Gue sama Meli terus berlari menuju tenda, berharap Windi dan Anton sudah disana.
Sekitar setengah jam, akhirnya gue sama Meli sampai ditempat kami mendirikan tenda. Gelap, sangaat gelap, tidak ada cahaya sedikitpun ditenda itu."Kita harus cari Windi, lalu kita keluar dari hutan ini," Kata gue panik.
"Iya ka. Kita harus pergi dari sini. Tapi disini gelap ka, kita nggak bisa lihat apa-apa," Ucap Meli.
"Gue bawa senter Mel. Lo bisa cari di tas mereka Mel. Barangkali ada senjata," Kata gue serius."Iya ka," Jawab Meli singkat.
"Ka, gue nemuin senter lagi sama golok," Kata Meli.
"Golok? Lo nemuin di tas siapa?" Tanya gue serius.
"Ini.. ini tas Anton," Jawab Meli.
"Hah Serius Lo?" Tanya gue kaget.Gue sambil menyalakan senter untuk menerangi didalam tenda. Gue kaget, karena banyak darah di dalam tenda.
"Ka, kok banyak darah gini si?" Tanya Meli panik.
"Gue juga nggak tau Mel," Jawab gue bingung.
"Apa jangan-jangan Windi udah dibunuh sama Anton?" Tanya Meli dengan raut muka kaget.
"Gue nggak tau pastinya Mel. Mendingan kita cari Windi, darah ini masih sangat basah mungkin saja mereka belum jauh," Kata gue."Iya Ka." Jawab Meli singkat.
Gue sama Meli langsung keluar tenda dan mencari dimana Windi. Jujur gue takut jika berhadapan dengan seorang pembunuh. Tapi ini demi keselamatan temen-temen gue.
"Windi!! Win!!" Teriak Meli kelelahan.
"Lo dimana Win?!" Teriak gue dengan melihat sekitar dengan senter.
"Gimana nih ka??, Hiks.. hiks." Kata Meli menangis.
"Kita pasti nemuin Windi Mel. Kita nggak boleh nyerah begitu saja!" Kata gue menyemangati Meli."Iya ka. Makasih, Lo selalu nguatin gue disaat-saat seperti ini," Jawab Meli menghapus air matanya.
Gue sama Meli terus berjalan mencari Windi. Gue merasa ini sudah sangat jauh masuk ke dalam hutan, gue berhenti disamping pohon besar.
"Mel, ini udah sangat jauh kita kedalam hutan. Apa kita harus pergi saja?" Tanya gue seraya menyerah.
"Tapi ka kita nggak bisa ngebiarin Windi gitu aja," Jawab Meli.Tiba-tiba, kepala gue seperti terkena tetesan air. Ketika gue melihat ke atas pohon. Gue sangat kaget, karena ada orang yang digantung disana.
"Astaghfirullah! itu apa ka?" Tanya Meli takut.
"Gue juga nggak tau Mel," Jawab gue sambil menyenteri ke atas.
"I.. itu.. itu Windi Mel!" Kata gue kaget."Hah Windi? Kenapa Windi ada diatas? Hiks. Hiks. Terus kemana Anton itu?! Kenapa dia malah melakukan ini sama temen-temen kita?! Hiks. Kenapa dia nggak bunuh gue aja!" Ucap Meli menangis tak henti.
Bruuuk..
Dari belakang seperti ada yang memukul gue. Gue seketika langsung tumbang, tatapan semakin berkurang.
"Raka!! Tolong ka!" Suara Meli seperti dari arah jauh.
Gue melihat Meli semakin jauh seperti ada yang membawa.
Seketika gue langsung bangun dari itu, kepala gue sangat pusing.
Gue berjalan mengejar orang yang membawa Meli kabur.Dari jauh, gue melihat sebuah rumah di tengah hutan. Aneh sekali, kenapa ada rumah di tengah hutan seperti ini.
Gue langsung mikir bahwa Meli ada disana. Tanpa pikir panjang, gue langsung menuju ke rumah itu.Rumah itu begitu kosong, kotor, tidak terawat. Disana ada sebuah foto keluarga yang sangat bahagia. Difoto tersebut, terlihat seorang laki-laki dan perempuan yang menggendong seorang anak laki-laki.
Gue nggak tau, sebenarnya siapa pemilik rumah ini.Gue menelusuri setiap ruangan yang ada di rumah itu. Ketika gue sampai di kamar tengah, gue mendengar suara tangisan Meli dari dalam.
"Hiks.. hikss.. Lo kenapa bunuh temen-temen gue? Lo tega ton! Dan sekarang Lo mau bunuh gue? Hiks.. hiks.." Ucap Meli menangis.
"HAHAHA!! Sebenernya gue bawa Lo kesini buat mancing Raka supaya kesini. Terus gue bisa bunuh dia kaya temen-temen Lo yang brengsek itu!" Suara Anton kasar kepada Meli.
Gue terasa panas mendengar kata-kata itu. Tapi gue harus bisa mengendalikan emosi gue, supaya gue bisa menyelamatkan Meli. Gue yang dari tadi mendengar pembicaraan mereka dari luar ruangan, tetap berjaga supaya tidak diketahui oleh Anton.
"Kenapa Lo nggak sekalian bunuh gue?! Lo kenapa? Raka itu temen baik Lo??!" Tangisan Meli semakin menjadi.
"Lo masih tanya kenapa?! Karena dia udah deket sama Lo! Paham!" Kata Anton semakin kasar."Terus kenapa jadi seperti ini?!" Tanya Meli terisak.
"Karena gue suka sama Lo Mel! Gue suka sama Lo!" Ucap Anton.Gue yang mendengar perkataan itu merasa bersalah, kalau saja gue nggak terlalu dekat dengan Meli, mungkin semua tidak terjadi seperti ini. Sebenernya gue juga suka sama Meli, tapi kali ini gue merasa bersalah.
"Tapi kenapa Lo harus lakuin ini semua?!" Tanya Meli membentak.
"Karena temen-temen Lo itu udah dukung Lo sama Raka. Paham?!" Jawab Anton.
"Tapi gue nggak cinta sama Lo ton," Jawab Meli singkat.
"Karna.. karena gue cinta sama Raka. Raka yang selalu nguatin gue," Sambung Meli.Gue kaget mendengar perkataan Meli itu. Gue merasa masalah ini akan semakin rumit jika gue sama Meli belum keluar dari sini.
***
To be continued..
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan bintang ⭐.
.
.
.#hutanmatipart7

KAMU SEDANG MEMBACA
Hutan Mati [Completed]✓
Mystery / Thriller|•| FOLLOW SEBELUM BACA |•| (Story 1) -SELESAI REVISI- Dimulai dari kepercayaan seorang teman mengenai hal-hal yang berbau mistis. Yang membuatnya tertarik mengenai hutan mati yang jauh dari pemukiman penduduk. Mereka mengira bahwa makhluk astral y...