[final] julia

4K 468 125
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


This is 10 months into their relationship.



Gue pulang ke asrama saat langit udah hampir gelap dan ada sosok tinggi bersandar di samping pintu kamar, melamun menatap lantai.

Dia mengerjap sadar dari pikirannya saat gue lewat depan dia buat buka kunci.

"Nunggu dari jam berapa?" tanya gue, meletakkan barang-barang gue ke meja belajar.

"Gak tau, gak ngitung."

"Ayo ke mall sama gueeee..." dia tiba-tiba merengek gak ada angin gak ada ujan. Gue menatap dia aneh. "Apa sih? Mabok ya lo?"

"Mabok sama sketsa yang ada," cibirnya.

Pintu kamar gue gak lagi dia ganjel pake sepatunya cuma dibiarin sampe nutup sendirinya. Gue sibuk beresin buku dan seperangkat lainnya dari lantai supaya manusia seenaknya ini bisa jalan-jalan di kamar tanpa nginjek barang berharga gue ketika dia tiba-tiba melingkarkan tangannya di bahu gue dari belakang.

Sumpah gue kira jantung gue copot.

"Kok masih kusut aja sih lo," dia colok-colok pipi gue yang gak ada lesungnya itu sambil menumpukan dagu di pundak gue.

Serius gue bakal jatoh kalau dia lepasin gue.

"Awas, gue mau nyimpen buku ini dulu berat."

Tapi karena dia gak nurut, gue seret dia ngikutin gue ke meja belajar.

"Kak Jeff apaan sih, udah dulu gue mau beresin kamar."

"Jawab dulu kenapa lo masih kusut mukanya."

"Puyeng abis 4 SKS, lanjut nugas ampe baru kelar jam segini."

Gue hampir jadi puding jeli waktu dia ngelepasin pelukannya di bahu gue membiarkan gue beres-beres.

Ini orang sinting. 

Dia pikir gue masih sanggup berdiri sendiri?????

"Lo mau ke mall ngapain sih?" tanya gue. Berdeham karena suara gue terdengar aneh.

Dia mendudukkan dirinya di tepian meja belajar Tania memperhatikan gue mondar-mandir kayak setrika. "Ada Raisa."

"Anjir."

"Kenapa kalo ada Raisa?"

"Kenapa lo pengen ke sana?"

"Ada Raisa."

"Ya kenapa?"

"She is Raisa."

"Gue juga tau Jeffrey," gue memutar mata. "Kenapa lo mau nonton Raisa."

"Raisa anjir lo gak tau dia suaranya sebagus apa? Secantik apa? Ya ampun dewi kayangan. Gue sama Hamish Daud kalah saing gak?"

Gak ngerti lagi sama kerandoman dia tiba-tiba seaneh ini ngomongin Raisa lalu membanding-bandingkan dirinya sama Hamish Daud yang udah paket komplit gak ada cela—spesial buat Raisa doang.

PARTNER IN CRIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang