14 perasaan aneh

379 43 9
                                    


14. Perasaan aneh.

Setelah bel pulang berkumandang dari satu menit yang lalu, Lachio lelaki itu dengan tergesa gesa berlari agar bisa cepat sampai di parkiran, tahu sendirikan janjinya terhadap Fifi kemarin untuk membelikan 20 susu kotak dan menghantarkan pulang? Niat Lachio ia hanya ingin terbebas tidak mau menepati janjinya, jelas lah beralasan tidak mau  berurusan dengan gadis titisan kaleng rombeng itu.

Area parkiran sudah berada di depan mata, tinggal beberapa langkah lagi ia sampai pada kediaman si Roro motor kesayangannya itu, namun niatnya untuk pulang terlebih dahulu pupus sudah setelah melihat gadis yang dia hindari sudah berada di sana menunggu kedatangannya. Padahal Bel pulang baru saja tiga menit yang lalu apalagi dengan jarak kelasnya lebih jauh dari jarak kelas Lachio, akan tetapi mengapa gadis ini terlebih dahulu telah sampai sana? Woww Lachio harus mengapresiasi itu!

Sepertinya dirinya memang harus menerima nasib yang akan buruk setelah ini. Lachio berjalan ngontai menghampiri motornya dan langsung disambut oleh senyuman manis milik Fifi. Menyesal karena telah mengeluarkan perkataan nya waktu itu pun sudah tidak berguna, lebih baik ia pasrah dan sabar saja.

"Gue lama kan? Kalo lo nungguin lama kenapa ngak pulang aja!" Ucap Lachio sewot dengan mengangkat dagunya. Weh dari pertama aja udah ngajakin perang nih !

"Ih kata siapa lama? Lagi pula meskipun harus nungguin lama tapi Fifi akan tetap tungguin Cicio sang pujaan hati Fifi. Love you Cicio.. " Ucap Fifi dengan memperlihatkan ibu jari dan telunjuknya yang berbentuk love ke arah Lachio.

Lachio berdecak kesal,daripada meladeni gadis di depannya mending dia segera menaiki motornya untuk mempercepat penderitaan ini

"Cepetan naik!"

"Aciee..cie...pengen cepet cepet Fifi pelukk yahh."

"Mau bareng ngak!" Ucapnya kelewat selow.

"Oh iya, nih Fifi juga bawa helm sendiri dong dari rumah. Hebatkan untuk daftaran pacar paling baik. " Fifi kode sedikit boleh lah yah, sekalian mempromosikan diri.

"Ngak nanya!"

Helm telah di kenakan, Fifi segera menyusul Lachio untuk menaiki kuda besi yang berwarna perpaduan antara hijau dan hitam itu.

Disepanjang jalan Lachio terus saja memberikan umpatan umpatan untuk gadis dibelakangnya dalam hati, bayangkan sedari tadi gadis itu terus saja berbicara tanpa henti, sampai mulutnya berkeliaran karena terbawa angin pun gadis itu terus saja mendongeng.

"Ah kok Cicio berhenti si, emang Fifi ngelakuin kesalahan yah?yah...yah maaf deh Cicio Fifi ngak bakal ngulangin lagi janji dehhh..jangan marah yahhhhh...jangan turunin Fifi di tengah jalan ngak enak tau! Aaaa gimana kalo Fifi di culik, diperkosa,terus di mutilasi sumpah ngeri banget Fifi takut..!! " Fifi tidak ada beda nya dengan anak kecil. Lagipula siapa yang bakal nyulik gadis seperri dirinya.

Dengan berat hati Lachio mengeluarkan suaranya. "Udah sampe !"

"Eh..emang iya?" Fifi meminilimalisir keterkejutannya .

"Cepet turun!"

Keduanya segera memasuki supermarker namun tidak dipungkiri setelah berada di dalam Fifi langsung berlari kesana kemari seperti anak bebek liar sampai Lachio kepusingan sendiri melihatnya.

" demi tuan crab bapak nya paus gue Malu...malu..malu..bawa dia kesini!!" Lachio menutupi wajahnya karena merasa malu dengan orang orang yang berada di sana.

Tidak bisa ia biarkan begitu saja, dirinya sudah kepalang malu, di susul nya Fifi  mencari kesetiap sudut supermarket, dan yah ketemu Fifi remaja setengah bayi itu sedang menaiki dorongan belanjaan dengan menggesek gesekan tangan nya pada tembok agar dorongan tersebut bisa maju mundur.

LACHIO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang