan tiar seolah menjadi slow motion di mata jefri.

Hilangkan pikiran kotormu, nak.

"Tiar! Cepetan, udah ditunggu jefri"

"Iya mi"

Setelah selesai mencuci, tiar meminta bantuan jefri untuk menjemur karpetnya.
Kemudian gadis itu mengguyurkan air ke tubuhnya langsung dari selang.

Ah, jefri jadi paham, kenapa tiar tak mau menikah muda. Gadis itu memiliki dunianya sendiri, dan bersenang-senang di dalamnya.

Jefri hanya tidak tau alasan tiar main air. Tiar ingin melupakan stressnya sejenak. Biarkan beban pikirannya menghilang bersama mengalirnya air.
.
.

Di perjalanan pulang, mata tiar tidak sengaja melihat malik dan temannya. Tiar menurunkan kaca mobil dan melambaikan tangan pada pria itu, lalu terkekeh pelan.

Senyumannya tak memudar meski jarak mereka sudah jauh. Itu membuat jefri semakin badmood.

"Seneng deh tuh ketemu gebetan di jalan"singgung jefri.

Tiar masih tersenyum, bahkan pipinya memerah. Apa sekarang tiar menyukai malik?

Jefri mendengus, sepertinya tiar benar-benar menyukai cowok jakung berkulit gelap itu.

Sampai setengah perjalanan mereka saling diam. Hujan turun dengan deras membuat jefri menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Tidak aman berkendara saat cuaca begini.

"Jef, cuddle yuk."

Tanpa menunggu jawaban jefri, tiar sudah berpindah ke kursi belakang, terasa lebih nyaman memang. Cowok berdimple itu akhirnya berpindah juga ke kursi belakang.

Tiar tersenyum manis lalu memeluk jefri. Jujur saja, tiar rindu, sangat rindu pada jefri. Jefri tak mau munafik, ia juga rindu tiar, dibalaslah pelukan dari sang pujaan hati.

Jefri mencium pucuk kepala tiar, bagaimana pun, jefri adalah tempat untuk tiar pulang. Menghirup aroma aloe vera dari rambut tiar, jefri juga merindukan hal itu.

"Jahat banget sih baru pulang pas besok udah puasa, kan ga bisa peluk-peluk kayak gini lagi."

"Jangan nyalahin gue dong, salahin aja tuh orang-orang rumah yang ga ikhlas ditinggal princess. Padahal gue pengen berduaan sama pangeran."

Enteng, enteng sekali tiar berucap. Tidak sadarkah tiar bahwa wajah dan telinga jefri sudah memerah.

"Pokoknya malam ini tidur sama gue"

"Iya sayang, iya"

Gw yg baper anj:(

Jefri jadi gemas, ia melayangkan ciuman kupu-kupu di wajah ayu tiar. Si gadis terkekeh geli, lalu menyembunyikan wajahnya di dada jefri.
.
.

Hujan seakan tak mau berhenti, membuat jefri mau tak mau harus menerobos hujan. Jika tidak, mereka akan sampai di apartemen pada malam hari. Jangan kelamaan, jefri kan sudah tidak sabar pengen peluk-peluk tiar lagi sambil rebahan.

Sial, sampai di kota, cuacanya cerah seakan mengejek mobil jefri yang terdapat bulir air hujan. Ah, masa bodo. Yang terpenting sekarang mereka harus cepat-cepat sampai di apart.

Melewati gedung bupati, mata tiar menangkap danik yang sedang lari sore sambil tertawa renyah. Ia tidak sendiri, ada teman-temannya yang lain dan juga, teman sekelas tiar dan jefri.

Tiar kembali tersenyum, hatinya menghangat melihat tawa danik. Tidak bisa dipungkiri, tiar juga merindukan mantannya itu.

Untung saja jefri tidak menyadari senyuman tiar. Jika tidak, ia pasti sudah merajuk manja setelah ini.
.
.

Sudah pukul 9 malam. Setelah sholat tarawih dan makan malam, keduanya kini berada di satu selimut yang sama. Tiar benar-benar tidur dengan jefri malam ini.

Tidur, dalam artian yang sebenarnya. Meskipun posisi keduanya sedang berpelukan.


_TBC_

Friend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang