"Chill..Chill lo gak papa kan? Lo gak ada yang sakit kan?" Baru saja mata Chila terbuka sudah dihujani beberapa pertanyaan dari Seli. Bagaimana tidak Seli sangat khawatir pada temannya ini, ia pingsan selama beberap jam.
"Chil lo gak papa? Mau gw anter pulang aja sekarang?" Pertanyaan itu pun disusul oleh Angga.
"Nggak gw gak papa kok, cuman pusing dikit aja" Chila menjawab pertanyaan yang sedari tadi membuat Seli khawatir.
"Ah iya Alfaro gimana? Ryan? Mereka gak papa kan?" Chila pun bertanya pada Seli.
"Iya mereka gak papa sekarang lagi ada di ruang BK" jelas Seli.
Brakk
Pintu UKS yang semula tertutup tiba-tiba terbuka dengan kerasnya, terdapat sosok yang Chila kenal, mungkin tak ingin ia kenal lagi.
"Chil lo gak papa kan? Lo gak ada yang luka kan Chil? Sorry gw udah bikin lo kayak gini Chill" tutur Alfaro mendekati Chila, ia raih tangan Chila erat-erat.
"Gw gak papa kak" sembari melepas genggaman Alfaro.
"Kak gw mau istirahat kalian semua keluar aja ya? Biarin gw sendiri" pinta Chila, ia berharap Angga dan Seli mengerti bukannya ia ingin mengusir mereka, Chila hanya ingin Alfaro pergi dari hadapannya saat ini.
Namun seperti nya Alfaro tak mengindahkan permintaan Chila.
"Woi lo denger gak apa yang Chila bilang, dia pengen sendiri" Angga akhirnya angkat bicara.
Angga pun menyeret Alfaro dengan paksa, tidak sudi di seret kasar seperti itu Alfaro akhirnya melepaskan tangan Angga yang menarik pundaknya, ia pun pergi tanpa sepatah kata pun.
Angga dan Seli juga meninggalkan Chila, membiarkan dirinya beristirahat.
Tak lama Chila tertidur. Beberapa jam ia tertidur, ia terbangun, merasakan tangannya hangat, seperti ada yang memegangi tangan nya.
"Ry..Ryaan?" Chila yang terkejud melihat Ryan berada di samping ranjang nya, tertidur pulas memegangi tangannya, sangat damai mengingat Ryan adalah orang yang sangat menyebalkan.
Dia tuh sebenernya kenapa si? Kadang nyebelin kadang perhatian..? Aa..arrgh enggak...enggak gak boleh!!
Entah apa yang sedang di pikirkan Chila, akhirnya ia memilih membangunkan Ryan walaupun ia merasa sedikit tidak enak karna membangunkannya.
"Ryan..Ryan...bangun" Chila mengguncang kan bahu Ryan dengan lembut, berharap Ryan bangun. Ia juga menampar pelan pipi Ryan.
"Ry.." Chila mendadak gugup belum ia tuntaskan membangunkan Ryan, Ryan lebih dulu memegang tangan Chila saat memegangi pipinya.
Beberapa detik mereka saling bertatapan. Chila membeku, Ryan melihat nya dengan intens tak ada celah untuk berpaling kan mukanya.
"Gw udah bangun kok" kata Ryan memecahkan keheningan.
"A..ah ya, baguss tangan gw cape lu tindihin gitu" elak Chila berusaha menenangkan dirinya.
"Lo gak papa kan?" Tanya Ryan
"Iya gw gak papa kok, gw strong kok orang nya eheh" Chila membalasnya dengan candaan, ia tak ingin canggung seperti ini.
"Heleh lu waktu itu juga pingsan gara-gara kelempar bola basket kan? Kayak nya kepala lo itu lemah banget ya" ejek Ryan yang didapat pukulan dari Chila.
"Enak aja, lagian kan waktu itu elo ngelempar bola keras banget, kalo orang lain mungkin udah masuk UGD" elak Chila dengan sedikit dilebihkan.
"Ahaha serah lo aja deh" Ryan pun mengalah, mereka menghabiskan waktu itu dengan cerita dan tawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be LOST
Teen Fiction"Tuhan kenapa kau membiarkan nya pergi, ketika aku sadar dia sangat berarti" Kita tahu bahwa kita akan kehilangan seseorang dalam kehidupan ini, namun kita juga tau bahwa penyesalan selalu berada di akhir.