—
Masih di malam yang sama. Aku sama sekali tidak berniat untuk tertidur karena merasa tidak nyaman akan presensi Aerra yang saat ini sudah tertidur berbaring di sofa hitam itu sejak satu jam yang lalu—menganggap bahwa kehadiranku seperti tidak menjadi masalah besar baginya.
Namun, lain halnya dengan diriku sendiri yang benar-benar merasa begitu risih karena sudah terbiasa tinggal dalam kesendirian.
Wanita itu mungkin memang butuh istirahat agar perutnya tidak kembali sakit, sehingga tidak terlalu memperdulikan keadaan sekitar yang tentu masih terasa begitu asing untuknya.
Aku menghembuskan nafas, menyandarkan punggungku pada sandaran sofa seraya melipat tangan di depan dada. Jam masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Aku sangat yakin bahwa diluar sana masih begitu gelap. Tetapi, aku sungguh tidak bisa memejamkan mata barang sejenak, sebab terlalu banyak imajinasi-imajinasi yang menghampiri pikiranku saat ini.
Aku memang sempat meminjamkan ponselku pada Aerra, menyuruhnya untuk menghubungi orang terdekatnya, walaupun aku melakukan itu semua dengan keterpaksaan. Menjadi orang baik tidak semudah yang dikira.
Sementara dia tengah menghubungi seseorang, aku berpura-pura menyibukkan diri seraya menguping pembicaraannya. Awalnya kepalaku terasa begitu panas disaat Aerra menyebut nama Kim Taehyung, tetapi aku benar-benar harus mengontrol diri dan hanya bisa tersenyum sinis didalam hati.
Ah, ternyata dia menghubungi Kim Taehyung?! Baiklah, mendapati bahwa hingga sampai saat ini aku kesulitan mendapatkan nomor pria itu, tetapi keajaiban datang begitu saja, sehingga aku tidak perlu repot-repot untuk mencari nomor ponsel priaku. Seketika pikiran untuk menghubunginya dimalam hari terdengar begitu menarik.
Aerra berbicara pada Kim Taehyung bahwasanya dia tengah berada di flat seseorang yang sudah berbaik hati mau menolongnya.
Mendengar hal itu tentu saja membuatku mendengus didalam hati.
Aerra benar-benar menceritakan kejadian yang menimpanya pada Kim Taehyung yang mengartikan bahwa priaku ternyata juga sudah mengetahui penyakit wanita jalang itu—Hanya saja mulutku rasanya gatal sekali jika tidak mengatainya Jalang, sungguh.
Aerra tiba-tiba bertanya tentang alamat lengkap flat tempat aku tinggal dan tentu dengan tidak ikhlas aku menjawab seraya menuai senyum palsu.
Namun, setelah Aerra berhasil memberitahu alamatku pada Kim Taehyung, wanita jalang tersebut kontan menyerukan kalimat penolakan ketika mungkin priaku ingin menjemputnya disaat itu juga. Aerra berkata bahwa Taehyung bisa menjemputnya saat pagi hari sudah tiba.
Tetapi, alisku seketika menukik begitu kalimat terakhirnya terucap sebelum benar-benar mengakhiri sambungan."Jika aku tidak ada disaat kau datang, itu berarti aku sudah pulang kerumah. Jangan terlalu mengkhawatirkanku. Aku baik-baik saja."
Aku kembali berpura-pura fokus pada kegiatanku disaat Aerra sudah mengakhiri sambungan teleponnya.
Dia tersenyum segan seraya melontarkan ucapan terimakasih. Namun, aku hanya bisa menanggapinya dengan anggukan kecil.
Lantas aku segera membawa diriku menuju dapur setelah Aerra kembali menyerahkan ponsel padaku. Rasa penasaran benar-benar mendominasiku saat ini. Mungkin aku harus mengganti nomor untuk bisa menghubungi Taehyung karena memang tidak mungkin aku menggunakan nomor ponsel yang ini, sebab Taehyung pasti akan merasa tidak asing.
Tetapi, aku hanya bisa memainkan lidah didalam mulut begitu tidak mendapati nomor baru di ponselku. Sialan. Aku berpikir bahwa Aerra pasti langsung menghapus nomor Taehyung. Harapanku hampir pupus begitu saja mendapati hal tersebut.
Aku akui bahwa wanita itu bukan hanya angkuh, dia ternyata juga licik, sehingga membuatku berusaha untuk tidak meledakkan amarah.
Well, tidak ada nomor Taehyung. Tidak masalah. Perasaan benciku pada Aerra sontak kembali muncul begitu saja.
Sudut bibirku lekas tertarik, menampilkan senyum sinis yang terlihat begitu mematikan.
Mataku menyorot tajam pada Aerra yang masih tertidur. Aku hanya berpikir bahwa aku bisa melakukan caraku sendiri untuk bisa berdekatan dengan priaku, milikku. Itu semua pasti akan aku dapatkan setelah aku benar-benar berhasil melenyapkan wanita jalang itu.
"Aku tidak akan langsung membunuhmu begitu saja, Aerra. Akan aku pastikan hatimu benar-benar hancur saat mendapati Kim Taehyung sudah menjadi milikku."
[]
....
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMNESS [M]✓
Mystery / ThrillerMature Content!!! 🔞 'Sebuah Jiwa yang terkurung dalam kegelapan.' Fanfiction Short Story Start : 20 Maret 2020 Fin : 25 April 2020 ©YuiCha12