15_BARAIN_|bersiap|

4.1K 212 12
                                    

Bara sudah berada di bascamp Abaja malam ini. Malam minggu. Jadwal mereka memburu musuhnya untuk membalaskan dendam. Wajah serius Bara kali ini menandakan cowok itu tidak akan main-main dalam bertarung nanti. Dia sudah memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk menyerang musuhnya. Setidaknya tidak sampai mati. Mereka tahu batasan. Kecuali, jika Bara lepas kendali. Dan ia sudah memikirkan resikonya, asalkan pulang masih dengan jumlah yang sama.

Puluhan motor sudah terparkir disana. Mereka menepati perintah ketuanya itu untuk datang sebelum jam 9, bahkan ada yang sampai rela mengorbankan rencana ngedate nya bersama pasangannya. Contohnya Fatur, ia harus rela menunda acara ngedate nya bersama Gea. Itulah mereka, menepis segala ego masing-masing untuk keutuhan rumah mereka. Trigle. Meskipun Bara akan mengizinkan jika urusan mereka benar benar penting.

"Nape lo Tur? Muka lo asem bener dah udah kayak keteknya Satya." Tanya Gio, membuat Satya mendelik.

"Kapan lo nyobain ketek gue njir!" sela Satya.

"Heh! Ketek lo itu kecutnya udah kecium sampe planet pluto, apalagi jarak segini. Untung hidung gue ciptaan Allah, coba kalo bikinan China udah kisut nih hidung," Balas Gio, lalu menggigit tusuk gigi yang terus ia mainkan dimulutnya.

"Yeeuu.... Bangsul! Jigong lo lebih bau anjir!"

"Gagal bucin lagi lo?" Alan mengahampiri Fatur dan duduk disampingnya seraya memukul lengan Fatur.

Fatur menyisir rambutnya dengan tanganya."Gea marah sama gue. " jawab Fatur tak bersemangat.

"Yaelah biasanya juga lo kasih coklat dia baek lagi. Jangan terlalu dipikirin lahh." Ujar Alan.

"Kali ini beda Lan. Gue ngga bisa liat Gea nangis." sergah Fatur, nadanya terdengar frustasi kali ini.

"Dengerin bro! Gue udah berkali kali bilang ini sama lo. Yang Gea pengen itu kepastian dari lo. Kalo lo mau jadiin dia pacar ya pacarin langsung. Kalo kalian udah ada komitmen ya tinggal jalanin aja. Enjoy sambil ngopi. Iya ngga?" Ujar Gio meminta pendapat orang orang yang ada disana.

"YOIII!"

Fatur terdiam, teringat kejadian sebelum ia datang ketempat itu. Fatur terpaksa memulangkan Gea lagi padahal mereka sudah memesan makanan yang harusnya mereka menikmati makananya bersama disebuah taman. Tapi, semua itu harus batal karena notif dadakan dari grup Trigle lebih tepatnya perintah dari ketuanya itu yang harus membuatnya membatalkan pesananya.

Menurutnya daripada membatalkan janjinya dengan Gea, ia lebih memilih mencari alternatif lain yang sekiranya ia bisa mengantarkan Gea pulang dengan aman sebelum ia melakukan penyerangan bersama Trigle. Tapi nyatanya ia harus mengantarkan Gea pulang dengan keadaan gadis itu menangis.

"Lo sendiri gimana Gi? Status udah temenan tapi masih perhatian. Mau jadi fakboi lo kaya Satya?" Sindir Bara tepat sasaran. Membuat semua menyoraki cowok berlesung pipi yang duduk tidak jauh dari Bara.

"Ko jadi gue sih Jen? Dia mah mendadak jadi pinter kalo nasehatin orang, tapi diri sendiri bego sama urusan cinta." timpal Satya.

"Itu mah beda Sat Jen. Udah putus bukan berarti musuhan kan? Gue kan anak baik jadi tetep jaga hubungan baik. Begitu Sat Jen." balas Gio sengaja menekan kan kata Sat dan Jen.

"Anjayy sesajen bang?!" Seru salah satu anggota Trigle itu. Dia Daniel, anggota Trigle dari kelas 11. Dia juga sekelas dengan Rain.

Anggota inti Trigle lebih sering dipanggil abang oleh anggota angkatan bawahnya. Padahal mereka tidak memintanya.

"Kalo lo ngga mau diteror sama mereka, siap siapin sajen deh lo!" ucap Gio. Membuat Daniel dan yang lainya tertawa.

"Sat lo tahu motor Gio? Kayaknya gue udah lama ngga mutilasi motor." ujar Bara santai tapi mampu membuat Gio tersentak.

TRIGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang