Bagian 4

133 28 0
                                    

Kriik.. kriik..
Turrr.. turrr..

Suara jangkrik begitu keras masuk ke dalam telinga, begitupun suara burung hantu yang menyeramkan.
Ditambah suara seperti lolongan dari jauh entah dimana.

"Gaes, ini gue tadi bawa daging, sosis, sama ikan. Tadi gue cuma bawa dari rumah tapi nggak bilang mamah. hehehe," Kata Windi nyengir.

"Yaelah ada-ada aja lo Win. Hahaha," Balas Rangga tertawa, semuanya pun ikut tertawa ditengah gelapnya malam, dan dingin udara.

"Yaudah ayo kita bakar, ini gue juga bawa roti dari rumah," Tambah Ajeng.

Sembari bernyanyi disertai aroma khas ikan bakar dan daging bakar menambah sensasi menyenangkan walaupun didaerah yang tidak semestinya.

Ajeng, Meli, Febi dan Windi yang membakar ikan dan daging itu. Sementara gue, Rangga, dan Anton bernyanyi untuk menghilangkan penat mencairkan suasana.

"Gaes ini udah jadi nih. Ayo kita makan dulu," Ucap Meli sambil membawa makanan yang beralaskan daun pisang.

"Ayoo serbuu!! Hahaha."

Kita semua menikmati makanan yang super enak itu, walaupun cuma dengan garam dan kecap manis.

Setelah selesai makan, kita semua bersenda gurau.
Gue duduk memikirkan kalo ada hal-hal yang buruk. Tiba-tiba Meli menghampiri gue dan duduk disebelah gue.

"Ka, lo kenapa duduk sendirian? Nggak takut lo?" Tanya Meli yang duduk disebelah gue
"Lah, kenapa takut? Jarak gue sama kalian kan cuma 1 meter. Hahaha," Jawab gue tertawa.
"Iya juga sih ya," Balas Meli nyengir.

"Cieee, Raka sama Meli duduk berdua nggak ngajak-ngajak. Hahaha," Ledek Febi sambil tertawa.

"Iya nih, di hutan gini masih aja pacaran, wkwk," Tambah Ajeng.
"Ihh apaan sih kalian?" Jawab Meli malu-malu.
"Eh eh, liat tuh pipi Meli merah. Hahaha," Tambah Rangga yang sontak membuat tertawa.

Gue hanya tertawa kecil. Gue lihat saat Meli tersenyum, duh manisnya. Entah apa yang gue rasain waktu itu, Meli yang sebelumnya terlihat biasa-biasa saja, seperti ada rasa sama gue.

"Eh, Anton mana? Bukannya tadi bareng kalian disitu," Tanya gue yang mengheningkan suara.
"Lah iyaya, mana tuh anak?" Tambah Windi.
"Bentar gue cek dulu, barangkali dia di tenda," Kata Ajeng.

"Anton nggak ada di tenda. Gue udah cek semua tenda tapi nggak ada," Kata Ajeng khawatir.
"Kok bisa nggak ada sih?" Tanya gue.
"Masa si Anton ilang di hutan begini. Hadeh pusing pala gue," Kata Febi.

"Yaudah ayo cari Anton," Ucap Rangga menambahkan.
"Kita nggak bisa cari malam-malam begini. Kita bisa cari Anton besok," Usul gue.
"Tapi kalo Anton nggak ketemu gimana? Kita kan kesini bareng, jadi kita pulang juga harus bareng dong," Kata Windi menangis.
"Anton pasti bertemu kok Win. Lo tenang aja, lagian kita bermalam disini dua hari," Jawab Meli.

"Yaudah ayo semuanya tidur dulu! Besok kita cari Anton," Kata gue.

"Iya," Jawab mereka singkat.

Waktu itu jam 22.25, gue belum bisa tidur. Gue masih mikir kenapa Anton tiba-tiba hilang begitu saja. Ada yang aneh sama Anton.

Tak terasa mata gue yang sedari tadi merasakan kantuk akhirnya tertutup juga.

"Toloong!! Toloong!! Kyaaa!"

Gue seketika terbangun mendengar suara teriakan itu.
Rangga yang tadinya tidur disebelah gue sudah tidak ada.
Gue keluar tenda dan melihat apa yang terjadi. Gue lihat seseorang mengenakan topeng dan jubah warna hitam mencekik Meli.
Dan gue lihat, Rangga yang sudah tergantung diatas pohon, Ajeng yang tergeletak berlumuran darah, serta Febi dan Windi tertancap kayu.

"Melii!! Hei lepaskan Meli!" Teriak gue ke orang itu.
"Uhuk, tolong gue ka!" Ucap Meli yang sesak nafas.
Seketika orang itu mengayunkan pedang dan langsung ditusukkan ke perut Meli hingga tembus.
"Hekk.." suara Meli ketika pedang menembus perutnya.
"Meliii!!" Teriak gue dari jauh.

"Haaa!!" Teriak gue seketika terbangun.
"Astaghfirullah, ternyata cuma mimpi," Ucap gue. Rangga terbangun mendengar teriakan gue.

"Lo kenapa ka? Gangguin orang lagi tidur aja!" Kata Rangga kesal.
"Iya maafin gue Ga," balas gue meminta maaf.

Rangga langsung melanjutkan tidur.
Kulihat jam masih pukul 03.00, gue kira sudah pagi. Kurasa waktunya seperti lambat.

Gue masih bingung apa maksud mimpi tadi. Gue takut kalo itu benar-benar nyata. Gue ngga bisa melanjutkan tidur waktu itu. Gue harap itu hanya mimpi saja.

***

To be continued..

Jadilah pembaca yang bijak, yang selalu meninggalkan vote & komen
.
.
.
#hutanmatipart4

Hutan Mati [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang