TFH | 3.ABANG

230 78 91
                                    

"Jatuh cinta memang tak semudah jatuhnya benang sari bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jatuh cinta memang tak semudah jatuhnya benang sari bunga."

👣

Beberapa menit lalu bel pulang sudah berbunyi. Setelah Pak Nawi keluar, Ayya segera membereskan buku-bukunya. Ayya cukup bersemangat untuk pulang hari ini. Karna ia akan diajak jalan-jalan. Dan tanpa sadar Ayya terus tersenyum membayangkan itu. Tapi senyumnya itu membuat empat orang memperhatikannya aneh.

"Ayya?" panggilnya sangat-sangat keheranan.

"Dihh, Ayya kesurupan?" tanya Fira bergidik ngeri.

"Kasmaran," cibir Ica datar.

Tapi sayang, Ayya sama sekali tak perduli dengan semua cibiran itu.

"Mm, kalian duluan aja. Fira, lo langsung ke rumah gue aja, anggap rumah sendiri. Gue ada urusan." ucap Ayya santai sambil mencoba mengecek ponselnya yang tadi terdengar berbunyi beberapa kali.

Ketiga temannya masih menatapnya aneh. Ditambah sekarang Ayya tersenyum menatap layar ponselnya.

"Inget, luka lama belum sembuh!" cibir Ica lagi sebelum kemudian berlalu disusul Steffi dan Fira.

Ayya terdiam. Memangnya kenapa? Toh dengan adanya suasana baru ini bisa membuat Ayya lupa luka itu. Atau jangan-jangan mereka pikir Ayya jatuh cinta lagi?

Ayya terkekeh, jatuh cinta tidak mudah bagi Ayya. Bahkan Ayya sadar betul hatinya masih dimiliki Darel seutuhnya. Ia hanya merasa senang karna akan diajak jalan-jalan dari pada langsung pulang dan suntuk di rumah.

Ayya menatap kembali layar ponselnya dan ia kembali dibuat tertawa.

Ayya menatap kembali layar ponselnya dan ia kembali dibuat tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayya segera melangkahkan kakinya dengan riang. Ia siap bersenang-senang dengan cowok yang sepertinya punya selera humor itu. Ayya mau tau seberapa tinggi dan apa setara dengan humornya.

Ayya bersenandung sambil terus menyusuri koridor menuju tempat tadi. Namun ruangan berplang pengenal Ruang OSIS itu membuat langkah Ayya terhenti. Ia mendengar suara seseorang yang ia tuju saat ini. Ternyata Vyan sedang mengadakan rapat. Ayya memutuskan untuk menguping saja di balik pintu sambil menunggu orang itu.

TRES FLAVORS HUMAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang