"YA! PARK JIMIN!"
Jimin merutuki kebodohannya yang lupa jika hari ini dia akan bertemu dengan Jungkook. Ini sudah dua hari dari hari di mana Jimin membatalkan janjinya dengan Mr. Jang tanpa mengabari Jungkook terlebih dahulu.
Belum sempat Jimin berniat kabur, teman bongsornya itu langsung menarik Jimin menuju kantin fakultasnya.
"Ya! Jeon Jungkook! Jangan menarikku terus!"
"Ya! Kau ke mana saja eoh?!" Tanya Jungkook emosi. Dia sudah menahan kekesalan dan seluruh rentetan makian pada Jimin selama dua hari. Jadi, jangan salahkan Jungkook jika hari ini dia akan meledak
"Tidak ke mana-mana, eoh," Jawab Jimin, "Aku di apartemenku, Kook."
"Tapi kenapa pesanku tidak kamu balas? Telponku juga tidak diangkat," ujar Jungkook, "Gara-gara kau, aku yang jadi ditiduri oleh Mr. Jang, tahu?" Cicitnya di akhir kalimat karena takut orang-orang akan mendengar.
"Berarti apartemen itu memang untukmu."
"Cih, dia tidak memberiku apartemen itu," ucap Jungkook meraba pantatnya yang masih terasa nyeri, "Aku hanya diberi seperempat dari harga apartemen yang harusnya jadi milikmu, dan lagi, dia memberiku hukuman. Aku jadi tidak bisa jalan dua hari."
Aku juga dihukum, batin Jimin.
"Jadi kau kemana saja? Terakhir, kau kan bersama Pak Yoongi?"
Mendengar nama dosennya itu membuat Jimin kembali mengingat kejadian dua hari lalu.
•
•
Flashback
Jimin tidak sadarkan diri sampai keesokan harinya. Baru ketika Yoongi pulang dari kampus setelah mengajar, erangan Jimin yang tertidur di ranjangnya terdengar.
Yoongi buru-buru menghampiri namja itu yang sudah memakai piyama satin hitam milik Yoongi.
"Park Jimin, kau sudah bangun?"
Jimin mengucek matanya dan terkejut melihat Yoongi di hadapannya, "P–pak—maksudku Daddy?"
"Kenap—awh!" Jimin merasa bagian selatannya terasa perih begitu ia bergerak sedikit.
"Jangan banyak bergerak. Dokter bilang kau butuh istirahat." Ucap Yoongi sedikit membantu Jimin duduk di ranjang dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.
Jimin kembali mengingat kejadian malam itu sehingga pipinya memerah padam. Dia tidak menyangka hal yang terasa mimpi itu, benar-benar terjadi padanya. Dan pria yang menyebabkannya seperti ini ada di hadapannya sekarang.
Nyata.
Bukan khayalan.
"Um, Pa—Daddy, jam berapa sekarang? Harusnya hari ini aku ada kelas—"
"Aku sudah memberikan surat izinmu pada dosen yang mengajar. Nilaimu tidak akan menurun karena sakit." Potong Yoongi.
Jimin terkejut, "Oh? Ka–kalau begitu, terima kasih pak—maksudku, Daddy."
Yoongi menghela napas, "Kalau kau tidak bisa setiap saat memanggilku Daddy. Kau boleh panggil apa saja. Tapi jangan Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby! | Yoonmin
Fanfiction"Aku mohon pak... Aku... Aku akan lakukan apapun, apapun, asalkan jangan sampai berita itu menyebar," -Park Jimin, menatap dosennya memohon. "Kalau begitu...." Yoongi tiba-tiba menggendong Jimin duduk di atas counter. "Mari main satu ronde." -Min Yo...