Once Upon A Time

1.7K 147 1
                                    

Angin musim dingin masih samar terasa saat semester baru usai libur musim dingin dimulai.

Seokjin berbincang ringan dengan Jisoo dan Taeyeon mengenai tugas praktik yang harus ia lakukan saat salah satu senior memanggil namanya.

"Seokjin ah!"

Seokjin menoleh, menemukan Park Jaebum, ketua himpunan jurusan musik. Seokjin sudah berhasil menjadi pengurus himpunan untuk jurusannya itu bulan lalu.

"Kenapa, sunbae?" Tanya Seokjin.

"Apa nanti jam 2 kau ada kuliah?"

Seokjin menggeleng. Hari ini ia sudah tidak memiliki kelas lagi. Masih awal semester, jadi sering kosong kelasnya.

Ia bisa melihat seniornya itu menghela nafas lega, "Syukurlah. Oke, nanti jam 2 temani aku rapat senat kampus ya."

Seokjin mengerutkan dahinya, "Kenapa aku sunbae? Dimana sekretaris 1 nya?"

Jabatan Seokjin adalah sekretaris 2, sehingga ia hanya mengurus beberapa administrasi internal. Dan rapat nanti merupakan tugas sekretaris 1.

"Joonhyuk tidak ke kampus hari ini. Ia ada tugas praktik diluar. Temani aku ya nanti? Hanya di audit univ. Sebelum petang sudah selesai pasti. Hanya pemaparan proker semester ini." Jelas Jaebum.

Yeoja itu berpikir sejenak sebelum mengangguk, "Oke."

"Baiklah, nanti bertemu langsung saja di audit. Jam 2, jangan terlambat!"

.

Nyatanya justru seniornya yang terlambat. Sudah hampir jam 2 dan seniornya itu belum datang.

Seokjin masih menunggu di depan pintu masuk auditorium. Mana berani ia masuk ke ruangan itu tanpa seniornya. Di dalam tidak ada satupun yang ia kenal. Lagipula rapat juga belum dimulai.

"Ish, dimana sih Jaebum sunbae."

Sedari tadi tangan Seokjin tidak berhenti mengirim pesan bahkan menelpon seniornya itu.

Sedari tadi tangan Seokjin tidak berhenti mengirim pesan bahkan menelpon seniornya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Katalk....

Pesan masuk itu dengan segera Seokjin buka, apalagi dengan jelas id sunbaenya yang terlihat mengirim pesan.


Seokjin berdecak sebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seokjin berdecak sebal. Kalau tahu seniornya itu akan mangkir, lebih baik tadi ia bilang kalau tidak hadir juga. Biar saja tidak ada perwakilan dari himpunannya.

Dengan terpaksa - sangat - terpaksa Seokjin menuju meja absensi, menyebutkan jurusannya dan diberi beberapa lembar kertas materi rapat lalu dipersilahkan masuk.

Kutsi di Auditorium sudah terisi cukup banyak, namun rapat belum dimulai. Meski ia sudah melihat beberapa orang bersiap berdiri di depan.

Seokjin memilih untuk duduk tak terlalu depan namun juga tak terlalu belakang. Ia berusaha tidak mencari perhatian dan duduk dengan tenang.

Rapat langsung mulai saat Seokjin telah menyamankan posisinya. Dan ia bersyukur karena lampu sedikit redup karena layar proyektor, sehingga ia tidak perlu bertatap mata dengan siapapun.

Nyatanya, waktu rapat yang katanya hanya 3 jam, molor hingga 5 jam. Meski ia dapat beberapa snack dan minum, tapi tetap saja, ini sangat molor.

Dan sekarang sudah jam 7 malam. Langit sudah sepenuhnya gelap saat Seokjin keluar dari audit.

"Hah, sudah kuduga seperti ini."

Yeoja itu berjalan gontai menuju gerbang universitas, ia harus segera menuju halte bis sebelum semakin larut.

"Seokjin ah!"

Panggilan, menyerempet teriakan itu membuat Seokjin berbalik, menemukan salah satu seniornya yang merupakan anggota senat univ berlari ke arahnya.

"Mau pulang bersama?" Tawar sang senior tiba-tiba. Sungguh tiba-tiba, tidak ada angin tidak ada hujan. Karena sebenanrnya, Seokjin tidak terlalu kenal dengan seniornya ini.

"Bagaimana, sunbae?" Seokjin bertanya memastikan.

Seniornya, yang ia tahu bernama Junmyeon itu terkekeh, " Tadi Jaebum memintaku untuk mengantarmu pulang."

Seokjin mengangguk paham, dalam hati bersyukur seniornya tidak hilang tanggung jawab begitu saja. Tapi justu merepotkan oranglain.

"Jadi bagaimana? Mau pulang bersamaku? Tapi aku juga bersama temanku. Tak apa kan?"

Seokjin tanpa berpikir langsung mengangguk. Perjalanan menggunakam bis lebih dari 45 menit, belum ditambah berjalan menuju rumahnya sekitar 10 menit. Lumayanlah menghemat waktu dan tenaganya.

"Baiklah, tak apa sunbae. Gomawoyo sudah mau aku repotkan."

"Ei, santai saja. Salah Jaebum yang justru membuatmu terjebak dalam rapat tadi. Kau harus minta kompensasi dari ketuamu itu."

Seokjin hanya mengulum senyumnya, dan mengikuti langkah seniornya itu menuju sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari audit tadi.

"Namjoon ah, aku mengajak hoobae yang tadi aku ceritakan. Nanti turun kan saja aku di mcd depan. Kau antarkan saja hoobaeku itu."

Seokjin tak tahu jawaban apa yang dilempar oleh lawan bicara Junmyeon, karena ia hanya berdiri canggung tak jauh dari mereka.

"Ayo Seokjin, kenalkan ini temanku. Dia anggota senat juga, dari jurusan Bisnis."

Seokjin mengulurkan tangannya, "Kim Seokjin, tahun pertama."

Namja itu menginjak puntunh rokok yang baru saja ia hisap dan membalas uluran tangan Seokjin, "Kim Namjoon."

Seokjin tersenyum, dibalas dengan senyumaan tipis oleh sunbaenya itu. Tidak ada kesan spesial pada diri sunbaenya itu.

Kecuali merokok, Seokjin tidak terlalu suka berada di dekat orang yang merokok. Dan kini ia harus 1 mobil dengan bau rokok.

«★✩★»

Seokjin tak dapat menahan senyum yang hadir di bibirnya begitu turun dari mobil Namjoon. Padahal tadi saat berangkat ia mengernyit tak nyaman akibat bau rokok yang cukup kuat dari dalam mobil.

Sepanjang perjalanan pulang, namja itu memang tidak mengajak ngobrol, tapi permintaan terakhirnya sebelum ia sampai rumah adalah apa yang selalu terngiang ditelinganya.

"Kim Seokjin ssi. Sepertinya aku tertarik padamu. Aku boleh kan mendekatimu?"

Pertanyaan namjoon itu membuat Seokjin terkesiap. Ini pertama kalinya ia mendapat pertanyaan itu.

"Err maksud sunbae?"

Namjoon tersenyum, "Kau tidak memiliki kekasihkan yang akan marah jika dirimu kudekati?"

Seokjin tertawa, masalah kekasih selalu lucu baginya, "Aku tidak memiliki kekasih, sunbae. Siapa yang mau denganku."

"Oke. Kalau begitu aku minta id katalk mu."

Huh?

Dan seokjin hanya menurut untuk memberikan id nya.

«★✩★»




Pendek dulu, selanjutnya mau aku buatin fake chat, okaaaaiii

Goals  [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang