Jam menunjukkan pukul satu siang, sudah lama Jingga dan teman-temannya menunggu murid lainnya masuk ke ruang mading. Hari ini hari pertama Jingga mengikuti ekstra setelah sebulan menghilang.
"Iya bener! Apalagi waktu Kavi jadi kiper, keren banget!" Kata Diva memuji penampilan Kavi, kiper di klub futsal yang kemarin tampil gemilang di laga ujicoba.
"Keren Biru! Dia jago banget giring bola, apa lagi dia yang katanya jadi man of the match pertandingan kemarin." Lanjut Maudy tak kalah heboh.
Vira pun setuju dengan perkataan Maudy.
"Gak sabar liat penampilan mereka di pertandingan minggu depan."Jingga hanya diam, dia tak tahu apa yang mereka bicarakan. Karena saat pertandingan dimulai, dia tidak ikut serta menjadi penonton.
Tak lama setelah itu, Karin datang. Semua murid yang mengikuti ekstra mading mulai duduk rapi.
"Siang semuanya." Sapa Karin.
"Siang..."
"Kita langsung mulai aja ekstranya. Jadi mading yang kemarin kan udah kadaluarsa. Kita bakal buat mading yang baru. Aku mau tahu dong, tema apa yang kalian punya, terus pengen kalian jadiin tema di mading." Tanya Karin pada anggota mading yang jumlahnya hanya 25, terdiri dari 4 murid kelas 11 dan sisanya kelas 10. Karena kebanyakkan murid SMA Bima Sakti lebih memilih ekstra olahraga.
"Bingung gue, kak. Soalnya udah banyak tema yang udah kita buat." Jawab Maudy.
"Kalau tentang kebersihan sekolah aja, gimana?" Diva berpendapat.
"Jangan, deh. Itu tema yang udah umum, coba cari tema yang khusus, yang ada kaitannya sama sekolah ini." Saran Karin.
"Sumpah gue gatau, kak. Apa ya kira-kira?"
"Tadi aja gibah lancar jaya, masa nentuin tema susah." Kata Jingga menyinggung ketiga temannya.
"Emang tadi kita gibah apaan?" Tanya Vira.
"Gibah Kavi, Biru sama tim futsal sekolah kita." Kata Diva polos.
"Gue tau, kita pakai tim futsal aja buat tema mading kali ini!" Seru Maudy.
"Oke, sepakat ya!" Kata Karin. "Tapi mading itu fakta dan nyata, jadi nanti kita harus wawancara sama anggota futsal tentang kapan, dimana, apa, mengapa, pertandingan futsal itu. Masing masing bakal punya tugas."
"Siap kak!" Seru Diva.
"Siapa yang mau wawancara anggota futsal?" Tanya Karin.
Sontak ketiga tangan murid kelas 11 terangkat, yang memberi tanda bahwa mereka ingin menjadi pewawancara. Siapa lagi kalau bukan Diva, Maudy dan Vira. Sedangkan murid kelas 10 hanya diam saja, mereka tidak berani jika harus mewawancarai anggota futsal yang notabene kelas 11 semua.
"Oke! Jadi nanti Maudy wawancara Kavi, Vira wawancara Devan, kapten kan dia?" Tanya Karin memastikan.
"Iya kak."
"Teruss, Diva, kamu wawancara man of the match pertandingan kemarin."
"Maksudnya, aku wawancara Biru, kak?" Diva terkejut, ini seperti takdir, setidaknya ada bahan untuk bisa berkomunikasi dengan cowok dingin itu.
"Iya, Biru kan man of the match-nya?"
Diva mengangguk.
"Buat anak kelas 10, nanti kalian bantu mencatat hasil wawancara buat ditempel ya. Yang rapi nulisnya. Sekarang kalian buat hiasan madingnya dulu."
"Iya kak." Jawab mereka bersahutan.
"Terus, Jingga, sekarang kamu yang buat desain papan madingnya ya?" Perintah Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Biru
Novela JuvenilGak masuk sekolah selama satu bulan karena sakit, membuat Jingga ketinggalan semua mata pelajaran. Meski dia berusaha untuk mengejarnya secara online namun tetap saja kalah cepat. Selama sebulan pun dia juga ketinggalan berita update sekolahnya. Ten...