Requested by fanfan_rourou
__________________________________________
“Tuan.”
Kris menoleh ke arah Dongchen – butlernya – dan memutar pandangannya ke arah yang dimaksud Dongchen. Wajah minim ekspresi Kris tetap terlihat datar ketika matanya melihat sesosok lelaki yang terlihat berdebat dengan seseorang di dalam cafe seberang jalan. Posisi lelaki itu di dekat jendela jadi memang terlihat dari luar, tapi jujur saja Kris cukup kagum dengan Dongchen yang dapat menemukan sosok itu di sana.
Bersikap tidak peduli sekali lagi, Kris mengalihkan pandangannya dari sana, "Biarkan saja," langkahnya kembali terayun menuju salah satu restoran yang dia tuju. Dia memiliki janji dengan salah satu rekan bisnisnya. Dan itu jelas lebih penting daripada mengurus orang lain.
*
Mata Kris masih tertutup, namun dia tidak tidur. Pikirannya justru mengelana kemana-mana. Kepada sosok kedua orang tuanya, penyakit yang dideritanya, sampai-sampai sosok yang dilihatnya di dalam cafe beberapa hari lalu. Sebenarnya, Kris tidak ingin memikirkan lelaki itu, namun perkataan Dongchen tadi sore membuatnya mau tidak mau memikirkan lelaki itu. Lelaki itu pasti terlibat. Dia pasti menjadi satu dari sekian orang yang telah bekerja sama dengan perusahaan boneka itu.
Bodoh sekali lelaki itu!
Bodoh sekali Jiafeng itu!
Apa dia tidak bisa memperhitungkan perusahan mana yang akan mendatangkan keuntungan dan mana yang tidak? Kalau tidak mengerti bisnis, harusnya dia tidak perlu terjun ke dunia bisnis kan? Sekarang Kris bisa menebak kalau Jiafeng pasti rugi karena perusahaan boneka itu terancam bangkrut. Itu juga yang menjadi alasan Jiafeng berdebat di tempat umum beberapa hari lalu. Pasti itu yang terjadi.
Kris mendengus, merasa otaknya mulai terlalu banyak terkontaminasi dengan pikiran tentang Jiafeng.
Pintu kamarnya terbuka, membuat mata Kris ikut terbuka dan menatap tajam ke sosok di ambang pintu.
"Jangan menatapku seperti itu Kris, kau tidak bisa menyambut ibumu dengan lebih sopan?"
Kris mengalihkan pandangannya dari sang ibu, berganti menatap langit-langit.
"Mau apa kemari?" tanyanya tanpa mempedulikan godaan sang ibu.
Haowei -- ibu Kris -- berpura-pura memasang tampang sedih, namun dalam hati dia masih ingin menggoda putra semata wayangnya yang selalu sok kuat itu.
"Tentu aku ingin menemani putraku yang sedang sakit."
"Aku sakit setiap hari," mata Kris kembali terpejam. Dalam hati, dia berencana memarahi Dongchen habis-habisan karena dia yakin Dongchenlah yang memberitahu Haowei tentang kondisi terkininya.
"Jadi, kau ingin ibu menemanimu setiap hari?"
Memilih untuk kembali mencoba tidur dan mengabaikan ibunya, Kris tidak menyahut apapun perkataan Haowei. Bahkan ketika Haowei bercerita bagaimana kondisi rumah yang sepi, perusahaan yang stabil dan banyak hal lainnya. Itu terdengar seperti lullaby bagi Kris yang berhasil membuatnya tidur dengan cepat.
Tangan Haowei mengelus surai ash grey sang putra, kemudian mengecup keningnya lembut.
"Tidurlah Kris, ibu akan menjagamu disini."
*
Terkadang, Kris tidak tahu kenapa Tuhan senang sekali mengatur pertemuan tiba-tiba antara dirinya dan Jiafeng. Seperti kali ini misalnya. Dan kebetulan, awalnya Kris sedang tidak ingin 'menyapa', hanya menatap tajam ke arah Jiafeng. Tapi kali ini sepertinya Jiafeng yang gatal ingin menegurnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/66033220-288-k833180.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
In Our GALAXY
FanficDrabble, Flashfiction, Ficlet, Vignette, Oneshot Main cast : KRIS Wu Yi Fan Beberapa cerita tentang Kris, si naga berharga yang terbang tinggi menuju Galaxynya