17 Juli 2017
Kehidupan baru, dunia baru. Inilah yang harus di hadapi oleh semua murid baru SMA Bhakti Mulya, Bogor. Dalam acara Penerimaan Siswa Baru masa bakti 2017/2018 ini di hadiri oleh seluruh siswa/siswi kelas X di lapangan basket untuk melakukan upacara penerimaan peserta didik baru.
Pagi ini Chila merasa sangat bahagia, menurutnya ini adalah hari pertama yang sangat baik. Ia berangkat sangat pagi bahkan sekolah pun masih sangat sepi di dalamnya. Menurutnya ini adalah pagi yang sangat berharga baginya, karena hari ini adalah hari penerimaan peserta didik baru. Ya, dia adalah siswi kelas X di SMA Bhakti Mulya ini.
Sebelumnya ia pergi menuju kantin, karena berangkat pagi sekali, membuat nya tidak sempat sarapan.
"Hai Chil lo udah dateng? Tumben banget lo pagi gini udah di sekolah" Ejek Pricil.
Pricil adalah teman SMP nya, dia dan Pricil sangat dekat bahkan Chila akan melakukan apapun untuk Pricil.
"Heii, dari dulu juga gw always berangkat pagi kali" balas Chila, merasa tidak terima di ejek oleh Pricil.
"Pagi?? Mimpi mulu lu, dari jaman SMP juga lo selalu di hukum kan? Ahahahah"
"Ihh nyebelin lo"
Hal itu lah yang selalu di lakukan oleh dua orang karib itu, mereka selalu seperti itu, membuat orang yang melihatnya merasa iri karna kedekatan mereka.
.
06.45
"PERHATIAN! UNTUK SELURUH PESERTA DIDIK BARU HARAP BERKUMPUL DI LAPANGAN DALAM 5 MENIT!" Teriak seorang osis yang sangat terkenal. Alfaro.
Duh gimana nih gw belum kenal sama semua yang disini, apalagi gw sama Pricil kepisah gini. Batin Chila.
Ya mereka terpisah, karena mereka tidak satu gugus, ini dipilih secara acak oleh anggota osis, bertujuan agar siswa dan siswi saling mengenal satu sama lainnya.
Namun hal ini membuat Chila takut, karna dia tidak mengenal siapapun saat itu.
Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan ke lapangan sendirian, menuju koridor terlebih dahulu, kemudian menuju anak tangga, karena kelas nya yang berada di atas.
Duh ga bisa apa santai gitu jalannya, pada grasak grusuk banget sih. Omel nya dalam hati. Bagaimana tidak semua nya bergegas saling dorong mendorong untuk mendahului, sebelum waktu habis.
Chila merasa harus cepat turun dalam waktu 5 menit, belum lagi ia harus menemukan barisan se-gugus nya, dan ia belum mengenal satu pun teman satu gugus nya, itu membuat nya kesulitan dalam mencari barisan.
Selama mencari barisan nya, Chila merasa kebingungan, kerap kali ia berjalan dari ujung ke ujung, namun tak menemukan wajah yang ia kenal di kelas nya.
"Hei, permisi lo gugus berapa? Keliatannya bingung gitu?"
Seperti ada yang mencolek pundak nya, membuat Chila menoleh kebelakang.
Dilihat nya perempuan manis, kurus, tinggi, dan putih, dengan pakaian abu-abu putih yang sangat rapih.
"Ah...iya gw gugus 11, tapi gw gak apal temen gugus gw jadi gw gak tau harus baris di mana"
"Ohh kalo gitu lo ikut gw aja, kebetulan gw gugus 12, pasti barisan lo sebelahan sama barisan gugus gw" ajak seorang perempuan manis itu.
"Wahh...makasih ya" balas Chila yang merasa terselamatkan, karena dia tidak tahu lagi harus bagaimana.
.
Huft akhir nya gw masuk barisan juga, coba kalo nggak auto gw kena hukum.
Upacara berjalan lancar, mirip dengan upacara hari senin pada umum nya, hanya saja di tambah dengan acara penerimaan peserta didik baru yang di wakilkan oleh perwakilan kelas X.
"BUBAR JALAN!"
Akhirnya upacara kelar juga, pengen ngantin ah laper.
Selama Chila menuju kantin, ternyata ada sepasang mata yang selalu memperhatikannya, namun Chila seorang yang tidak peka akan hal seperti itu.
Sampailah Chila di kantin belakang sekolah, yang jarang di jamah oleh siswa lainnya, karena tempat nya yang berada di belakang, dan sangat jauh dari depan sekolah. Namun Chila memang tipe orang yang lebih suka kesendirian, dia lebih suka tempat yang sepi. Menurutnya itu sangat membuat nya merasa tenang.
"Ibu, aku beli mie ya bu, makan disini aja" pinta Chila kepada ibu Siti. Yang di ketahui pemilik kantin tersebut.
Kemudian Chila memutuskan duduk di bangku dan meja panjang kosong, hanya ada beberapa orang saja di sana.
Beberapa menit pesanan Chila datang.
"Ini neng mie nya, sama ini ibu buatin teh nya" dengan membawa nampan berisikan mie dan teh pesanan Chila.
"Oh makasih bu" balas nya dengan lembut, tak lupa dengan senyuman yang hangat ia berikan.
Seketika hening, yang terdengar hanya benturan sendok dan piring yang saling berdesekan.
Selesai makan, ia kembali ke kelas nya, tak lupa ia membayar pesanan nya tadi. Merasa akan segera masuk ia bergegas menuju kelasnya, beberapa kali ia berlari kecil, berharap agar lebih cepat sampai di kelas, karena kelasnya jauh di depan, sedangkan dia berada di kantin paling ujung di belakang sekolah.
.
BRAK
"Hufh...hufh..hufh..permisi maaf telat" ucap Chila sambil mengatur nafas nya yang tersengal sengal, dengan badan yang membungkuk, dan tangan yang berada di lutut.
"Kenapa kamu telat?!" Tanya kakak kelas osis dengan postur tubuh tinggi body goals, memakai blazer, terlihat gagah, cantik sekali.
"Ah..itu..maaf kak tadi saya abis dari kantin belakang kak" jawab Chila, tegang sekali.
Saat ini sedang MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), ia lupa bahwa selama 3 hari kedepan ini akan berada di kelas sementara dan di dampingi oleh mentor kaka osis.
"Enak banget ya lo tinggal minta maaf, ga ada disiplin nya, masuk juga lo ga bilang permisi main buka pintu aja"
"Udah lah Ta, ga usah sampe segitu nya kali" terdengar suara lelaki.
Mencoba mencari darimana asal suara itu, dan terlihat lah sosok lelaki berada di balik tubuh kaka osis perempuan nan cantik itu, yang di kenalnya, tidak..tidak.. yang di kenal seantero SMA Bhakti Mulya ini.
Ah kaka itu, kak Alfaro?
"Ngapain si lo Al, belain ni cewe, jangan liat fisik lo ya, bening dikit di bela"
"Nggak gitu, masalahnya waktu nih gak banyak Nita, udah mending dia suruh perkenalan aja deh Ta"
"Ya udah sekarang lo perkenalan, karna lo udah telat lo harus memperkenalkan diri lo di depan yang lain" Ucap kakak osis itu yang ternyata bernama Nita.
"I..iya kak"
Huft sumpah deh gw gugup banget, apalagi disini ada kak Alfaro, ah iya barusan itu kak Alfaro ngebela gw ya.
Beberapa menit Chila melamun, merasa gugup, takut, dan bahagia. Ya, karena dia juga perempuan pada umumnya, yang mengagumi Alfaro, di tambah perlakuan Alfaro yang membela Chila di depan orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be LOST
Teen Fiction"Tuhan kenapa kau membiarkan nya pergi, ketika aku sadar dia sangat berarti" Kita tahu bahwa kita akan kehilangan seseorang dalam kehidupan ini, namun kita juga tau bahwa penyesalan selalu berada di akhir.