Chapter 19

91 8 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana Fatih akan menghalalkan Raina untuk dirinya dengan mengucapkan qobul nantinya.

Dan sekarang Fatih sudah selesai dengan seragam pernikahannya, dan juga sudah berada di luar rumahnya sambil menunggu umi dan abinya keluar.

"Wahhhhh.... anak umi tampan sekali...." puji Sayna pada Quri yang tampak sibuk dengan ponselnya. Karena mendengar seruan uminya, Quri pun langsung menoleh ke arah Sayna yang menghampirinya bersama dengan Wiliyam.

"Udah mi, bi? Kita berangkat sekarang?" Tanya Fatih dengan tampang datarnya, yang membuat Sayna harus menghembuskan nafas beratnya, karena sifat dingin yang dimiliki Fatih.

Fatih dan orang tuanya menaiki mobil yang berbeda karena permintaan dari Fatih yang ingin mengemudikan mobil sendiri.

Di saat mengemudikan mobilnya, Fatih sempat menangis, akan tetapi ketika sadar dia langsung menghapus air matanya yang keluar. Fatih merasa diri sangatlah tidak beruntung sekarang, karena ia harus terpaksa menikahi wanita yang tidak di cintainya.

Dan Fatih juga merasa gagal menjadi seorang sahabat, karena ia tidak pernah menanyai bagaimana keadaan Syakila sekarang ini, setelah satu minggu tidak bertemu. Dan ia merasa sedih juga karena tidak bisa mengantarkan Syakila ke bandara kemaren.

"Argghh...." gerang Fatih yang memukul stir mobilnya.

"Gue minta maaf sama lo La, gue sungguh minta maaf......, gue terpaksa ngelakuin ini semua, gue harap lo bisa bahagia ya walaupun bukan gue yang buat lo bahagia dan semoga lo cepat sembuh dari penyakit lo itu." Lirih Fatih yang kembali mengeluarkan air matanya, akan tetapi langsung di hapusnya ketika tempat tujuannya telah tampak, yaitu rumah Raina yang berada di Bandung.

Setelah sampai di depan gerbang rumah Raina, Fatih pun mencari tempat parkir mobilnya disana, karena di perkarangan rumah Raina sudah di penuhi dengan mobil dan motor, dan Fatih cuma bisa parkir di luar gerbang atau lebih tepatnya di tepi jalan.

"Bismillahirrahmanirrahim...." lirih Fatih saat keluar dari dalam mobil.

Dan Fatih pun mulai melangkahkan kakinya secara perlahan lahan, sehingga pada akhirnya ia memasuki rumah Raina yang sudah di hias seindah mungkin dan di dalam sana para tamu undangan juga sudah pada datang, dan umi abinya juga sudah masuk duluan tadi, karena tadi Fatih tertinggal di belakang.

"Eh, nak Fatih udah datang...." ujar Dinda yang menghampiri Fatih yang baru saja melangkahkan kakinya di rumah itu. Dan Fatih hanya menjawabnya dengan sebuah senyum yang terpaksa.

"Ayo masuk nak...." ujar Dinda yang mengajak Fatih masuk dan Fatih hanya mengangguk saja dan mengikuti langkah Dinda.

Sedangkan di sebuah kamar yang sudah di hias, kini seorang wanita yang sudah menggunakan gaun pengantinnya sedang terlihat khawatir, dengan terus berbicara di telfon.

"La? Jawab aku La?" Ujar Raina yang memaksa Syakila untuk menjawab pertanyaannya.

"Maaf Na....." lirih Syakila di sebrang telfon.

Flashback on

Kemarin di saat hari kepergian Syakila ke Singapur. Raina pergi ke rumah Syakila yang ada di Bandung, karena Raina ingin mengambil barangnya yang pernah ia titipkan pada Syakila dulu.

Setelah sampai, Raina pun langsung membuka pintu rumah dengan kunci yang di berikan Raka, sedangkan Raka hanya menunggu di dalam mobil, karena Raina bilang dia hanya sebentar saja.

Setelah membuka pintu rumah, Raina pun langsung memasuki kamar Syakila, karena Syakila bilang barang milik Raina itu berada di dalam lemari bajunya Syakila.

Safari Luka (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang