—
Pukul 05.24am, sejatinya kebanyakan orang pasti masih bergelung dengan selimut mereka. Tetapi, lain halnya dengan diriku yang baru saja menyelesaikan kegiatan yang menurutku sangat melelahkan.
Aku sedikit tidak yakin, karena aku benar-benar tidak sanggup jika harus membopong tubuh Aerra, sehingga akhirnya aku memutuskan untuk menyeretnya begitu saja.
Untuk sementara, aku hanya bisa meletakkan Aerra dikamarku. Wanita itu masih tidak sadarkan diri, sebab obat bius yang dengan susah payah aku dapatkan itu pasti masih bereaksi pada tubuhnya.
Aku lantas menuai senyum Asimetris, menyandarkan punggungku pada sandaran sofa seraya menghela nafas panjang. Tanganku lekas menyeka keringat yang berada di kening sebelum berakhir menuai tawa dengan kerasnya.
Rasanya senang sekali, sungguh. Bahagia bisa memperlakukan seseorang dengan sesuka hati. Benar-benar merasa sangat bebas, seolah memiliki euforia tersendiri.
"Baiklah, Aerra, untuk saat ini, kau puas-puaskan saja berbaring diranjang kamarku sebelum akhirnya kau berbaring di tanah untuk selama-lamanya."Aku kontan tertawa mendengar kalimatku sendiri.
Well, aku memutuskan untuk segera membersihkan diriku dan bersiap-siap. Karena aku begitu yakin bahwa Kim Taehyung, priaku, kesayanganku, cintaku, milikku, pasti akan datang mengunjungi rumahku. Ah, senang sekali rasanya bisa menyambut priaku untuk pertama kalinya.
....
Aku sudah selesai dengan penampilanku seperti biasanya. Manik ku lekas menyorot kearah Aerra yang masih terbaring lemah di ranjang dari cermin dihadapanku. Sudut bibirku tertarik untuk kemudian memunculkan senyum manis. Manis sekali.
"Kau tahu, Aerra, selicik-liciknya dirimu, aku bahkan jauh lebih licik. Permainan baru saja dimulai dan kita lihat saja—siapa yang akan menjadi pemenangnya?."
Aku bisa mendengar ada yang mengetuk pintu flatku. Jantungku seketika berdegup kencang sekali, ingin berteriak saja rasanya.
Mataku tidak sengaja menyorot pada jam digital diatas nakas, sedikit mengernyit lantaran waktu masih menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Aku sontak mendengus karena berpikir bahwa Taehyung begitu mengkhawatirkan Aerra sehingga kesabarannya mencuat begitu saja dan berakhir bertamu di jam yang bisa dikatakan masih terlalu pagi.
Tidak masalah. Aku tidak membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkan diri dihadapan priaku, karena sungguh, ingin sekali aku mengatakan pada Taehyung secara langsung bahwa aku begitu mencintainya dan akan memaksanya untuk juga mencintaiku. Ya, hanya mencintaiku. Tidak boleh ada yang lain. Karena aku pasti akan langsung melenyapkan sesuatu yang berusaha mengganggu kesenanganku.
Sekali lagi, aku kembali menuai senyum manis yang terkesan dibuat-buat. Hingga setelahnya memilih untuk segera keluar dan mengunci pintu kamar.
Pintu flat kembali diketuk yang sontak membuatku mempercepat langkah. Tanganku dengan cekatan membuka kunci dan langsung menyingkirkan daun pintu yang menghalangi pandanganku.
Aku bisa merasakan nafasku sedikit tercekat dengan tubuh yang seketika membeku sesaat.
"Ah, ya, maaf mengganggu. Aku kesini hanya ingin—"
"Menjemput Aerra?!"selaku yang lantas membuat Taehyung—iya, Kim Taehyung—menghentikan kalimatnya begitu saja.
Sungguh, bahkan jarak kami sekitar dua meter, tetapi aku bisa mencium aroma parfumnya yang terasa memabukkan. Kim Taehyung, priaku, dia terlihat begitu tampan dengan pakaian kasual yang dikenakannya. Rambut panjang ikalnya membuatku tanpa sadar menahan nafas selama beberapa detik. Pikiran liar tiba-tiba saja menggerogoti kepalaku.
"Iya. Apakah Aerra ada didalam?"tanya Taehyung seraya menampilkan senyum sopan nya.
Jujur saja, aku malah merasa tidak nyaman dengan sikap Taehyung yang terlalu formal seperti ini. Membuatku seketika hanya bisa tersenyum masam Didalam hati.
"Aerra? Aerra sudah pulang sejak satu jam yang lalu."dustaku dengan santainya.
Senyum ramah masih setia terpampang di wajahku. Berusaha menampilkan sikap senormal mungkin.
Aku bisa melihat Taehyung mengernyitkan keningnya mendengar Jawabanku.
"Sudah pulang?"tanyanya kembali yang hanya aku tanggapi dengan anggukan kecil.
Taehyung terdiam sesaat, seperti tengah berpikir. Namun, detik selanjutnya pria itu hanya kembali menampilkan senyum sopan.
"Oh, baiklah. Kalau begitu aku hanya bisa mengucapkan terimakasih banyak karena sudah mau menolong kekasihku. Sekali lagi, maaf karena sudah mengganggu pagi mu."
[]
....
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMNESS [M]✓
Mystery / ThrillerMature Content!!! 🔞 'Sebuah Jiwa yang terkurung dalam kegelapan.' Fanfiction Short Story Start : 20 Maret 2020 Fin : 25 April 2020 ©YuiCha12