divote yu.
Behind The Lens: We are Human Too
Snight— club mewah ditengah hirup pikuk Gangnam sudah menjadi tempat yang terkenal untuk anak muda kalangan atas. Dari mulai anak konglomerat hingga para selebriti terkenal di Korea sudah terdaftar sebagai tamu VIP mereka.
Begitu pula untuk beberapa Idol K-pop, tidak terkecuali Park Chanyeol.
Bukan tanpa alasan ia datang kemari, kenalannya yang juga seorang DJ akan tampil malam ini. Raiden memintanya datang, selain itu pemuda itu juga akan mencoba mengasah hobby barunya.
Dua bulan lalu Raiden mengajarinya lebih dalam soal DJ, sebelumnya juga Chanyeol sudah mengenal alat-alat yang harus digunakan dan bagaimana cara menggunakannya, tapi berkat bantuan pemuda yang lebih tua darinya itu kini Chanyeol sudah lebih terampil menggunakan alat-alatnya.
Gedung empat lantai bernuansa putih dengan lampu gemerlap ini ia masuki. Masih ada waktu dua puluh menit sebelum Raiden tampil, ia berniat untuk sekedar menikmati minumannya di lantai dua.
Snight memiliki struktur gedung yang baik, lantai satu digunakan untuk dance floor, bar serta beberapa sofa berjajar disetiap sudut, lantai dua terdapat enam ruangan private dengan balkon khusus untuk memantau keadaan dilantai bawah, lantai tiga adalah tempat mencari nafkah— kasino, arcade game dan juga para pemain poker, di lantai empat terdapat tiga kamar VVIP, ya mungkin saja beberapa tamu VVIP mereka ada yang terlalu mabuk hingga tidak bisa kembali kerumah masih-masing bukan? jangan berburuk sangka terlebih dahulu.
Salah satu ruangan yang sering ia kunjungi, kamar nomor 04 di lantai dua. Setelah duduk disana seorang bar tender kepercayaan Chanyeol datang dengan segelas Whiskey diatas nampannya.
"Kau sendirian Hyung?" Hyunsik dan Chanyeol memang sudah sangat sedekat hingga pemuda berusia 22 tahun itu menyapanya dengan santai.
"Menunggu Raiden Hyung."
"Perlu ditemani?" keduanya terkikik bersamaan.
"Kau kira aku anak kecil? Sudah sana bekerja."
"Bukan anak kecil, hanya pemuda yang sedang patah hati?"
Ah apakah sejelas itu wajahnya menunjukan bahwa hatinya tidak terlalu baik.
"Kau terlalu pandai Hyunsik-ah." pemuda itu hanya mengangkat bahunya.
"Jangan terlalu lama kalian saling mengabaikan, kau tahu kan Chaeyoung noona itu seorang gadis yang mendunia? bisa saja besok pagi ada pria barat yang datang kesini untuk melamarnya."
"Halusinasimu terlalu jauh."
"Bukan halusinasi, tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok pagi. Cepat selesaikan masalah kalian, kalau kau memang ingin putus berikan Chaeyoung noona padaku."
Keduanya tertawa, lalu Hyunsik pamit untuk kembali kelantai bawah. Perkataan pemuda itu memang benar, kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok pagi dan perasaan juga tidak boleh terlalu lama diabaikan bukan?.
Ia menarik ponselnya, mencari nomor sang kekasih dan mencoba menghubunginya.
Dengan jantung yang berdegup kencang dan perasaan yang tak karuan Chanyeol menunggu panggilan itu diangkat oleh sang penerima.
"Ya Oppa?" bukannya menjawab pemuda itu malah sedikit terdiam dibuatnya.
"Hm, Chae kau sibuk malam ini?"
"Tidak terlalu, hanya sedang berkumpul dengan memberku."
"Kau di dorm?"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Lens: We are human too | Chanyeol - Rosé
Fiksi Penggemar"Aku tahu mereka semua itu penggemarmu, tapi aku juga bisa cemburu." -pcy "Aku juga ingin memperkenalkan pada dunia, bahwa kau itu milik ku." -pcy Kehidupan dua idola yang berjuang untuk kisah romansanya. • Chanyeol EXO • Rosé Blackpink manips edit...