05_BARAIN_|Balapan|

6.4K 316 13
                                    

Sesuai janjinya kemarin, Rain sudah berada disebuah jalan yang sepi yang biasa digunakan untuk balapan liar. Sebenarnya Rain tidak ingin menunjukan sisi lain dari dirinya, tapi seseorang memaksa. Harga diri bagi Rain adalah harga mati, tidak bisa diambil alih apalagi dibeli.

Sore tadi motor honda cbr 1000 RR kesayangan gadis berkalung unicorn itu telah sampai dengan aman dirumahnya. Orang suruhan papahnya yang mengantarkan motor itu. Meski Rain sudah ditawari papahnya untuk membeli motor baru disana, namun gadis itu menolaknya tegas karena itu adalah motor kesayangannya.

Rain Sempat kesulitan memang mencari tempat ini, dan beruntungnya ada Diego yang tahu daerah sekitar. Ah, seandainya kemarin waktu berjalan lebih lambat ia akan lebih lama berbincang dengan Diego, yang tidak sengaja bertemu dicafe dekat rumah Rain. Tapi sayangnya Diego memilih mendahuluinya pulang tanpa berniat mengantarkan gadis itu pulang kerumahnya.

Semua sudah berkumpul disekitar jalan. Jauh dari kata sepi seperti biasanya, kini jalanan yang sepi di kota Bandung itu hampir dipenuhi anak Angkasa. Bukan hanya keberanian Rain menerima tantangan Trigle yang membuat mereka penasaran. Tapi sosok yang sudah duduk diatas motor kebanggaanya itu yang selalu bisa menarik perhatian warga sekolah.  Bara Prawira Angkasa.

"Anjay...... Gila gila gila, Rain asli ngajak lo balapan bro?" ucap Gio berdecak kagum memandang Rain yang duduk diatas motor besarnya.

"Kalo ngga asli ngapain kita ada disini, kampang?" sahut Satya.

"Kita disini untuk menang"

"Nah.... Ini dia, kita tinggal tunggu pulangnya doang." Alan menepuk keras bahu Reza.

"Makan-makan!"

"Rain lo yakin mau adu balap sama Bara?" tanya Lisa, teman barunya yang cerewet tapi peduli sama Rain. Terbukti dengan wajah cemas Lisa saat ini.

Rain melirik kelima orang yang ada disampingnya lebih tepatnya pada sosok yang menantangnya itu, Rain memalingkan pandanganya tepat saat manik hitam bara menatap iris coklat Rain.

"Ngga usah ya Rain, Bara tuh udah jadi rajanya jalanan lo bisa kenapa napa kalo lo ngga bisa ngimbangin dia Rain. Mereka juga paling cuma gertak lo doang kok." ucap Lisa lagi, ia benar-benar khawatir dengan teman barunya ini. Karena Rain cuma anak baru sedangkan dirinya sudah tau betul bagaimana Trigle melawan musuhnya.

"Ayolah Lis, gue juga tau kok gimana ngadepin orang-orang kayak mereka. Lo tenang aja, kalo gue kenapa napa lo tau rumah sakit deket sini kan?" ucap Rain bercanda, Rain tertawa melihat respon Lisa yang seakan gemas dengan Rain.

"Rain ngga lucu ah, sekarang lo lagi berhadapan sama Bara. Bara ngga pernah main-main Rain sama ucapanya. Dia bisa aja-" ucapan Lisa terpotong oleh suara Satria yang keras, memberi intruksi untuk mempersiapkan diri.

Rain mengenakan helm full face nya, kemudian membuka kaca helm itu dan sedikit mendekatkan wajahnya pada Lisa. "Gue yang bakal main-main sama Bara." Ucap Rain dengan gaya berbisik.

"Semuanya siap?" teriak Satria dengan toa ditanganya.

"Let's countdown"

"3........2..........1........go!"

Dengan bersamaan kedua motor itu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Untuk pertama Rain berada paling depan, dan Bara tertinggal jauh dibelakang. Mungkin ini salah satu tak tik Bara, Rain sedikit memelankan laju motornya. Tepat saat deruman motor Bara berada dekat denganya Rain melajukan kembali motornya dengan cepat.

Tanpa sadar Bara tersenyum tipis dibalik helm full face nya itu, tepat saat gadis itu melaju dengan cepat ketika Bara mengira gadis itu sedang lengah.

TRIGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang