3) Astrophile

172 68 4
                                    

"Jingga, buruan ayo, nanti keburu masuk." ajak Diva pada teman sebangkunya untuk pergi ke kantin.

"Lo duluan aja, deh. Gue gak ke kantin." tolak Jingga.

"Beneran?"

"Iya, gue mau ngembaliin ini." katanya sambil mengangkat buku biru.

"Yaudah deh." Diva pergi meninggalkan Jingga.
___________________________________________

"Pak Un, udah selesai nih, bacanya." Jingga meletakkan buku pinjamannya di meja Pak Un. "Mau pinjem lagi ya."

"Iya, tapi dijaga baik-baik." kata Pak Un, mengingat sifat ceroboh Jingga ketika tidak sengaja mengeletakkan buku pinjaman di tribun.

Jingga tersenyum sambil membentuk simbol 'ok' dengan tangannya. Dia pun menuju ke rak nomor 5, dimana tempat berkumpulnya buku tentang luar angkasa.
Namun saat dia ingin memasuki lorong diantara rak nomor 5 dan 6, dia berbalik.

"Itu bukannya cowok rese yang kemarin?" tanya Jingga dalam hati. "Bego! Kenapa gue malah mau balik begini." sambil menepuk jidatnya.

Dia pun akhirnya menuju rak nomor 5, dia harus bersikap biasa saja kali ini, namun bila melihatnya saja dia jadi mengingat kejadian kemarin.

Jingga mengambil buku astronomi kali ini, saat sudah menarik buku dari rak, buku yang bersebelahan pun jatuh. Membuat seseorang menoleh padanya. Tatapan keduanya bertemu, hingga Jingga memutuskan pandangan dan memutar bola matanya. Dia mengembalikan buku yang jatuh pada rak semula. Merasa sudah menemukan buku yang ingin dibacanya, dia pun pergi.

"Jingga pinjem yang ini pak." Pak Un pun segera membuat catatan pinjam.

"Buku yang kamu pinjam kemarin bagus tidak?" tanya Pak Un.

"Bagus pak! Yang paling bagus halaman 88, yang bagian..." belum Jingga menyelesaikan perkataannya, sebuah suara memotong pembicaraannya.

"Pak."

"Yang bagian waktu dia..."

"Saya pinjam yang ini." potong Biru untuk kedua kali.

Jingga berdecak, dan melirik Biru. Tandanya dia benar-benar terganggu.

"Sebentar ya Jingga. Bapak catet nama dia dulu." kata Pak Un sambil mengambil buku yang dipinjam Biru.

Jingga hanya bisa memasang wajah kecut.

"Loh ini buku yang kalian pinjem sama." kata Pak Un sambil memperhatikan kembali buku yang dipinjam Jingga dan Biru. Jingga memilih untuk mengalihkan pandangannya, baginya tidak peduli. "Kamu suka astronomi ya?" tanya Pak Un pada Biru.

Biru mengangguk. "Makasih pak." Biru pun segera mengambil buku pinjaman yang sudah dicatat dan pergi.

"Jadi bapak punya dua teman yang sama sama suka astronomi, nih." kata Pak Un.

"Jangan mau temenan sama dia pak." bisik Jingga.

"Kenapa? Kayanya anaknya baik baik aja."

"Mukanya ada dua. Bisa baik, bisa ngerii."

"Kamu itu ada ada aja." Pak Un terkekeh.
___________________________________________

Jam pulang sekolah pun berbunyi. Saatnya pulang dan istirahat untuk murid-murid SMA Bima Sakti. Tapi tidak bagi klub futsal sma ini. Mereka tidak langsung pulang, karena tadi Devan meminta waktu sebentar untuk berkumpul.

"Gue minta kalian ngumpul karena ada hal penting." ujar Devan memulai pembicaraan. "Jadi kemarin itu, gue di chat sama kapten futsal SMA Galaksi. Katanya dia mau ngadain kunjungan ke SMA kita. Buat lihat-lihat fasilitas. Mereka juga udah dapet izin sama kepala sekolah kita." lanjutnya.

Jingga BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang