(2) Kekecewaan

2K 257 22
                                    

Seoul

--

Aroma maskulin menggelitik indera penciuman. Terasa begitu dekat, ia risih namun membuatnya nyaman.

Selain Tuan Im, tidak ada pria manapun yang bisa membuatnya begitu tenang dalam sebuah dekapan.

Enggan mengakui. Enggan menyudahi. Tapi ia harus.

Perlahan irish matanya terbuka. Ia terkejut tapi mampu menahannya. Entah bagaimana ia bisa berakhir dalam dekapan seorang pria yang tampak asing tanpa sehelai pakaian.

"eunghh.."

Ia mengatupkan bibirnya. Pria itu mengerang saat ia mencoba melepaskan diri.

Ia bergerak meski tubuhnya terasa sakit. Noda yang ada di seprai kasur membuatnya tersadar bagaimana rasa sakit ini bisa datang.

Gorden masih tertutup rapat membuatnya tak melihat dengan jelas wajah pria yang telah merebut keperawanannya.

**

Sudah seminggu berlalu dan Yoona masih terjebak dalam lamunan bodohnya. Ia tahu ini terdengar seperti lelucon. Tapi ia tak habis pikir bagaimana dirinya bisa berakhir dengan sepupu Jessica seperti yang Louis katakan.

"Yoona."

"Yoong."

Yoona menoleh. Tuan Im datang bersama seorang pria yang selalu ia lihat sejak kecil.

"Ayah kenapa kau membawa Bogum kemari?"

"Dari mana kau belajar ketidaksopanan ini heum?"

Yoona mendesis. Ia melirik Bogum seolah menyalahkan pria itu. Tuan Im tertawa dibuatnya.

"Mengobrol lah dengan nyaman."

Tuan Im meninggalkan mereka berdua di kamar Yoona.

"Ayah bilang kau merindukan sahabat kecilmu ini. Jadi aku menyempatkan untuk datang. Apa kau senang?"

"Tidak. Sama sekali tidak senang."

Yoona mengambil bingkisan yang Bogum bawa. Cookies cokelat dari toko langganan Yoona.

Wanita itu menyantap cookies dengan senyum yang merekah bak anak kecil. Orang yang melihat tak akan menyangka bahwa usia wanita itu sudah melebihi kepala dua.

"Pelan-pelan saja."

"Aku tidak menyangka kau masih ingat padaku. Sejak aku kembali dari Italia kau sama sekali tidak datang kemari."

"Maaf, Yoong. Aku baru saja melakukan perjalanan ke New York. Aku juga membawa oleh-oleh untukmu."

"Oleh-oleh? Mana? Apa itu kue yang biasa kita beli saat di New York?"

"Dasar Him Yoona. Dipikiranmu selalu saja makanan."

"Ishh. Tentu saja."

Bogum tertawa. Ia mengambil tissue lalu mengelap bibir Yoona yang belepotan membuat Yoona diam tak berkedip.

"Tidak. Kali ini bukan makanan atau barang biasa. Tapi aku membawa sebuah kabar baik."

"Kabar baik apa itu?"

Bogum mendekat untuk memeluk Yoona, "Aku sudah melamar Jessica dan kami akan segera menikah."

Deg!

**

Kepalan tangan kekar itu meninju meja dihadapannya.

TOUCH (Yoona-Jaehyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang