16 : shock

4.6K 544 72
                                    

"gak masalah, gue tetep suka sama lo."

jawaban eric membuat mata gue melebar, gue sama sekali gak nyangka sama reaksi eric, gue kira dia akan menjauh dari gue dan benci sama gue, tapi ternyata itu semua salah.

gue mengedipkan mata gue dan berusaha menghindar dari tatapan eric, "m-maksud lo?"

eric sama sekali gak jawab, malah dia melangkah agar tubuhkan makin gak ada jarak sama gue, gue mundur, eric ngunci gue dengan satu tangannya dan tatapannya.

"lo gak ada perasaan sama gue?"

jantung gue berdegup kencang, bingung dan cuma bisa membeku, entah kenapa gue gak bisa jawab.

"lo yakin? lo gak suka sama gue?"

"r-ric." gue mendorong bahunya, eric mundur, tapi tatapannya masih sama. "lo gak bisa jawab. lo suka sama gue."









"aghhh!"

"BUSET LU KENAPA?!" teriak yena ngeliat gue mengacak rambut gue frustasi, kejadian kemaren masih jelas banget diingatan gue. "kenapa sih lo? mana pacar lo si eric?" lanjut yena.

"apaan sih!"

"ERIC CEWE LO GILA!" teriak yena setelah menemukan eric yang lagi di pojok belakang kelas, sibuk main game sama sunwoo dan yang lainnya, untungnya eric gak denger.

gue membekap mulut yena, "apaan sih gue bukan ceweknya eric!" yena menepis tangan gue keras, "oh! masih hts nih. ERIC KAPAN MAU NEMBAK MPH---"

"YENA SAMPAH BANGET MULUT LO!" teriak gue kesel, habis ngebekep mulut yena, gue keluar kelas terus jalan menuju kantin buat beli susu, ngilangin rasa kesel gue, dan berusaha ngelupain apa yang eric omongin kemarin.

gue menyedot susu kedelai yang gue beli, duduk di kursi kantin sendirian, dan sibuk sama pikiran gue.

habis itu gue pergi ke gudang, jadi sebenernya ini lab waktu dulu, cuma sekarang kelas ini udah gak kepake. kalo sore, habis ekskul, anak kelas, terutama anak cowo biasanya kesini buat sekedar nongkrong sambil main game.

"gue beneran suka sama eric? terus kak lino? gue sayang kak lino. gue sayang kak lino. gue sayang kak lino." gue sibuk mengucapkan kalimat itu sedangkan dalam hati gue terus berucap kalo gue juga nyaman sama eric.

"sumpah lo kenapa?" tanya gue sama diri sendiri, ini tuh salah. semuanya salah, harusnya gak kayak gini.

Whatsapp

You
kaaaaak
kakaaaaak
kak linoooo
:(
:(
kak

Kak Lino
iya sayang, kenapa?

You
😭😭😭

Kak Lino
eh?
kenapa hm?

You
gapapaa
kakak lagi dimana?

Kak Lino
lagi di jokpus sama changbin

You
oooh hehe

Kak Lino
iyaaa
kamu gak belajar?

You
Ini lagi dikantin sendirian
kak aku pusinggg :(

Kak Lino
garagara fisika?

You
bukaaan

Kak Lino
terus kenapa?
ada yang lagi dipikirin?

You
gak, cuma pusing aja hehe
kangen

Kak Lino
pleaseee

You
apaaa

Kak Lino
jangan bilang kangen, kakak mau terbang aja rasanya nyamperin kamu.

You
HEIH JAGO GOMBAL SEKARANG


gue senyum, kemudian menghela nafas, gue bingung harus kaya gimana. gue menunduk natap sepatu gue sampe akhirnya ada sepasangs sepatu didepan sepatu gue.

gue mendongak. "kenapa?"

ASTAGA ORANGNYA MUNCUL.

"h-hah gapapa kok." jawab gue, eric duduk di samping gue, "kok lemes gitu? lo sakit?"

"gak ric." jawab gue seadanya, entah kenapa gue gak bisa menghindar dari eric, bahkan gue gak bisa nyuruh dia buat menjauh dari gue.

eric pasang muka sok imut natap susu kedelai yang gue pegang, "mauuu." gue cringe tapi ketawa terus nyodorin susu kotaknya didepan muka eric terus eric minum sambil senyum.

"masuk gih, kerjain tugas, gue udah selesai." ucap gue, eric menggeleng pelan, "mending gue nemenin lo disini."

gue tertawa renyah, "aelah, nanti dihukum lagi lo."

"saaans." jawab eric songong, gue sama eric diem-dieman agak lama sampe gue akhirnya nanya sama eric.

"ric, gue mau nanya, lo harus jawab jujur."

eric natap gue, tangannya malah bergerak buat mainin ujung rambut gue, gue berusaha buat gak salah tingkah.

"serius dulu."

"iya." tapi tangannya masih sibuk mainin rambut gue dan senyum ke arah gue.

"lo beneran suka sama gue?"

eric berhenti mainin rambut gue, gue menahan napas, ekspresi wajah eric berubah, wajahnya mendekat ke arah gue dan matanya natap bibir gue sekilas.

"ric?"

sedetik kemudian, bibir eric menempel sama bibir gue, saking terkejutnya gue malah membeku, bukannya ngedorong eric.

eric mundur, gue bahkan gak tau harus bereaksi kayak gimana karena semuanya terjadi begitu cepat.

"perlu gue jawab?" tanya eric, tangannya bergerak buat narik tangan gue, supaya badan gue gak ada jarak lagi sama dia, dan bibirnya sekarang udah ngelumat bibir gue.

gue mukul bahu eric, bibir gue gak bergerak, cuma diem dan ngebiarin eric.

jujur gue mabuk sama ciumannya dia, sampe akhirnya gue ngebales ciumannya, tangan kiri eric megang dagu gue, tangan kanannya bergerak mengelus pelan pinggang gue.

sumpah, rasanya gue mau melayang.

DRTTTT DRTTTT

handphone gue yang berada di pangkuan bergetar, tapi gue sama eric masih sibuk, sampe akhirnya handphone gue jatoh ke tanah, gue ngedorong eric, ngatur nafas gue, eric natap gue, rambutnya agak berantakan, dan ada sedikit keringat didahinya.

damn, eric son.

gue mengambil handphone gue yang tergeletak di tanah,

Kak Lino is calling you.....


semuanya makin rumit.

24/7 • lee know [fin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang