30.🍑🍑🍑🍑

10.4K 1K 349
                                    

Sudah dua jam berlalu sejak insiden Yoongi terpanah, dan beruntungnya keadaan Yoongi baik-baik saja. Meskipun mengenai bagian vital, para healer memiliki ramuan penyembuh yang berguna untuk menyelamatkan nyawa Yoongi, jadi anak itu selamat meski harus terbaring di atas brankar tenda kesehatan. Hanya tinggal menunggunya sadar saja.

Para peserta lain sudah mulai berdatangan, dan sebagian yang terluka pasti berada di tenda kesehatan, sementara yang lainnya pergi menuju tenda masing-masing yang sudah dipersiapkan untuk istirahat.

Well, Jimin sudah menangis selama tiga puluh menit lamanya. Awalnya dia menangis saat healer mencoba menyembuhkan sebelah kakinya, namun setelah mendengar kabar Yoongi terluka dan sempat kritis tangisannya kian parah. Jungkook bahkan rela mendorong kursi roda yang dipakai Jimin dan menemaninya ke bilik paling ujung. Tempat Yoongi dirawat.

"Jimin, hentikan. Healer mengatakan Yoongi sebentar lagi sadar, jadi hentikan tangisanmu itu." Jungkook berucap dengan nada sedikit dihaluskan, sebelah tangannya bergerak ragu mengusap bahu Jimin.

Jimin menarik napas, mengusap wajahnya yang banjir airmata kemudian menidurkan kepalanya di si sisi ranjang sembari mengusap punggung tangan Yoongi. "Kenapa kau sangat bodoh? Hiks ... Dahulukan keselamatanmu dulu baru keselamatan orang lain, lihat sekarang, bukannya merayakan kemenangan kau malah terbaring di sini!" Jimin mengomel sambil terisak-isak, membuat Jungkook bingung bagaimana lagi cara menenangkannya. Dia tidak bisa!

Jungkook tidak tahu jika Jimin akan seterpukul itu setelah melihat keadaan Yoongi. Okay, Jungkook juga sebenarnya terkejut melihat keadaan Yoongi, hanya saja dia tidak sampai bercucuran air mata seperti yang sedang dialami Park Jimin.

"Bangun ... Yoongi banguuun~ "

"Ssssh, berisik, Jimin ...."

Kepala Jimin terangkat, "Kau bangun!"

Benar, Yoongi sudah terbangun dan yang pertama kali dia lihat adalah wajah banjir sahabatnya yang begitu menyedihkan. Sekarang tambah parah, karena Jimin menangis lagi sambil susah payah bangun dari kursi roda untuk memeluk bahu Yoongi. Untung saja Jimin ingat dia tidak boleh memeluk bagian perutnya.

Yoongi tersenyum kecil sembari menepuk-nepuk lemah punggung Jimin. "Tenanglah, aku masih hidup, Jimin."

"Senang melihatmu sadar, Yoongi," gumam Jungkook sembari menarik Jimin agar kembali duduk di kursi rodanya. Memberikan Jimin berlembar-lembar tisu untuk menghapus air mata serta ingus yang hampir meler.

Yoongi mengangguk, ia mengedarkan pandangannya. "Aku juga senang bisa sadar kembali. Omong-omong ... Kenapa kau menggunakan kursi roda, Jimin?"

"Kakinya patah, tapi sekarang sudah baik-baik saja." Jungkook yang menjawab karena Jimin sibuk melempar tisu bekasnya ke tempat sampah.

Yoongi mengernyit cemas, "Astaga ... Ada-ada saja."

"Khawatirkan dirimu sendiri, Yoongi. Kebiasaan!" Omel Jimin sebal.

"O-oke, di mana Taehyung?"

"Ish, kau ini!" Jimin mendengus lelah, sementara Jungkook mengerjap, dia bahkan baru ingat jika Taehyung belum terlihat oleh matanya sejak tadi, dia terlalu sibuk menenangkan Jimin dan lupa pada makhluk titisan Hades itu. "Entahlah, tapi kurasa aku tahu di mana dia sekarang."

"Bawa dia ke sini sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, Jungkook. Tolong ...," gumam Yoongi penuh harap, dalam kepalanya saat ini muncul beberapa kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.

Jungkook mengangguk meskipun kenyataannya dia malas sekali, dia lekas keluar dari bilik kamar Yoongi dan berjalan cepat menuju tempat yang pasti ada Taehyung di sana.

Son Of Aphrodite and Hades (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang