20.Ruang privasi

1.4K 65 0
                                    

Flash back on

Damian baru saja duduk di kursinya saat sekretarisnya mengetuk pintu ruangan

"Maaf tuan ada yg ingin bertemu dengan tuan,"

"Siapa?"

"Seorang wanita tuan,dia bilang dia perawat pribadi tuan,"

"Ada apa Emeli kemari"batin Damian.

"Baiklah suruh dia masuk," dengan berat hati Damian mempersilahkan Emeli masuk ke ruang kerjanya,
Emeli datang tidak menggunakan seragam perawat yg biasa dia kenakan jika dia sedang bertugas,kali ini dia mengenakan pakaian bebasnya yaitu kemeja ketat dengan warna putih gading dan rok sepan di atas lutut berwarna senada dengan belahan yg memperlihatkan sebagian besar paha putih mulusnya hingga ke pangkal paha bagian luar,dipadukan dengan high heels hitam yg membalut tumitnya menambah kesan seksi yg melekat pada dirinya,
Damian sedikit terperangah melihat penampilan Emeli yg tak seperti biasanya,

"Ada perlu apa Emeli,bukankah kau bisa menelfon ku jika ada keperluan. Tak perlu repot-repot datang kemari,"

"Aku tidak pernah merasa di repot kan oleh orang yg ku cintai," Emeli menjawab pertanyaan Damian sambil melangkahkan kakinya semakin mendekati Damian yg sudah beranjak dari kursinya dan berdiri di depan meja kerjanya,

"Bukankah semua sudah sangat jelas jika aku tak memiliki perasaan padamu,aku hanya menganggapmu sebagai teman,teman baik,dan jangan sampai karena kau memaksakan perasaanmu padaku,kata teman itu bahkan harus ku hapus dari kamusku,"

"Kenapa Leo,kenapa?apa karena wanita itu,artis murahan itu huh?"

"Emeli,,!" Damian mulai meradang mendengar Bellanya di sebut dengan kata-kata tak pantas oleh Emeli,

"Aku bisa memberikan lebih dari yg dia berikan padamu,apa yg kau mau Leo?"

"Seribu kali dirimu pun tak akan pernah bisa di bandingkan dengan dirinya Emeli"

"Kita lihat saja apakah benar sekuat itu pengaruhnya padamu," Emeli berkata sambil membuka kancing kemejanya satu persatu lalu melepaskan kemeja yg dia kenakan hingga jatuh diatas lantai,

"Apa yg kau lakukan Emeli,berhenti sekarang atau kau akan menyesalinya seumur hidupmu,?"

Emeli yg mendengar kata-kata Damian seperti tak menghiraukannya,ia justru tersenyum menggoda dan mengedipkan sebelah matanya ke arah Damian. Dengan kedua tangannya dia meraba punggungnya dan melepaskan kaitan pada bra yg dia pakai sehingga bra yg tadi menutupi payudaranya yg besar dan menantang itu kini bernasib sama dengan kemejanya tadi, teronggok di atas lantai

"Ini kan yang kau inginkan Leo,ini yg sudah di berikan pelacur murahan itu padamu kan hingga kau tak pernah menolehkan pandanganmu padaku?"

"Jaga bicaramu Emeli aku sudah cukup bersabar menghadapimu,pakai kembali pakaianmu dan pergi dari sini,!"

"Kenapa Leo,apa kau takut tak bisa menahan dirimu dengan melihat ku seperti ini?lihat aku Leo,bukankah aku lebih menarik darinya,milikilah aku sayang ,aku selalu siap untukmu,"

"Jangan pernah bandingkan kesucian Bella dengan kebusukan mu Emeli,kau hanya seperti kotoran yg menjijikan jika di bandingkan dengannya,"

Mata Emeli memanas mendengar perkataan yg keluar dari mulut Damian,sudah sejauh ini yg dia lakukan tapi Damian tetap tak tertarik padanya,apa yg membuat Bella begitu berharga di mata Damian?, Emeli semakin geram membayangkan wajah Bella.sudah sejauh ini dia membuang harga dirinya di hadapan Damian,jadi dia harus bisa mendapatkan perhatian Damian.

My Perfect BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang