05 ; stop ruined my brain.

2.4K 243 20
                                    

"Udah ngerti belum lu anjir?!"

Mingyu memaki di depan wajah Jaehyun membuat sang empunya hanya mengangkat kedua bahunya acuh kemudian kembali sibuk memainkan pensil yang diapitnya diantara bibir atas dan hidungnya kemudian menatap pensil itu hingga kedua matanya berubah juling.

"UDAHLAH ANJER GUE BALIK AJA!"

Mingyu kesal, wajahnya memerah walaupun terlihat samar karena kulitnya yang gelap, uratnya tercetak dijelas di keduanya pelipisnya.

Mingyu berdiri dari duduknya, beralih ke depan kasur Jaehyun kemudian mengambil tas dan buku-buku yang berserakan diatasnya. Memasukannya ke dalam tas dengan raut wajah marah yang jelas terlihat.

"M-mingyu.."

Jaehyun yang sadar jika pria itu benar-benar marah padanya langsung berdiri dari duduknya, mengambil tangan Mingyu yang siap membuka pintu kamarnya dan pergi secepatnya dari rumah ini.

Mingyu diam, khasnya sekali ketika sudah marah.

"Jangan pulang.."

Kedua bahu Jaehyun beringsut, kepalanya menunduk. Ia jadi merasa bersalah kepada Mingyu karena mengacuhkannya.

Rencana belajar bersama hari ini benar-benar kacau balau sebab otak Jaehyun yang tidak mampu menangkap hal apapun yang sudah Mingyu jabarkan mati-matian.

Oh memang, Jung-bodoh-Jaehyun hanyalah seorang penghancur bodoh yang amat ceroboh.

Lima menit berlalu dan posisi mereka tetap sama. Canggung, hanya itu kata yang pas untuk mendeskripsikan suasana saat ini.

Mingyu mengalah, ia berbalik kemudian menatap pria dihadapannya dengan tatapan lelah, "yaudah ayo kita lanjutin belajarnya. Katanya mau masuk ranking lima belas kan?"

Jangan bilang pada Jaehyun jika ranking hanya sampai sepuluh besar. Jangan katakan itu, nanti semangat belajarnya bisa luntur seketika.

Jaehyun mengangguk lemah, posisinya saat ini adalah urutan ke-dua puluh dari tiga puluh murid. Tidak terlalu bodoh kan?

Sebodoh-bodohnya ia, ia juga harus berusaha keras belajar agar bisa membahagiakan kakaknya dan ibunya tercinta. Jaehyun benar-benar mencintai keduanya.

"Yaudah, jangan main-main lagi belajarnya oke?"

Jaehyun menatap wajah pria dihadapannya sambil mengangguk dengan mata berbinar yang nampak menggemaskan dimata Mingyu.

Oh, shit.

------

"Ssh... aaaaahhh..."

Lenguhan panjang terdengar dari kedua belah bibir tipis Jaehyun yang terlihat begitu ranum dan manis.

S-sial, bagaimana bisa jadi seperti ini?

Kemeja seragam berlambangkan osis di sakunya kini sudah kusut tak beraturan, a-ah tidak sekusut kondisi keduanya saat ini sih.

Seragam yang sudah kusut, keringat yang bercucuran di masing-masing tubuh, ruangan yang kian memanas padahal sejak Mingyu datang ruangan ini sudah sedingin kutub, surai hitam yang lepek dan basah, desahan yang yang memenuhi seluruh ruangan, erangan nafsu yang membuat bulu kuduk merinding dan tentunya suara becek yang terdengar amat erotis.

"M-mingyu! Pe-pelaaaaanhhhh.."

Lagi, Jaehyun kembali mendesah keras ketika Penis Mingyu masih kesulitan mencari sweetspot Jaehyun.

"A-asu! Saakkiit!! -mhhh.."

Oh.

Itu dia.

A B O U T  U S  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang