"Ah selesai!" Teriak Jungkook merenggangkan tubuhnya dengan menarik lengannya ke atas, "Rasanya kaya mau patah jari-jari aku."
"Baru segitu, belum skripsi, loh." Timpal Jimin yang duduk di samping Jungkook. Masih fokus pada laptopnya.
"Makannya, ngga kebayang banget," ucap Jungkook.
Namja itu naik ke atas ranjang king size milik Jimin dan merebahkan tubuhnya di sana. Ya, mereka sedang ada di apartemen mahal Jimin yang tentunya dibelikan oleh kliennya.
Apartemen milik Jungkook juga sama mahalnya seperti Jimin ngomong-ngomong, "Jim, ahjussi itu masih menjadi sugar daddymu?"
"Masih."
"Tapi aku lihat, kau jarang bersamanya?"
"Kau kan dulu pernah menjadi sugar baby nya. Kau pasti tahu lah kenapa," jawab Jimin.
"Itulah kenapa aku mencampakkannya," ucap Jungkook menatap langit-langit kamar Jimin, "Aku tidak suka diabaikan terlalu lama."
"Bilang saja kau bosan."
"Tidak juga," bantahnya, "Aku hanya ingin sugar daddyku selalu memanggilku. Kita pergi kencan dan menghabiskan waktu bersama. Bukan hanya dipanggil saat butuh sex saja."
"Kalau begitu kenapa kau tidak cari pacar saja?"
Jungkook berdecih, "Kalau aku cari pacar, aku akan telalu lama berpikir mencari tipe idealku."
Jimin hanya menghela napas melihat kelakuan Jungkook yang tak berubah. Jika diingat kembali, alasan Jimin dan Jungkook bekerja seperti ini berbeda. Jika Jimin karena masahal finansial. Jungkook jusru karena tertarik.
Sesuai yang ia ceritakan, Jungkook hanya ingin menghabiskan waktunya dengan seseorang dan mendapatkan banyak kasih sayang. Dia ingin dimanja, tapi tidak mau memulai sebuah hubungan dengan orang lain.
"Ah Jim!" Jungkook membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap dan memperlihatkan ponselnya pada Jimin yang duduk di bawah kasur, "Mr. Jang memintamu menemaninya."
"Mr. Jang? Sugar daddymu dulu?"
"Ya, di club malam ini, kau mau tidak?" Jimin menimang-nimang sebentar, "Dia menjanjikan apartemen baru untukmu. Waw! Lebih mahal dari apartemenmu yang ini. Coba lihat!"
Jimin membola matanya melihat gambar apartemen yang Mr. Jang kirimkan pada Jungkook, "Semalam saja dapat apartemen ini?"
"Ya!" Jawabnya, "Dia memang sekaya itu. Ah... Aku sedikit menyesal sempat mencampakkannya karena ada sugar daddyku yang baru saat itu."
"Ew... Ya sudah. Kapan?"
"Besok malam, kau yakin bisa kan?"
"Iya, bisa."
"Oke, pokoknya kau harus datang. Dia... Ngga suka ada orang yang membatalkan janjinya tanpa seizin dia."
"Iya kau tenang saja," Jimin menutup laptopnya setelah tugasnya telah selesai lalu ikut berbaring di samping Jungkook.
•
•
"Ini tugasku, Pak." Ucap Jungkook mengulurkan makalah miliknya pada Yoongi.
"Oke."
"Kalau begitu, saya permisi," pamit Jungkook membungkukkan badannya lalu pergi dari ruangan sang dosen.
"Sok berwibawa banget, nyatanya bejad," gerutu Jungkook, lalu mengabari Jimin jika ia sudah mengumpulkan tugas dari Yoongi dan mengingatkannya pada janji mereka malam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby! | Yoonmin
Fanfiction"Aku mohon pak... Aku... Aku akan lakukan apapun, apapun, asalkan jangan sampai berita itu menyebar," -Park Jimin, menatap dosennya memohon. "Kalau begitu...." Yoongi tiba-tiba menggendong Jimin duduk di atas counter. "Mari main satu ronde." -Min Yo...