07_BARAIN_|serangan|

5.9K 281 6
                                    

Rain tidak tahu harus kemana sekarang. Kembali kekantin akan menjadi pusat perhatian nanti karena Rain tiba-tiba datang sambil menangis. Ketoilet lagi dikira hantu nangis. Rain ingat disekolah ini memiliki rooftop, akhirnya ia mencoba pergi kesana sendiri-Rain butuh sendiri.

Yang Rain harap rooftopnya sepi dan Rain bisa keluarin emosi Rain disana. Tapi ternyata sesampainya dirooftop ia malah mendapati tongkrongan anak Trigle-menyebalkan. Bukanya sepi malah ramai seperti kantin, ada sekitar 15 orang disana. Mungkin akan seperti pasar kalau semua anak Trigle berkumpul lengkap. Rain segera mengusap air matanya tepat saat matanya bertemu dengan iris mata tajam milik Bara.

"Lo tetap disini. Kita yang turun" ucap Bara ketika Rain hendak pergi dari tempat itu. Titah Bara itu seakan mutlak, semua anak Trigle meninggalkan tempat itu meski beberapa diantaranya sedang makan, tapi mereka malah pergi dan membawa makananya.

"Ngga perlu" cegah Rain sebelum anak Trigle menuruti titah Bara.

"Gue ngga mau nanya lo kenapa. Lo kesini cuma mau sendiri bukan."

"Temen macam apa yang tega ngusir temenya?"

"Bukanya lo alasan gue ngusir temen-temen gue?"

Telak Rain ia tidak bisa berkata apa-apa lagi untuk melawan sosok menyebalkan yang sedang menatapnya dengan ekspresi datarnya saat ini.

"cabut"

Kali ini Rain tidak mencegahnya, memang sekarang ia butuh ketenangan. Tapi bukan berarti dia harus mengganggu ketenangan orang lain bukan? Bara memang suka seenaknya dan menyebalkan.

"Gue mau lo disini Bar" ucap Rain pelan saat Bara melewatinya. Jelas Bara mendengarnya. Suara gadis itu lirih.

Bara berhenti tepat disamping Rain saat gadis itu memintanya tetap tinggal. Ia mungkin tidak mengerti apa yang dirasakan gadis itu, tapi dengan kedatangan gadis itu ketempat seperti ini sambil menangis bukankan dia butuh ketenangan?.

"Ternyata lo bener Bar. Gue emang lugu dan sok tau."

Iris coklat Rain yang selalu menatap nyalang Bara kini menatap dirinya sendu. Gadis yang selalu nyolot dan konyol itu entah kenapa bisa menangis seperti ini dan tiba-tiba meminta Bara menemaninya, yang notabenya Rain selalu berdebat denganya. Sebenarnya ada apa dengan gadis ini?

"Gue pikir pertemanan lama itu bisa buat kita saling percaya satu sama lain. Tapi ternyata kehadiran sosok baru bisa merubah semuanya." Kata Senja sambil berjalan melihat keadaan dibawah dari atas.

Bara mengikuti langkah kecil Rain, dan berdiri tepat disamping gadis itu. Memandang gadis itu dari samping terlihat jelas sisa air matanya.

"Lo ngga mau nangis lagi?" tanya Bara, ia mengikuti arah pandang Rain. Menatap kedepan ditemani semilir angin yang mengibaskan rambut Rain yang tersurai.

"Gue ngga suka nangis"

Bara mengerutkan dahinya. Terus yang tadi apa?

"Gue bilang ngga suka bukan ngga nangis" Jelas Rain.

"Bukanya hujan itu sering nangis?" celetuk Bara, membuat Rain menoleh padanya.

"Gue paling ngga suka kalo gue dikaitkan dengan arti nama gue." sergah Rain.

Akhirnya gadis itu kembali menatapnya tajam, tidak lagi sendu seperti tadi. Entah kenapa Bara tidak suka melihat tatapan sendu dari gadis dihadapanya ini. Kini Bara menghadap gadis itu sepenuhnya.

"Lo memang bukan layaknya hujan. Tapi sikap lo itu seperti rintik hujan yang berani menjatuhkan dirinya dari ketinggian."

Mendengar itu Rain menghadap Bara sepenuhnya, tatapan Bara tak terbaca. Entah kenapa rasanya ia lebih tenang sekarang. Memandang Bara dari dekat tanpa emosi seperti ini, mampu membuat laju jantungnya tak beraturan. Sampai akhirnya suara notifikasi berbunyi.

TRIGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang