Consent

1.7K 131 20
                                    

Saat pertama kali Seokjin menerima Namjoon sebagai kekasihnya, ia sudah memiliki bayangan apa saja yang bisa mereka lakukan.

Maksudnya, duh.

Seokjin bukan perempuan polos berumur belasan yang baru saja mendapat menstruasi.

Seokjin jelas seorang perempuan dewasa yang sudah tahu apa yang akan terjadi jika sepasang laki-laki dan perempuan berdua saja di dalam ruangan dengan empat dinding dan 1 atap.

Sebenarnya, untuk seks diluar nikah sudah bukan hal tabu lagi di Korea. Bahkan kau bisa saja malah dianggap tidak menarik jika kekasihmu tidak menyentuhmu sama sekali.

Tapi, Seokjin sedikit berbeda memandang hal itu.

Ia tidak menentang pemikiran apapun mengenai seks pranikah. Temannya banyak yang sudah melakukan itu, dan ia juga tidak keberatan.

Tapi, tentu saja ia juga tidak memandang seks sebagai sebuah keharusan dalam menjalin hubungan.

Sejujurnya, Seokjin belum pernah menyinggung apapun mengenai seks bersama Namjoon. Dan lelaki itu juga tidak pernah memulainya juga.

Mereka baru saja resmi berkencan 1 bulan yang lalu, dan mereka sudah berbagi puluhan ciuman bersama. Meski ciuman pertama Seokjin bukan milik Namjoon, tapi Seokjin belum pernah berhubungan seks dengan siapapun.

"Jadi mampir ke apartemenku?"

Pertanyaan Namjoon itu membuat Seokjin tersentak kaget. Ia menoleh, menatap Namjoon yang masih fokus dengan jalanan didepan.

"Ya. Aku belum pernah ke apartemen oppa kan." Jawab Seokjin dengan senyuman kecilnya.

Sejujurnya, rencana itu yang membuat Seokjin kepikiran mengenai seks.

Ini akan menjadi kali pertama ia mengunjungi apartemen Namjoon. Dan akan menjadi kali pertama juga keduanya hanya berdua saja dalam satu ruangan.

Seokjin sangat gugup.

Siapa juga yang tidak gugup jika segala kemungkinan bisa terjadi antara keduanya.

"Ja, sudah sampai. Ayo turun!"

Namjoon tidak melepaskan genggaman tangannya pada Seokjin sejak dari basement sampai lantai tempat kamar apartemen Namjoon berada. Dan hal itu sedikit membuat Seokjin lebih rileks.

"Maaf jika berantakan. Kau tahu sendiri bagaimana jika seorang lelaki tinggal seorang diri."

Seokjin tertawa mendengar kalimat Namjoon.

Tapi sesungguhnya, apa yang ia lihat begitu Namjoon membuka apartemennya lebih baik dari apa yang ia bayangkan.

"Ini lebih baik dari bayanganku." Komentar Seokjin itu membuat Namjoon terkekeh.

"Berarti bayanganmu sangat mengerikan, princess."

Seokjin balas tertawa dan membantu Namjoon menata beberapa sampah dan baju kotor yang entah bagaimana tersebar di beberapa sudut ruangan.

"Duduklah princess. Aku akan mengambil minum."

Seokjin menurut dan menyamankan dirinya di sofa yang ada di depan TV. Ia mengamati sejenak sekelilingnya.

Apartemen Namjoon seperti kebanyakan apartemen tipe menengah ke atas, terlihat cukup elegan.

"Hanya ada jus jeruk di kulkas."

Seokjin mengangguk dan dengan cepat meminum jusnya. Ia juga haus setelah membereskan sedikit kekacauan di apartemen Namjoon.

Keduanya entah bagaimana tiba-tiba menjadi diam. Kecanggungan memenuhi ruangan tersebut.

Goals  [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang