Chapter 6

151 13 0
                                    

Sekarang adalah waktunya istirahat pertama bagi siswa/siswi dan para majelis guru SMA Garuda, Jakarta.

Dan sekarang Syakira dan Syakila tengah menuju musholla yang telah di sediakan di sekolahnya ini. Mereka berdua akan melaksanakan shalat dhuha, selagi waktu dhuha masih ada karena sekarang masih jam 09.30 am. Dan itu masih bisa untuk melaksanakan shalat dhuha. Dan melaksanakan shalat Dhuha selalu menjadi rutinitas mereka berdua disaat jam istirahat pertama.

"La, sini mukena kamu, biar aku aja yang letak in ke dalam, kamu ambil wudhu aja dulu!" Suruh Syakira yang baru saja selesai meletakkan sepatunya di rak sepatu yang ada di depan pintu masuk musholla.

"Hmm baiklah Ra, aku titip ya." Ujar Syakila yang memberikan mukenanya dan setelah itu ia pun menuju tempat berwudhu wanita, sedangkan Syakira ia memasuki masjid dan meletakkan mukena mereka berdua di dalam mesjid dan setelah itu Syakira pun menyusul Syakila yang berada di tempat berwudhu wanita dan ikut mengambil wudhu juga.

~*~

Setelah menyelesaikan rutinitas mereka berdua tadi, dengan segera mereka berdua kembali ke dalam kelas masing masing. Dan sekarang waktu istirahat jam pertama masih lama yaitu 30 menit lagi.

"La, kamu mau ikut aku ke kantin nggk?" Ajak Syakira di depan pintu kelas Syakila bersama dengan Quri yang berada di sebelah Syakira.

"Hmmm, kayaknya nggk dulu deh Ra, soalnya aku mau nyiapin latihan aku dulu." Ujar Syakila yang masih duduk di bangkunya dengan memegangi pena.

"Ooh yaudah nggk papa kok. Kalau gitu aku dan Quri duluan ya? Bye La!!." Ujar Syakira yang meninggalkan Syakila sendirian, dan setelah kepergian Syakira tadi, Syakila pun kembali melanjutkan tugasnya yang tertunda tadi.

Akan tetapi beberapa menit kemudian Siliya datang bersama dengan teman temannya yang memasuki kelas mereka dan menghampiri Syakila yang sedang mengerjakan tugas.

"Hai, Kila...." sapa salah satu teman Siliya yang bernama Nayla.

"Wahhh.... kamu rajin sekali....." ujar teman Siliya yang satunya lagi yang bernama Rizka.

Dan kedatangan mereka bertiga sangat membuat Syakila khawatir, karena ia takut jika Siliya dan teman temannya akan melukainya lagi. Dan hal itu membuat Syakila semakin takut akan berbohong lagi sama abi, umi dan Syakira.

"Ka- kalian ma-u nga-pa-in?" Gagap Syakila yang melihat Siliya mengambil buku latihan Syakila dan kemudian merobek buku tersebut.

"Hhhhh, gue mau ngapain? Lo lupa sama janji gue ke lo waktu itu?" Ujar Siliya yang melempar robekan buku latihan Syakila kesembarang arah dan langsung saja ia meraih dagu Syakila dan mencengkramnya.

"Hiks... hikss......" tangis Syakila karena rasa sakit yang ditimbulkan dari cengkraman Siliya.

"U... cup cup cup....., kenapa? Sakit ya?" Ujar Siliya kepada Syakila dengan nada mengejeknya dan ia juga semakin mengeratkan cengkramannya pada dagu Syakila dan setelah itu Siliya melepaskan dagu Syakila dengan kasar yang membuat Syakila kesakitan.

Dan hal itu berhasil membuat mereka bertiga tertawa puas karena melihat penderitaan Syakila.

"Hhhhh, terkadang gue heran dengan lo ya! Secara kan gue ini udah sering banget nyakitin lo, tapi lo masih tetap berani beraninya sekolah disini dan masih saja lo berani beraninya mengambil perhatian Fatih dari gue ." Bentak Siliya pada Syakila yang kini sedang terisak karena merasa kesakitan.

"Ayo jawab!! Jangan diam aja." Perintah Rizka yang mendorong tubuh Syakila yang sedang terduduk lemas di kursinya karena kondisi tubuhnya yang masih belum stabil.

"A-aku cu-cuma nggak ingin abi kecewa sa-ma aku..." terisak Syakila dengan wajah yang masih pucat.

"Kecewa? Hah, buat apa abi lo kecewa? Kan masih ada sekolah lain yang bisa jadi tempat lo belajar, lalu mengapa harus disini?, lo sekolah disini pasti cuma ingin dekatin Fatih kan? Emang dasar lo wanita bajingan dan murah!!!" Teriak Siliya dengan amarahnya yang sudah meluap.

Praghhk....

Sebuah tamparan pun telah mendarat di wajah putih Siliya yang membuat semua orang terkejut disana.

"Tutup mulut anda!!" Ujar seseorang itu, yang mana dia adalah kembaran Syakila, yaitu Syakira.

"Berani beraninya lo ya!!" Teriak Siliya yang akan menampar balik Syakira, akan tetapi ditahan oleh seseorang, dia adalah Fatih.

"Fa-fatih..." gugup Siliya saat mengetahui kalau Fatih juga ada di sana.

"Sudah berapa kali gue bilangin buat nggk nyakitin Syakila terus??" Bentak Fatih pada Siliya yang menghempaskan tangan Siliya.

"Ta- tapi gue cuma nggk ingin wanita bajingan ini merebut lo dari gue...." teriak Siliya yang membuat dirinya sekali lagi mendapat tamparan dari Syakira.

"Berani beraninya kau menampar gue!! Emangnya lo siapanya, seenaknya saja lo nampar gue dari tadi, apa hubungan lo dengan cewek ini?" Teriak Siliya yang kini sangat marah.

"Anda ingin tau saya siapa?, saya adiknya atau lebih tepatnya kembarannya. " ujar Syakila yang membuat Siliya langsung terkejut, karena selama ini dia tidak mengetahui kalau Syakila memiliki saudara kembar yang juga bersekolah di sini.

"Oh iya, apa orang tua anda tidak pernah mengajarkan anda untuk berbicara yang baik kepada orang lain, dan apa orang tua anda tidak pernah mengajarkan anda cara memperlakukan teman yang lemah, atau....... memang anda sendiri yang memang tidak pernah mendengarkan ucapan orang tua anda?" Ujar Syakira yang seperti sedang mencari kebenaran dari dalam diri Siliya dengan memutari Siliya sambil mengeluarkan semacam pertanyaan.

"Apa hak lo nanyain itu ke gue?" Bentak Siliya.

"Ya, saya punya haklah, karena kamu sudah memperlakukan saudara saya dengan tidak baik. Jadi apaboleh buat kalau saya ajukan pertanyaan itu." Ujar Syakira sambil menaikkan sebelah bahunya.

"Aahhhh...... gue benci kalian semua....." teriaknya lagi dan setelah itu pergi dari kelas tersebut dengan amarah yang membludak dan karena melihat Siliya keluar, Rizka dan Nayla pun juga ikut keluar akan tetapi sebelum itu mereka berdua menghampiri Syakira dan mengatakan sesuatu.

"Awas kau..." ujar Rizka tepat didepan Syakira san setelah itu berlalu pergi.

"Dasar kalian anak tak tau diri." Ujar Syakira setelah kepergian Rizka dan Nayla.

"Astaghfirullahal'adzim, Syakila..." teriak Fatih yang melihat Syakila akan pingsan dan akan terjatuh dari kursinya.

"Kila...." teriak Syakira yang menghampiri Syakila dan begitu juga dengan Fatih dan Quri yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka semua.

"Kila bukak matamu..." tangis Syakira yang memangku kepala Syakila dan mencoba mengguncang guncangkan tubuh Syakila, akan tetapi Syakila masih tetap tidak sadarkan diri.

"Yaudah Ra, sebaiknya Syakila kita bawa saja ke rumah sakit, lagian kan sekarang guru guru pada rapat pasti nggk ada guru yang bakalan masuk." Ujar Quri dan diangguki oleh Fatih.

"Tapi...." ujar Syakira yang ragu ragu.

"Lo tenang saja, biar gue yang nganterin lo sama Quri dan biar gue yang menggendong Syakila ke mobil." Ujar Fatih yang meyakin Syakira.

"Hmmm, baiklah..." ujar Syakira yang mengangguki perkataan Fatih.

"Baiklah kalau begitu lo beritau dulu orang tua lo kalau kita bakalan membawa Syakila ke rumah sakit sekarang." Ujar Quri, sedangkan Fatih ia sudah mulai menggendong Syakila dengan gaya bridle style dan membawa Syakila ke dalam mobilnya dan setelah itu diikuti dengan Quri dan Syakira yang sedang mencoba untuk menghubungi orang tuanya.

Safari Luka (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang