Let's be Friend!

2.2K 258 6
                                    


30 Days With Ahjussi

Jennie masih duduk di sofa kantor Taehyung. Ini sudah pukul 5 dan ia masih menunggu. Ponselnya sudah mati, ia juga tak membawa charger atau powerbank. Ia sekarang memikirkan kekasihnya. Sudah lama mereka tak bertemu, Apa kabarnya?

Tadi pagi Taeyong sempat menghubungi Jennie memang namun gadis itu tetap saja masih rindu. Hari ini adalah anniversary mereka yang ke 3 tahun.

Jennie sedih karena ia tak dapat bertemu dengan Taeyong yang sekarang berada di Hongkong untuk sebuah urusan katanya.

.
.
.

"Ayo."

"Akhirnyaaaaa..... astagaa tulang punggungku seperti mau patah dari tadi duduk di sofa keras ini."

Taehyung menatap Jennie yang dari tadi menggrutu tanpa hentinya. Ia sedikit kasihan karena menunggu memang sesuatu yang memuakan. Taehyung berencana untuk mengajak Jennie makan terlebih dahulu sebelum mereka berbelanja.

.
.
.

       Gadis itu sekarang sedang meneliti buku menu yang ada di depannya. Ahjussinya itu lumayan berbaik hati padanya karena ia membiarkan Jennie untuk makan sepuasnya sore ini. Jennie pikir ia tak akan di beri makan oleh setan itu.

"Emm aku mau satu Penne Chicken Pesto dan Mineral Water satu...."

"Satu Penne Chicken Pesto dan satu Mineral Water.... tuan apa pesanan anda?"
Tanya pelayan itu kepada Taehyung.

"Samakan saja"

"Baiklah.. saya ulangi...."

.
.
.

   Selesai memesan Jennie pun memutuskan untuk melihat keluar jendela, kebetulan mereka duduk di sebelah jendela persis sehingga dapat terlihat pemandangan jalanan dan taman di depan.

"Maaf membuatmu menunggu lama tadi"
Entah mengapa Taehyung mengucapkannya.

"Yak Ahjussi.... Kau sebenarnya kenapa huh? Sikapmu menjadi aneh."
Jennie menyipitkan matanya curiga.

Taehyung hanya menatap Jennie

"Ehehe aku hanya bertanya jgn marah padaku nde?"
Jennie tertawa canggung. Ia tak mau di marahi oleh pria tua di seberangnya seperti ia memarahi Kay tadi.

"Ahjussi aku bosan... ayo bicarakan sesuatu."

"Malas."

"Aku lelah dengan sikap Ahjussi yang seperti patung hidup itu. Dengarkan saja ceritaku kalau begitu..."

"Hm"
Taehyung sadar dia memang seperti itu.

"Jadi Ahjussi.... kau tau sebenarnya aku sedih hari ini. Hari ini harusnya aku berkencan bersama pacarku seperti pasangan pasangan yang ada di depan sana (menunjuk taman di seberang resto itu sambil tersenyum kecut) . Hari ini adalah anniversary ke 3 kami tapi ia sekarang sedang berada di luar negri karena urusan penting. Dan tahun ini bukan yang pertama kalinya ia meninggalkanku pada hari se-spesial ini"

Taehyung jelas dapat melihat kesedihan yang ada di dalam mata kucing itu.

"Kau mempunyai pacar?"

"Paboo! Lalu siapa yang kubicarakan dari tadi!"

"Aku baru tau ada yg mau mengencani gadis manja dan aneh sepertimu!"
Dengan nada datarnya namun berusaha menghibur Jennie.

Jleb

Kalimat itu nampak biasa saja namun sebenarnya Jennie sedikit sakit. Kenapa semua orang menganggapnya aneh... jennie pernah dulu dihianati oleh sahabatnya.

Mereka membenci Jennie karena ia aneh dan hanya berteman karena Jennie ini kaya. Jennie mendengar mereka berbicara seperti itu dan ia langsung pindah sekolah.

Semoga saja teman temannya yang sekarang tak seperti itu. Walaupun mereka jarang hang out bersama namun Jennie tetap percaya kepada mereka.

"Memangnya aku se aneh itu? Banyak ya yang membenci diriku... sahabatku.... kau... atau mungkin pacarku sendiri? Hahaha"
Ucap gadis itu dengan wajah mirisnya sambil menunduk meratapi nasibnya.

Jennie bersikap seperti ini agar ia memiliki banyak teman, namun kenapa semua malah membencinya?

Bukannya menghibur Taehyung justru membuat perasaan gadis itu semakin kacau.

"Maaf."

Taehyung mulai serius berbicara dengan Jennie. Sudah lama ia tak mengobrol serius selain mengenai pekerjaanya.

Jennie mengangkat kepalanya dan tersenyum.

"Gwenchana... aku sudah biasa di perlakukan seperti itu. Hampir semua temanku di sekolah lamaku membenciku."

"Andwae, bukan itu maksudku"
Taehyung meluruskan perkataanya.

Kali ini kerutan  muncul di wajah Jennie. Bingung tentu saja.

Ahh.... ia menangkap bahwa pria itu paling sedang merasa iba dengannya.

"Ahjussi..."
Suara Jennie sekarang terdengar begitu lembut. Tidak sepeti biasanya.

"Wae?"

"Mau jadi temanku?"

"Maksudmu?"

"Ani-aaa tak apa... lupakan saja"
Jennie menggelengkan kepalanya.

"Boleh."
Jawab Taehyung singkat sambil memandang taman di pinggir sana.
Entah apa yang ia ucapkan. Ia tak pernah mau berhubungan dengan perempuan manapun, namun Jennie.... Ia merasakan sesuatu yang berbeda entah sejak kapan.

Keluarga Taehyung membencinya dan perlakuan kasar ibu tirinya yang membuat sikap Taehyung seperti ini.

Untunglah ia memiliki teman" yang selalu berada di sampingnya yang membuatnya tetap kuat walaupun sikapnya tak bisa berubah. Ia menyadari betapa pentingnya memiliki dukungan seseorang dalam kehidupan ini.

Tak pernah terpikir bahwa gadis periang di depannya ini mendapat banyak kebencian dari teman temannya. Taehyung yakin bahwa suho dan irene juga pasti sibuk dan jarang bersama gadis itu, ditambah keadaan mereka sekarang yang...... ya seperti itu. 

Jennie.... ia begitu kuat. Tak seperti Taehyung yang keadaanya sudah rapuh,dingin, dan tak berperasaan, padahal ia masih memiliki orang" baik yang selalu ada di sekitarnya.... tak seperti Jennie.

"Gomawo"
Senyum Jennie mengembang.

Taehyung merasakan sesuatu di dalam dadanya. Melihat senyuman itu seketika pikirannya buyar. Jantungnya berpacu cepat. Apa ini?!

"Berjanjilah jangan tinggalkan aku Ahjussi seperti teman temanku dulu."
Jennie mengulurkan jari kelingkingnya.

"Hm"
Taehyung membalasnya. Sudut bibirnya saat ini sedang terangkat sedikit. Ia tersenyum walau tak terlihat.

"Permisi ini makananya...."

.
.

Tbc.
Taehyung kenapa yaa?
Buat kalian yg sempet baca ini kemaren ada beberapa hal yang aku ubah memang jd jgn kaget y lgsg meyesuaikan aja.
Thakyouu 💜

Vote jgn lupa!

30 Days With Ahjussi  || TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang