TFH | 39.BALIK KANAN

52 12 0
                                    

"Tanda dia menginginkan mu juga adalah saat kau bertanya sesuatu padanya dan dia juga menanyakan balik hal yang sama. Tapi kalau dia bodoamat, maka berpikir lebih lah."

👣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👣

"Eh, udah dateng aja lo,"

Suara yang tiba-tiba itu membuat Vyan segera menoleh. Apalagi pundaknya di tepuk. Secara tempat itu masih sepi, dan Vyan harus cukup waspada. Kejahatan di mana-mana, bukan cuman kejahatan fisik tapi juga kejahatan batin. Kalau penunggu tempat itu yang menghampirinya, kan bisa mengganggu batin Vyan.

"Sampai di sini jam berapa lo?" tanya orang itu lagi sambil mengambil posisi duduk di sebelah Vyan.

"Jam enam lebih lima belas menitan," jawabnya santai.

Ya, hari ini Vyan kembali datang sangat cepat. Padahal kelasnya di mulai jam delapan. Tentu Vyan tidak lupa jadwal. Seperti dulu, kalau sudah menemukan Nadhira pasti Vyan cepat ke kampus.

"Terus lo mau apa? Lo ada kelas sepagi ini? Atau habis meet and great sama penunggu kampus?" tanya cowok berbandana merah itu dengan terkekeh kecil membayangkan kalau memang itu Vyan aktivitas Vyan.

"Nunggu seseorang,"

"Hmm," dehamnya menimbang-nimbang. "Pasti spesial banget tu orang,"

Memang benar, tapi Vyan hanya meresponnya dengan senyuman malu-malu. Nadhira memang spesial, hingga Vyan berani berangkat sepagi ini. Vyan tak tau alamat cewek itu, jadi ia hanya bisa menunggu di kampus.

Vyan yakin hari ini cewek itu akan ke tempat ini, karna ia juga yakin yang dilihatnya kemarin memang benar-benar Nadhira. Bukan sekedar khayalan. Cewek itu memang benar-benar ada di sekitarnya.

Beberapa menit melanjutkan pembicaraan dengan teman barunya itu-Kahfi. Akhirnya mobil hitam mewah datang memasuki area kampus bahkan sampai di depan teras, bukan berhenti di parkiran. Artinya itu bukan mobil sembarangan orang, membuat Vyan terus meneliti.

Dari mobil itu turun kaki cantik putih yang dilindungi higheels krim, menyatu dengan kulit kakinya. Kaki itu milik cewek tinggi bersetelan blazer coklat. Rambut hitam pekatnya diikat satu. So simple, tapi sudah seperti ciwi-ciwi kantoran Korea.

"Nadhira!" panggil Vyan dari tempatnya.

"Vyan?" sahutnya pelan, sedikit kaget.

Vyan segera berlari menghampiri gadis cantik itu. Penampilan Nadhira benar-benar menyilaukan mata. Vyan jadi tidak percaya diri kalau harus bergandengan dengan cewek itu.  Ia merasa seperti teh sisri gula batu yang bersanding dengan Starbucks.

TRES FLAVORS HUMAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang