10_BARAIN_|Kembali|

5.2K 247 8
                                    

Gerombolan lelaki berbadan tegap mengenakan jaket kulit berwarna hitam dengan logo burung rajawali yang ditengahnya bertuliskan nama Trigle yang berada dipunggungnya. Jaket kebanggaan juga ciri khas anak Trigle. Tampang yang serius yang mereka tunjukan membuat koridor yang mereka lewati beraura misterius. Beberapa siswa dan siswi yang sedang berjalan hendakk keluar sekolah sambil membawa tasnya masing-masing memilih menepi dan memberikan jalan untuk segerombolan anak Trigle itu melewatinya. Mereka tahu jika ketua Trigle itu menunjukan keseriusanya ia akan membabat habis siapapun yang ia rasa mengganggu.

Bara, sang ketua Trigle, si petarung Angkasa itu berjalan tegap paling depan dari gerombolan anggotanya menuju parkiran sekolah. Kabar kepulangan mereka dari kantor polisi langsung menyebar dengan pesat, dan membuat SMA Angkasa masih dipenuhi murid murid yang menunggu kedatangan anak Trigle yang seharusnya mereka sudah pulang saat ini.

Andi yang datang tiba-tiba kekantor polisi dan menyatakan kesaksianya membuat anak Trigle dibebaskan sedangkan anak Venos masih ditindak lanjuti. Sepulangnya mereka dari kantor polisi, kepala sekolah meminta mereka untuk berkumpul dilapangan SMA Angkasa. Dan mereka mendapatkan perintah yang membuat siapapun yang mendengarnya akan terkejut tidak percaya.

"Bar, lo harus pikirin ini mateng mateng. Keputusan lo berpengaruh besar sama kita Bar." ucap Fatur ketika mereka tiba diparkiran.

"Walaupun gue ngga peduli sama omongan mereka, tapi kita bisa buktiin kalau kita ngga seburuk yang mereka pikirin." Sahut Satya. Semua terdiam menunggu balasan dari Bara.

Bara menaiki motornya, lalu cowok itu menoleh. "Gue ngga yakin. Kita rapatin ini dimarkas." ucap Bara lalu mereka menaiki motornya masing-masing.

"Bara!"

Helm yang ingin ia kenakan kembali ia taro diatas tengki motornya setelah mengetahui siapa yang memanggilnya.

"Gue tau lo pasti marah sama gue. Tapi gue minta maaf Bar, gue emang pengecut, gue emang egois. Gue cuma takut anak Venos bakal muter balikin fakta dan gue bakal dipenjara. Gue tau gue salah, gue ngga bertanggung jawab sama masalah gue dan ngebuat Trigle jadi kacau sekarang." jelas Andi dihadapan Bara juga anggita Trigle yang lain. Terlihat jelas wajah penyesalan Andi. Dan rasa bersalah yang masih menyelimutinya.

"Trigle ngga kenal kata kabur dari masalah" sarkas Alan.

Gio berdecak, "Untung gue ngga jadi ngejomblo dipenjara. Kalau iya, gue gibeng abis lo nanti." sahut Gio.

"Lo mau dimanapun juga tetep aja jomblo." Seru Fatur yang langsung mendapati dukungan dari Satya dan Alan.

"Idih sirik aja lu! Gini gini juga masih ada yang nungguin! Daripada lo ngegantungin anak orang mulu" balas Gio tak kalah nyolot.

"Wah wah balas Tur!" seru Alan seraya diberi sorakan teman temanya.

"Komitmen itu lebih penting daripada status!."

"Gaskeun!"

"Ndasmu komitmen! Anak orang aja masih lo bikin nangis gaya gayaan komitmen. Hilihh!" Gio mencebikan bibirnya.

"Cakep!"

"Segitu ngga percayanya lo sama kita Ndi, sampai lo harus kabur?" pertanyaan sarkas Bara itu membuat suasana yang tadinya ramai kembali hening. Cowok itu menatap lawan bicaranya dengan datar, tapi perkataanya tak pernah main-main.

"Bukan gitu Bar, tapi anak Venos itu licik" jawab Andi.

"Wah Jen! Dia lebih takut sama Venos ketimbang kita yang masuk sel tahanan. Gue gibeng juga lo disini! Maju lo!" Kesal Gio pada Andi dan ingin menghampiri Andi namun ditahan oleh Bara-jendral panglima perang Trigle.

TRIGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang