Bagian 5

110 26 0
                                    


Sinar matahari yang masuk melalui sela-sela pohon yang lebat menandakan bahwa matahari telah terbit.

Tak terasa saat itu gue yang dari tadi masih memikirkan apa sebenarnya mimpi itu.

"Gaes, bangun. Katanya mau cari Anton?" Suara Meli dari luar tenda.
"Iya bentar. Ga bangun, udah pagi nih." Kata gue bangunin Rangga.
"Huaah oh udah pagi ya," Jawab Rangga yang menguap.
"Ayo buruan, kalo lama nanti kesiangan." Kata Meli.
"Mau apa sih, Ka?" Tanya Rangga bingung.
"Yaelah, mau nyari Anton lah. Baru semalem diomongin, eh udah lupa aja," Jawab gue tertawa.

Gue dan Rangga pun keluar tenda. Sudah ada Meli, Ajeng, Febi, dan Windi yang sudah siap untuk mencari Anton.

"Kita nyari Anton mau mencar apa nggak?" Tanya Windi
"Gimana kalo dibagi 2 kelompok?" Tanya gue menawarkan.
"Oke, gue setuju." Jawab Ajeng.
"Yang lain gimana?" Tambah Ajeng.

"Gue sih setuju-setuju aja yang penting Anton ketemu," Jawab Febi mantap.
"Yaudah berarti fix dibagi 2 kelompok ya. Rangga, Ajeng, sama Febi. Gue, Meli sama Windi," Kata gue.
"Gue mau sama Rangga aja. Mel, lo sini gantiin gue. Hehehe," Kata Ajeng nyengir.

"Ecieee,, ada yang baru nih. Wkwk," Kata Febi.
"Apaan sih!" Jawab Ajeng dengan pipi merah.
"Yaudah, kelompok yang pertama ke arah barat, kelompok yang kedua ke arah timur. Ingat ya, jangan pernah ke arah Utara. Karena itu masuk hutan yang lebih jauh," Kata gue menjelaskan.

"Nanti jam 5 harus sudah ada disini lagi ya?" Tambah gue.
"Siaaap!" Jawab mereka serempak.

Akhirnya kita berpencar mencari Anton. Semoga saja Anton ketemu dengan selamat. Tapi gue masih heran, kenapa Anton tiba-tiba menghilang begitu saja. Bukannya dia tahu daerah hutan ini. Gue masih mikir yang buruk-buruk. Tapi gue mencoba buat ngilangin pikiran buruk itu.

"Anton!! Anton! Lo dimana ton!" Teriak Gue.
"Toonn!! Kita harus cepet pulang ton!" Teriak Windi seperti akan menangis.

"Lo kenapa Win?" Tanya Meli kepada Windi.
"Gue cuma takut kita ngga bisa pulang dari sini Mel. Hiks.. hiks.." Jawab Windi menangis.
"Lo ngga usah takut Win. Kita pasti nemuin Anton terus kita bisa pulang," Ucap Meli menenangkan.

"Tapi kalo Anton nggak ketemu gimana?? Hiks.. hiks." Tanya Windi semakin menangis.
"Anton pasti ketemu Windii.. Udah ya jangan nangis. Kan disini Lo ngga sendirian," Jawab Meli.

Sinar matahari semakin bergeser ke arah barat. Hari sudah sore, dan gue rasa gue nyari udah sangat jauh. Anton nggak ketemu sama gue. Mungkin Rangga udah nemuin Anton.

"Gue rasa ini udah jauh deh kita kesini," Kata gue.
"Yaudah, kita balik lagi aja. Mungkin Rangga dan yang lainnya udah ketemu sama Anton," Jawab Meli.

Saat gue, Meli, dan Windi dalam perjalanan menuju tenda, gue ketemu sama kakek tua yang kemarin ngingetin gue.

"Hei! Kalian masih disini?? Pulanglah kalian! Jangan pernah kembali kesini!" Kata kakek itu berteriak dari jauh.

Gue hampiri kakek itu.
"Kenapa kek?? Kita sebenarnya mau pulang. Tapi temen kita ada yang hilang," Kata gue ke kakek itu
"Dia bukan teman kalian!" Jawab kakek itu tegas.
"Maksudnya apa kek??" Tanya gue serius.
"Jangan banyak tanya! Pulanglah dan jangan pernah kembali!" Jawab kakek itu seraya pergi meninggalkan gue.

Gue langsung menghampiri Meli dan Windi yang masih menunggu gue bicara dengan kakek tua.
"Kakek tua itu bilang apa lagi, Ka?" Tanya Meli.
"Kata kakek itu, kita harus pergi dari tempat ini. Dan jangan pernah kembali lagi. Kakek itu juga bilang kalo dia bukan teman kita. Gue bingung siapa yang dimaksud kakek itu." Jawab gue serius.
"Apa mungkin Anton merencanakan sesuatu?" Tanya Windi serius.

"Kok Lo bisa mikir Anton si Win?" Tanya Meli.
"Bisa aja Mel. Kalian mikir ngga sih, kenapa tiba-tiba Anton ngilang gitu aja. Harusnya kan dia bilang dulu mau kemana. Gue curiga kalo ini ada hubungannya sama Anton," Kata Windi sangat serius.

"Gue juga ngerasain gitu Win," Jawab gue.

Tiba-tiba ponsel gue berdering. Panggilan dari ibu? Aneh, dihutan gini masih ada sinyal. Gue langsung angkat telepon itu.

Halo, assalamualaikum Bu.

Waalaikumsalam, nak kamu dimana??

Maafin Raka Bu. Raka pergi sama temen-temen ngga bilang dulu sama ibu.

Iya nggapapa. Tapi kamu pergi ke mana? Sama siapa aja?

Raka pergi ke Hutan Mati Bu. Sama temen-temen.

Astaghfirullah,, kenapa kamu pergi kesana nak?? Disana itu bahaya. Anton juga ikut??

Iya bu. Tapi Raka sama temen-temen bisa jaga diri baik-baik kok Bu. Iya Bu Anton ikut.

Ibu sudah bilang berapa kali sama kamu, jangan main lagi sama Anton. Dia tuh bukan anak baik-baik nak.

Maksud ibu apa??

Telepon gue tiba-tiba terputus begitu saja. Gue bingung apa maksud semuanya ini.

"Kita harus cari temen-temen yang lain!" Ucap gue serius.
"Loh, kenapa Ka?" Tanya Meli bingung.
"Anton dibalik semua ini Mel," Jawab gue.
"Maksud Lo? Anton yang merekayasa semuanya?" Tanya Meli.

"Iya. Dia bukan anak baik-baik Mel." Jawab gue serius.
"Gue ngga percaya, Ka. Gue ngga percaya! Hiks,, hiks." Kata Meli menangis.

"Kita harus cepet-cepet cari yang lain!" Kata gue.

Saat itu gue, Meli dan Windi langsung berlari kearah tenda. Semoga saja tidak terjadi apa-apa.

***

To be continued..

Jadilah pembaca yang bijak, yang selalu meninggalkan vote & komen
.
.
.
#hutanmatipart5

Hutan Mati [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang