12_BARAIN_|hujat|

5.4K 268 14
                                    

Pukul 06.05 WIB Rain sudah bersiap, mengenakan seragam sekolah beserta tas berwarna biru dongker yang sudah menyampir dibahu gadis itu. Sengaja Rain bangun sangat pagi hari ini agar ia bisa kabur dari Bara. Ia lebih memilih menggunakan angkutan umum atau ojek online daripada harus ikut bersama Bara. Yang akan membuatnya jadi bahan gosipan satu sekolah lagi. Bukanya ia takut hanya saja ia malas mendengarkan ocehan para biang gibah akut yang akan membuat pening kepalanya.

Namun, keberuntungan rupanya tidak berpihak pada gadis itu saat ini. Sosok yang akan ia hindari, kini sudah berada didepan rumahnya, duduk dimotor kebangaan cowok itu sambil memainkan ponsel ditanganya.

Rain pikir Bara akan berangkat siangan dan terlambat masuk sekolah seperti biasanya. Tapi, kenapa dengan Bara saat ini? Oh ayolah kepala Rain mulai pening sekarang.

Mendengar derap langkah yang mendekatinya, Bara menoleh. "Udah?"

Bukannya menjawab, Rain malah memukul lengan Bara kasar, "Dari jam berapa lo disini?! Bar gue tuh ngga bisa berangkat sepagi ini, masih ngantuk tau."

Bara mengamati Rain dengan sebelah alisnya yang terangkat, "Masih ngantuk tapi udah rapih?"

Ah, gadis itu memang suka tidak lihat situasi dan kondisi saat berbohong.

"Gue cuma siap-siap aja. Lagian gue mau tidur lagi, ini masih pagi banget. Kalo gue bangun kesiangan yang penting gue udah siap." Rain memalingkan pandanganya kearah lain. Merasa jengah terus ditatap datar oleh Bara.

"Kebo. Kalo mau kabur bilang aja. Cepet naik."

"Ngga," Rain meletakan kedua tanganya didepan dada. Dan langsung diberi tatapan tajam dari Bara. 

Tatapan tajam seorang Bara yang banyak ditakuti siapapun yang melihatnya, tidak membuat sedikitpun rasa takut pada gadis juita itu. Tapi membuat terlintas dipikiran Rain untuk menjahili cowok itu.

"Iya iya, tapi bersihin dulu tuh iler lo." 

Bara spontan memutar kaca spionya agar menghadap kearahnya. Mengusap daerah bibirnya yang sama sekali tidak ada noda apalagi iler.

Bersamaan dengan Bara yang terkejut, Rain tertawa lepas melihat tingkah Bara yang lucu menurut gadis itu. Dan sebelum Bara mengamuk padanya, Rain segera menaiki motor besar Bara sambil terus tertawa.

Bara memandang gadis itu dari kaca spionya. Bara kesal bukan main pada cewek diboncenganya itu saat ini. Mungkin baru kali ini ada cewek yang berani menyentil gengsi Bara yang selangit dan menertawakanya. Jika ia tidak ingat kalau Rain ikut andil dalam membebaskan geng Trigle dari kantor polisi mungkin gadis itu sudah ia buat nangis karena ia bisa tak pandang bulu jika sudah marah.

Rain masih berusaha menahan tawanya, namun tetap tidak bisa karena melihat ekspresi kesal Bara yang membuatnya tidak bisa berhenti tertawa. Sampai suara bi Rumi menghentikan tawa gadis itu.

"RAIN NGGA JADI BERANGKAT PAKAI MOTOR?" Bi Rumi berteriak dari ambang pintu sambil menunjukan kunci motor Rain.

Mendengar itu Rain langsung melirik Bara dengan sinis lewat kaca spion, "Maksud lo apa?! Hah?! Lo bohongin gue?! Bara!" Rain memukul punggung Bara sedikit keras membuat Bara meringis. Kesal karena Bara sudah membohonginya, dan menyesal karena tidak bertanya lebih dulu pada bibi.

Cowok itu tak memperdulikan Rain yang terus berteriak dan memukul punggungnya. Bara memakai helm hitam full face nya kemudian menyalakan mesin motornya.

Merasakan tangan Rain tak lagi memukul dan tak lagi berteriak, Bara menoleh kebelakang. Mendapati gadis itu akan turun dari motornya, spontan Bara menarik tangan Rain membuat Rain kembali terduduk.

TRIGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang