Part 8

5.5K 440 11
                                    

Aku sedikit tidak yakin apakah ini bisa disebut Fetish? Karena perasaan menggebu selalu menghantamku disaat netraku menatap lekat pada Kim Taehyung.

Semua yang ada pada dirinya membuatku seolah begitu memuja hingga hilang akal dan berakhir mengabaikan diriku sendiri.

Aku lantas mengulum senyum setelah mempersilahkan Taehyung untuk masuk kedalam flatku. Aku terdiam sesaat guna memindai tubuh kekar itu agar menjadi memori paling menyenangkan jika diingat kala bosan tengah menghampiri.

Dengan perlahan, aku kembali menutup pintu flat rapat-rapat. Darahku benar-benar berdesir hebat mendapati fakta bahwa aku dan juga priaku hanya berdua saja diruangan ini. Menyingkirkan tentang Aerra yang tentunya saat ini tidak bisa melakukan apapun di dalam kamarku.

Aku tertawa dalam hati, memutuskan untuk menyusul Taehyung yang sudah berdiri disisi sofa ruang tamu.

"Silahkan duduk!"ujarku dengan spontan.

Taehyung hanya tersenyum kecil sebelum berakhir mendudukkan dirinya pada sofa panjang. Sementara aku masih setia berdiri disisi sofa, sama sekali tidak berniat untuk langsung duduk juga.

"Aku akan mengambilkan minuman, kuharap kau suka soda."

Aku bisa melihat Taehyung tertawa kecil mendengar kalimatku.
"Tentu, aku sangat suka soda. Tetapi, tidak perlu repot-repot."

Aku sontak menggeleng kecil.
"Tidak, tidak. Aku akan mengambilkannya. Tunggu sebentar ya!"

Taehyung lagi-lagi hanya menanggapi dengan senyum kecil. Tanpa berpikir panjang, aku segera menuju dapur guna mengambil dua gelas Coca-Cola yang aku ketahui bahwa itu adalah minuman kesukaannya.

Bohong jika aku tidak mengetahui segala hal yang bersangkutan dengan Taehyung, termasuk hal-hal kecil sekalipun seperti makanan dan juga minuman kesukaan misalnya. Karena sejatinya aku selalu memperhatikan Taehyung secara diam-diam jika dirinya sedang berada dikantin kampus— tentu dengan diriku yang berpura-pura sibuk mengerjakan tugas kuliah.

Setelah selesai menyiapkan minuman dan meletakkannya diatas nampan, aku tidak langsung kembali menuju ruang tamu, karena memang dengan tiba-tiba saja sebuah rencana buruk yang terdengar menarik muncul di dalam pikiranku.

Mungkin sedikit obat tidur bisa membuat Taehyung bertahan lebih lama didalam flatku. Tetapi, jika itu saja mungkin akan terasa sangat membosankan.

Bagaimana jika dengan obat perangsang? Bukankah itu terasa lebih menantang. Dengan begitu, mungkin akan ada kegiatan-kegiatan yang bisa membuat ku menjerit nikmat?!

Ah, membayangkannya saja membuat jantungku berdegup kencang sekali. Aku benar-benar mendamba akan sentuhan seorang Kim Taehyung ditubuhku.

Dengan secepat mungkin, aku mengambil obat perangsang yang setahuku aku memiliki barang itu karena teman satu jurusan—tidak benar-benar teman, hanya sebatas saling kenal nama—yang sedang tidak ada kegiatan sehingga berakhir berceramah didalam kelas yang Dosennya sedang tidak ada dengan memberikan solusi aneh bagi seseorang yang sedang ingin mendekati orang yang menarik perhatian mereka.

Ini bisa dikatakan bukan ajaran yang baik sama sekali, tetapi aku cukup tertarik sehingga berakhir membeli obat itu, karena menurutku rencana ini benar-benar akan sangat bermanfaat jika digunakan dalam kondisi yang tepat.

Baiklah, aku ingat bahwa aku menyimpannya disalah satu laci meja kecil yang terletak didapur flatku. Senyumku lantas mengembang setelah berhasil menggenggam obat itu.

Tidak ingin membuat Taehyung menunggu lama, aku dengan segera mencampur obat itu kedalam salah satu minuman untuk kemudian mengaduk-aduknya dengan sendok agar obatnya benar-benar tercampur rata.

Menghembuskan nafas sesaat, aku lekas meraih nampan berisi dua gelas minuman tersebut sebelum akhirnya membawa diriku kembali menuju ruang tamu.

[]

....

DIMNESS [M]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang