Chapter 5

120 11 0
                                    

10 hari kemudian.

Sudah sepuluh hari Syakila bersekolah di SMA Garuda, Jakarta dan sudah sepuluh hari juga Syakila mengalami pembullyan dari Siliya dan teman temannya, serta sudah sepuluh hari ini juga ia merasa telah merepotkan Fatih, dan satu hal lagi, sudah sepuluh hari ini juga Syakila selalu berbohong pada umi, abinya dan kepada Syakira atas perihal luka yang selalu di berikan Siliya pada dirinya.

Dan sekarang Syakila dan Syakira telah selesai bersiap siap dan dengan segera mereka berdua turun kebawah yaitu ke ruang makan dengan menyandang tas mereka di punggung mereka.

"Assalamu'alaikum umi abi." Salam Syakila dan Syakira berbarengan.

"Wa'alaikumusalam nak." Ujar Kasih dan Valentino berbarengan.

"Syakila kamu yakin nak, mau sekolah?" Ujar Kasih yang menghampiri Syakila yang sudah duduk di depan meja makan.

"Insya Allah Kila yakin umi." Ujar Syakila dengan mantapnya akan tetapi masih terlihat lemas.

"Tapi nak, wajah kamu pucat lho, abi takut nanti kamu kenapa kenapa di Sekolah." Ujar Valentino yang juga ikut khawatir melihat keadaan anaknya sekarang, apalagi setelah kejadian kemaren yang di alami oleh Syakila saat pulang Sekolah.

Flashback on

Kini para siswa SMA Garuda, Jakarta telah banyak yang pulang dari sana, akan tetapi berbeda halnya dengan Syakila dan Syakira karena mereka berdua sedang menunggu abi mereka yang menjemput mereka berdua seperti biasanya.

Sudah 2 jam lamanya Syakira dan Syakila menunggu di depan gerbang sekolah dengan keadaan langit yang sudah gelap, petanda akan turun hujan.

"La, abi mana ya? Kok belum datang juga." Heran Syakira yang sudah mulai cemas dan ketakutan karena kondisi SMA garuda yang sekarang ini sudah sepi dan jam yang juga sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Iya Ra.. aku juga nggk tau kenapa abi belum jemput kita." Bingung Syakila juga yang agak terlihat panik.

Dan tidak lama kemudian tetesan air hujan pun mulai turun ke bumi dan membuat baju mereka berdua sedikit basah, akan tetapi tidak lama kemudian hujan biasa di gantikan oleh hujan badai yang membuat mereka berdua harus kembali memasuki perkarangan sekolah karena mereka tidak ingin basah kuyup.

Saat mereka berlari ke dalam pekarangan Sekolah, tiba tiba saja Syakila tersandung oleh batu yang membuat Syakila terjatuh dan terlepas dari pegangan tangan Syakira.

"Ya Allah..... Astaghfirullahal'adzim." Ujar Syakila beristighfar karena sakit dikakinya yang mengeluarkan darah gara gara bergesekan dengan aspal, di tambah lagi karena lututnya sedang membiru gara gara perbuatan Siliya yang menendang nendang lutut Syakila tadi siang.

Dan Syakira yang menyadari kalau kembarannya sekarang tidak ada di sampingnya, seketika langsung berbalik ke belakang dan dengan langsung ia menghampiri Syakila yang kini sudah basah kuyup karena di guyuri oleh hujan badai dengan posisi terduduk dan memegangi kedua lututnya.

"Astaghfirullah La, kamu kenapa?" Ujar Syakira yang menghampiri Syakila dan membantu Syakira untuk berdiri dan dilanjutkan dengan membopong tubuh Syakila ke teras halama sekolah mereka.

Dan kini mereka berdua telah berada di teras halaman sekolah mereka dengan keadaan basah kuyup terlebih lebih Syakila.

"La, kok kamu bisa jatuh?" Heran Syakira.

"Itu tadi aku nggk sengaja tersandung batu Ra." Ujar Syakila yang kini sedang menggigil kedinginan dan sedang menahan rasa perih di lututnya yang bergesekan dengan roknya.

"Ooh, tapi kamu kenapa La, kok kamu kayak sedang menahan sakit, apa ada yang luka?" Khawatir Syakira.

"Oh nggk kok Ra, aku cuma kedinginan aja kok." Ujar Syakila berbohong, karena jika Syakira tau kebenarannya Syakira akan bertambah khawatir pada dirinya.

"Astaghfirullah La, kamu demam?" Ujar Syakira yang sekarang benar benar khawatir dan tidak lama kemudian datanglah abi mereka dengan mobil avanza nya memasuki perkarangan sekolah mereka.

"Astaghfirullah ya Allah, Syakira Syakila, maafin abi ya, abi telat jemput kalian dan buat kalian kehujanan gini." Ujar Velentino yang merasa bersalah saat menghampiri anaknya yang kini sedang dalam keadaan basah kuyup apalagi Syakila yang sekarang sudah pucat pasi.

"Iya abi gak papa, tapi sebaiknya kita pulang sekarang aja, kasihan Syakila bi, dia lagi demam." Ujar Syakira yang sudah khawatir sekali dengan keadaan Syakila, dan Valentino pun mengangguki usulan Syakira. Dan dengan segera Syakira dan Valentino membantu Syakila untuk masuk kedalam mobil.

Flashback off

"Insya Allah Syakila nggk bakalan kenapa kenapa kok bi, soalnyakan ada Syakira yang nantinya bakalan jagain Syakila." Ujar Syakila yang tersenyum kearah Syakira.

"Iya bi, Syakira janji bakalan jagain Syakila tapi waktu keluar main aja, soalnya kelas kita kan beda." Ujar Syakira dengan sedikit menyombongkan diri.

"Kamu ini nak, trus kalau waktu belajar siapa yang jagain?" Ujar Kasih kepada Syakira yang kini tengah cengar cengir.

"Kan ada ketua kelasnya, biar ketua kelasnya aja yang jagain, ntar Syakira bilangin deh mi, sama ketua kelasnya biar di jagain tuh anak umi." Ujar Syakira sambil tersenyum jail ke arah Syakila.

"Lah kenapa ke ketua kelasnya, kan ketua kelasnya nggk ada urusan apa apa sama Syakila?" Heran Valentino dengan pernyataan Syakira.

"Emang nggk ada bi, tapi asal abi tau aja, Syakila sering di tolongin lho bi." Ujar Syakira kembali tersenyum jail ke arah Syakila. Yang membuat Syakila cemberut karena kesal atas pernyataan Syakira pada umi dan abinya.

"Wahhh, berarti anak umi udah ada yang mulai menyukai dia ya." Ujar Kasih mencoba menggoda Syakila dan alhasil Syakila malah tambah cemberut, karena semakin kesal.

"Iya dong umi......" ujar Syakira yang berhasil membuat Syakila bukak suara.

"Iiih, Kira........" teriak Syakila yang membuat Syakira menutup telinganya.

"Sudah sudah kalian ini, yaudah lebih baik sekarang kita sarapan dari kita telat nanti." Ujar Valentino menengahi pertengkaran kedua anaknya ini, dan sekarang mereka semua pun menikmati sarapan pagi mereka masing masing sampai habis.

Safari Luka (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang