Suatu lengkungan kini terlihat di wajah Jingga. Dia senang hari ini adalah hari dimana dia akan mencoba mesin teka-teki pameran itu. Ya, meskipun waktunya nanti sore, namun rasa senangnya sudah terlihat pagi ini.
"Kesurupan apa lo? Pagi-pagi senyum-senyum sendiri." Diva tak percaya Jingga seceria pagi ini.
"Eh?" Jingga kaget tiba-tiba temannya berada disampingnya saat menuju ke koridor. Kepalanya menggeleng sambil mempertahankan senyuman di wajahnya.
"Lo beneran gak nembak Biru terus sama dia diterima kan?!" Diva menampilkan wajah khawatir
"Paan, sih. Kok lo masih bahas itu lagi." seyumannya kini memudar.
"Habis wajah lo itu kayak orang jatuh cinta."
"Jatuh cinta sama astronomi? Itu baru bener."
"Eh eh, ke tribun yuk!" ajak suara dari arah belakang mereka, yang ternyata suara dari Vira. Jingga dan Diva menoleh.
"Ada apa?" tanya Jingga.
"Tim futsal kita lagi latihan, tuh." Vira menunjuk lapangan dan tribun yang kini ramai dengan sekerumpunan orang.
"Yuk!" jawab Diva dengan antusias. "Ayo, Ga."
"Gak, ah. Mau ke kelas." jawabnya.
"Jam masuk masih lama kok." bujuk Diva. Jam masuk memang masih lama, sekitar 30 menit lagi.
"Bodo, pokoknya lu harus ikut!" Virapun menarik lengan Jingga dengan paksa. Hingga akhirnya Jingga pasrah mengikuti kedua temannya.
"Liat, Maudy aja udah nongol dari tadi." tunjuk Vira pada Maudy yang duduk di barisan depan.
Maudy yang menyadari keberadaan tiga temannya segera mengajak mereka untuk duduk disampingnya.
"Jingga? Tumben lo mau diajak nonton." Maudy heran, jarang-jarang temannya itu mau melihat kegiatan sekolahnya ini.
Jingga melirik Diva dan Vira. Kedua temannya itulah yang menyebabkan dia berada disini. Maudy tertawa saat mengerti maksud Jingga.
"Lo kok pagi-pagi udah disini, Dy?" tanya Jingga pada Maudy.
"Emmm..." Maudy bingung mau menjawab apa.
"Oo, pasti karena Yudha, ya?" tebak Diva.
Maudy tersenyum. "Bisa aja lo."
"Kalau gue terlalu bersemangat buat nonton Biru!" Diva mengepalkan kedua tangannya.
"Saking semangatnya sampe gue gak sempet naruh tas." Jingga mendengus.
Diva nyengir.
Para penotnon menikmati pertunjukan tim futsal SMA Bima Sakti, meski hanya latihan, namun antusias penonton begitu besar.
Jingga tampak bosan dengan keadaannya, diapun mengambil buku bacaan yang ada di tasnya. Setidaknya dia bisa menambah wawasan untuk menjawab mesin teka-teki nanti.
"Ga! Awas!" Seru Maudy.
Brukkk
Tanpa diduga sebuah bola melayang tepat di kepala Jingga.
"Lo gak papa, Ga?" tanya Diva yang berada disampingnya.
Jingga memegang kepalanya. "Gak papa."
"Belajar? Lo salah tempat." kata seseorang yang mengambil bola di dekat Jingga.
Mendengar itu entah kenapa Jingga begitu emosi. Bukan tanpa alasan, sebelumnya cowok itu juga mengatainya dengan 'muka dua'.
Jinggapun mengambil buku dan tas kuningnya lalu beranjak meninggalkan tribun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Biru
Teen FictionGak masuk sekolah selama satu bulan karena sakit, membuat Jingga ketinggalan semua mata pelajaran. Meski dia berusaha untuk mengejarnya secara online namun tetap saja kalah cepat. Selama sebulan pun dia juga ketinggalan berita update sekolahnya. Ten...