27.Hilang arah

1.3K 57 2
                                    


Damian mengendarai mobilnya menuju mansion milik kakeknya karena sudah berjanji akan membawa Bella ke sana setelah menjemputnya.
Damian juga sudah memberi tahu Bella bahwa hari ini kakeknya ingin bertemu.

Saat mereka tiba di depan pintu masuk mansion, mereka di kejutkan dengan suara isak tangis seorang wanita yg terdengar penuh dengan kesedihan. Segera saja mereka masuk kedalam untuk mencari tau sumber suara itu dan mereka benar-benar terkejut karena mendapati Emeli sedang bersujud menyentuh telapak kaki Mr Richard dengan derai air mata yg membasahi pipinya,

"Ada apa ini? Kenapa kau ada di sini Emeli?"

Emeli hanya terdiam dengan cucuran air mata dan isakkan yg sesekali masih keluar dari mulutnya menanggapi pertanyaan Damian.

"Sepertinya ada yg harus kubicarakan denganmu Damian," Mr Richard mengajak Damian keruang kerjanya, meninggalkan Emeli yg tengah menangis di ruang tamu dan satu lagi, seorang gadis yg kini tengah menatap penuh iba pada Emeli yaitu Bella.

Sepeninggalan Mr Richard dan Damian, Emeli memberi tatapan sinisnya kepada Bella yg membuat Bella bingung dan tak mengerti dengan maksud Emeli

"Apa kau puas karena sudah merebutnya dariku heem?" Pertanyaan Emeli yg sangat tiba-tiba itu membuat Bella sedikit kaget dan menatap bingung kearahnya

"Sepertinya kau belum tau yg sebenarnya,"sambung Emeli dengan tatapan tajam padanya yg membuat Bella semakin tak mengerti

"Apa maksudmu?apa yg tidak ku ketahui?" Tanya Bella yg semakin bingung dengan maksud pembicaraan Emeli

"Vidio ini akan menjelaskan semuanya padamu" Emeli berjalan kearah Bella dan menyodorkan ponselnya. Ia meminta Bella untuk menonton vidio yg sedang ia putar untuk menjelaskan maksud ucapannya tadi.

"Kau harus meninggalkan Leo karena saat ini aku telah mengandung anaknya,buah cinta kami," tutur Emeli saat melihat raut wajah Bella yg sangat terkejut dengan apa yg sedang ia saksikan.

"Tidak mungkin, Damian tak akan menyakitiku," Bella menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yg dia lihat dan dia dengar saat ini, seluruh indranya seakan tak berfungsi saat melihat vidio yg mempertontonkan adegan percintaan Emeli dengan seorang pria

Awalnya Bella tak menyangka bahwa pria dalam vidio itu adalah Damian karena menurutnya tubuh lelaki yg ada di dalam vidio itu  berbeda berbeda dengan Damian. Namun saat wajah pria itu yg di sorot,yg tampak di sana adalah wajah orang yg sangat ia cintai, dan kenyataan itu membuat Bella seperti mati rasa di sekujur tubuhnya.

"Ini vidio kami 3 bulan lalu,dan sekarang usia kandunganku sudah menginjak 6 Minggu. Bukankah itu sangat kebetulan. Yaa, pasti. Karena memang ayah dari anak di dalam rahimku ini adalah Leo atau yg lebih sering kau panggil dengan Damian " Bella menggelengkan kepala tak percaya dengan ucapan Emeli, namun Emeli tak hanya sampai di situ dengan penjelasannya

"Kau pikir selama tiga bulan ini Leo pergi kemana huh?! dia ada di ranjangku . Bercinta denganku tanpa mengungkit sedikitpun tentang dirimu. Dia selalu memeluk tubuhku mengecup bibirku di pagi hari saat ia bangun dari tidurnya. Semuanya terasa sangat indah dan sempurna selama ini sampai tiba-tiba saja tadi aku melihat ayah dari anakku itu melamarmu di hadapan semua orang. Kau pikir siapa dirimu huh!!" Teriak Emeli geram dan frustasi di akhir penjelasannya sambil menunjuk wajah Bella yg sudah dibasahi air mata.

Bella membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangannya untuk menahan isakan  yg akan segera melolos keluar dari sana.
Pandangannya kini sudah berkabut karena air mata terus mengalir deras di pipinya.
Bella mencoba merangkai dan menghubungkan  kepergian Damian dengan alasan kerjaan selama tiga bulan ini dengan keterangan yg baru saja dia dapat dari Emeli,dan semuanya terasa begitu pas dan benar. Hatinya terasa semakin sakit saat mengingat lagi bahwa di dalam rahim Emeli kini ada anak Damian. Bella merasa hancur sehancur-hancurnya. Tubuhnya terasa kebas dan mati rasa. Ia tak menyangka Damian akan tega melakukan ini padanya setelah semua pengorbanan yg ia berikan. Bella tak bisa lagi berpikir jernih dan memilih untuk segera pergi.

My Perfect BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang