New York
--
"Maksudnya tidak normal? Kau..Gay?"
Jaehyun tertawa mendengar kepolosan Yoona, "Kenapa kau polos sekali. Aku sangat normal mengenai wanita."
"Lalu apa?"
"Hanya penyakit dari masa lalu."
"Ah. Semacam trauma yang membuatmu kesulitan menangis?"
Jaehyun membungkam rapat bibirnya. Hanya menatap botol wine dengan tatapan kosong.
Yoona menyadari itu. Maka ia mencoba menarik perhatian Jaehyun dengan mengangkat gelas champagne miliknya di hadapan Jaehyun.
"Cheers."
Jaehyun menyunggingkan bibirnya. "Aku senang ada kau disini. Cheers."
Yoona hanya meminum sedikit. Mata rusa itu melirik Jaehyun yang meminum wine seperti orang meminum air mineral.
"Kau orang paling munafik."
Deg.
Jaehyun menyudahi minumnya. Ia menatap Yoona seolah bingung.
"Jelas-jelas kau lebih suka menyendiri. Wanita hanya pajangan yang menemani kebosananmu. Tidakkah aku benar?"
"Anggap saja itu benar. Lantas apa yang akan kau lakukan jika aku tidak menganggapmu begitu?"
"Aku tidak akan percaya."
"Kenapa?"
Yoona menarik nafas. "Karena itu kau."
"Aku tidak mengerti. Kenapa kau senang sekali bermain kata yang membuatku bingung."
Jaehyun meminum kembali wine nya hanya beberapa tenggak saja karena Yoona mengalihkan wajahnya untuk menatap wanita itu.
Secepat kilat Yoona menyapu bibir Jaehyun. Bahkan wanita itu mengambil alih wine yang masih ada di dalam rongga mulut Jaehyun.
Jaehyun hanya diam tanpa berniat menolak ataupun membalasnya.
Yoona menyudahi itu. Ia mengusap sisa saliva di ujung bibir Jaehyun.
"Kau diam tanpa berniat membalas ciumanku tapi kau juga tidak menolak. Mungkin kau terkejut tapi siang ini aku membaca sebuah buku. Jika seseorang menciummu dengan cara yang lembut maka kau akan merasakan penyampaian perasaan itu dan jika perasaan mereka sama maka kau akan membalas ciumannya tanpa ragu. Respon tubuh tidak bisa berbohong."
Yoona membetulkan kerah kemeja Jaehyun.
"Itulah kenapa aku meragukanmu yang selalu berkata mencintaiku. Saat aku sudah jatuh cinta padamu maka kau tidak memiliki sensasi padaku lagi. Kenapa? Karena kau hanya tertarik untuk menaklukkan ku. Kau tidak benar-benar mencintaiku, Jaehyun."
**
Matahari menampakan dirinya tapi udara tetap terasa sangat dingin.
Pukul 6 pagi Yoona sudah bangun dan pergi ke supermarket 24 jam. Ia berencana untuk pergi ke Universitas Colombia mengambil lukisan Ibunya yang sebelumnya gagal.
Tapi sebelum itu, ia memutuskan membuat sesuatu sebagai ucapan terimakasihnya. Bagaimanapun ia tetap harus bersikap baik pada orang yang sudah membantunya.
Dalam waktu dua jam, Yoona sudah menyiapkan beberapa menu makanan Korea. Salah satunya adalah sup pengar khas korea.
"Kau pandai memasak rupanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH (Yoona-Jaehyun)
Fiksi Penggemar[on going] ; Bahasa Indonesia Im Yoona, wanita 22 tahun yang seumur hidupnya bertekad untuk tidak berurusan dengan pria apalagi menikah. Namun berkat sebuah insiden, tanpa sengaja dia melakukan one night stand dengan seorang pria yang tak diketahui...