Aku melihat Alloera sudah duduk di meja yang kupesan tadi, ia melambaikan tangan agar aku mengetahui dimana dia.
"Maaf maaf, jakarta macet banget parah, udah nunggu lama?" Tanyaku.
"Gua juga baru datang, pesen makan aja belum" Jawabnya.
"Ok"
Aku memanggil pelayan untuk memberikan menu. 10 menit berlalu dan kami telah selesai memesan makanan.
"Gua masih gak nyangka papa kenal ama lo" Ia memulai obrolan.
"Gua juga, ini kebetulan nya kayak di sinetron- sinetron sih"
"Iya bener" Ia menjawab dengan tawa kecil.
"Jadi sekarang megang perusahaan ayah lu sendiri?" Tanyanya.
"Gua disini cuma liburan biasa sih, karna bentar lagi juga mau kuliah"
"Di Melbourne?"
"Ayah minta nya gua kuliah di Melbourne"
"Yah nggak bisa ketemuan lagi deh"
"Hah? Emang lu bakal kuliah dimana?" Tanyaku.
"Di jakarta, papa kemarin berubah pikiran, jadi aku disuruh dijakarta aja, biar deket ama keluarga juga"
"Ya elahh, sendirian deh gua disana"
"Ya elah kayak kita udah lama kenal aja"
Kami berdua tertawa bersama, selang 10 menit makanan yang kami pesan tiba, kami menyelesaikan makan dan segera pulang karena Alloera masih ada urusan di rumahnya, kami berpisah di parkiran. Supir sudah menungguku, kami berpamitan lalu pergi ke arah yang berbeda. Entah lah ini adalah pertemuan terakhir kami atau apa, yang jelas sekitar seminggu kedepan ia akan sangat sibuk mengurus kuliahnya disini, dan aku akan kembali ke Melbourne.
Sesampainya di apartemen, aku merenung, jantungku berdegup lebih kencang, tidak seperti biasanya, entah rasa apa ini yang jelas ini adalah sesuatu hal yang baru bagiku, aku tak ingin berburuk sangka pada diriku sendiri.
Sekitar pukul dua siang aku tiduran di kasur, bermain hp sembari menonton tv, ini adalah kegiatan yang akan kulakukan seminggu lebih kedepan. Anehnya dari sepulangnya aku dari acara prom tadi malam banyak sekali pesan masuk berisikan bapak- bapak dan anaknya yang modus ingin berkenalan denganku dan mengaku sebagai teman dekat ayah, ayah sebenarnya sudah memeringatkanku tentang hal ini, dengan alasan mereka akan meminjam uang ayah dan menjodohkan anak mereka dengan ku.
Entah mengapa pikiranku terus dipenuhi wajah Alloera, wajah anak itu selalu berputar- putar di kepalaku, aku takut tak akan bertemu lagi dengan dia, tapi dia bilang kalau ayahnya tak menyukai jika dia dekat dengan laki- laki manapun, tapi bagaimana jika anaknya dekat dengan anak teman dekatnya sendiri? Aku akan buktikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity (COMPLETE)
RomanceAnggasta Alfa Bramantyo, kehidupan, cinta, dan identitasnya