03_BARAIN_|Tak Sesuai Harapan|

6.9K 358 4
                                    

"Cewek ngga seharusnya berjuang sendirian."
_Bara Prawira Angkasa_

...

Cewek berkalung unicorn itu meneguk ludahnya susah payah, kala ia melihat sesosok yang selama ini ia cari, yang sekarang menjadi alasan utama Rain pindah sekolah.

Rain hanya tertegun ditengah koridor kelas 12. Melihat seorang cowok tegap, dengan wajahnya yang tegas namun teduh dipandang, ia berdiri tak jauh dari tempat Rain berdiri. Cowok yang sangat Rain rindukan tawanya, senyumnya, marahnya, sikapnya, semuanya Rain rindukan dari cowok bermata hazel yang kini sedang tertawa dengan teman temanya didepan kelas 12 IPA 1.

"Rain!!" teriak Lisa tepat ditelinga Rain.

"Gue ngga budeg kali" kata Rain sambil memegangi telinganya yang terasa berdengung.

"sepuluh kali gue manggil lo Rain, ya ampun turunan siapa sih lo?" Lisa menepuk keningnya pelan lantas menggelengkan kepalanya. Lalu dibalas cengiran dari Rain.

"Lo nyari siapa sih Rain?" tanya Nanda, cewek berponi yang kini menjadi teman baru Rain.

"Gue malu anjir diliatin kakak kelas" pekik Gea, cewek bermata sipit yang sedang celingukan memandangi orang orang yang ada dikoridor ini. Lebih tepatnya kakak kakak kelas yang memandangi mereka tak suka.

Rain hanya menatap lurus, tapi itulah jawaban Rain. Dia, Diego Agara yang sedang Rain cari.

"Jangan bilang lo nyari kak Diego?" Tanya Gea menyelidik, saat ia mengikuti arah pandang Rain.

3 pasang mata itu menatap penasaran pada Rain, karena mereka dibuat bingung jika Rain menjawab iya, maka darimana kenalnya Rain dengan Diego. Si ketua OSIS galak blasteran indo-spanyol itu.

Rain mengangguk mengiyakan. Lalu dibalas tatapan terkejut teman temanya.

"Kak Diego!" Seru Rain sambil melambaikan tanganya.

Bukan hanya Diego yang menoleh, namun semua orang yang sedang berlalu lalang pun ikut menoleh pada Rain. Untung koridor sekarang sudah lumayan sepi, karena setengah jam yang lalu bel pulang sekolah sudah dibunyikan.

"Hai kak" sapa Rain pada Diego, hanya Diego tidak dengan kedua teman Diego.

Diego menunjukan senyumnya, menatap lekat gadis berambut panjang itu. Entah tatapan itu tak bisa Rain artikan, namun ia rindu senyum itu.

"Pintar ya sekarang, berani menguntitku sampai sini hmm." ucap Diego lembut sambil mengacak puncak kepala Rain.

Ketiga teman Rain serta kedua teman Diego seakan di aba-abai untuk membelalakan matanya bersamaan, karena melihat reaksi Diego dengan Rain yang begitu lembut dan perlakuan Diego yang begitu manis. Karena notaben cowok blasteran spanyol itu, terkenal tegas, dan berwibawa.

Rain menunjukan deratan gigi putih bersihnya itu, sambil membenarkan tatanan rambutnya.

"Kenapa ngga bilang mau pindah kesini?" Diego menarik kecil hidung Rain sehingga membuat Rain meringis, padahal tidak sakit sama sekali.

Satu hal yang sering dilakukan cowok itu saat gadisnya salah, waktu itu. Dan sekarang ia mendapatkan lagi dia yang tak pernah berubah, dan tak pernah pula Rain lupakan.

"Rain kan mau ngasih kejutan" Ucap Rain dengan semangat.

"Iya iya, Rain berhasil. Tapi ngga harus sampe pindah sekolah kan?" ujar Diego, sambil terkekeh melihat ekspresi Rain yang mengerucutkan bibirnya.

"Cewek ngga seharusnya berjuang sendirian."

Kalimat itu lantang disuarakan oleh seseorang yang muncul dari arah belakang Rain. Membuat Rain menoleh kebelakang, dan sekarang seseorang itu sudah berada disamping Rain bersama ke empat temanya.

"Maksud lo apa?" tanya Rain, dengan wajah kesalnya.

"Tanya aja sama cowok lo" jawab Bara

Rain melirik Diego, ada harapan yang Rain inginkan. Matanya seakan terus berbinar menunggu jawaban Diego.

"Rain, gue duluan yah mau ada rapat OSIS. Hati-hati yah. " lagi Diego mengacak puncak kepala Rain.

Rasanya beda, yang ia harapkan selama ini apa hanya omong kosong?.

"Gi lo pernah denger lagu cinta bertepuk sebelah tangan ngga?" tanya Satya lantang, sehingga membuyarkan pikiran Rain.

"Gasanggup gue dengernya Sat" Dengan lebaynya Gio berlagak menangis, dan memegang dadanya mendramatiskan suasana.

Rain menyipitkan matanya lalu mendengus kasar, "Permisi. Kak" ucap Rain sambil menekan kata Kak, dan hendak pergi meninggalkan Bara.

"Mau kabur dari perjanjian mba nya?" ujar Bara, sukses menghentikan langkah Rain dan teman-temanya.

Rain berbalik, "Gue ngga bilang sekarang, mas nya" balas Rain lalu pergi meninggalkan kelima anggota Trigle itu.

TRIGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang