Chapter 18

89 8 0
                                    

Sudah dua hari setelah pernikahan Syakira dan Quri dan mereka berdua juga sudah pindah dari rumah Kasih dan Valentino, karena Quri juga sudah membeli rumah di sebelum hari pernikahannya untuk Syakira.

Sedangkan Syakira ia hari ini akan balik ke Bandung bersama dengan Raina yang akan menikah 5 hari lagi dengan Fatih. Sedangkan ayah dan bunda Raina sudah dulu balik ke Bandung kemaren.

Sungguh ketika mengingat ingat Raina yang akan menikahi Fatih, langsung membuat Syakila tersenyum sumringah dengan air mata yang menggenang, akan tetapi dengan segera Syakira menghapus air matanya itu, agar tidak ada yang tahu kalau dia sedang menangis sekarang.

"La, kamu udah selesai?" Tanya Raina yang memasuki kamar Syakila.

"Eh, udah kok Na, kita berangkat sekarang?" Tersentak Syakila yang sedang menatap keluar jendela kamarnya.

"Yaudah ayuk." Ujar Raina yang duluan keluar kamar dan Syakila menyusul di belakangnya.

~*~

Di Bandung Syakila kembali merasa kesepian karena tidak ada yang bisa membuat ia tertawa sama seperti Syakira dan Kakaknya.

Oh iya membicarakan masalah Syakira dan Syakila udah baikan atau belum. Sebenarnya mereka sudah baikan kemaren karena Quri yang membuat mereka berdua damai dengan cara usilnya yang membuat mereka beedua kompak marah dan kesal pada Quri, lalu karena mereka berdua menyadarinya langsung saja mereka berdua terdiam, dan Quri mulai sok menceramahi Syakira dan Syakila yang menunduk.

Dan hari ini Syakila merasa sudah tidak ada siapa siapa lagi di dalam hidupnya yang membuat ia harus berjuang sendiri demi kesembuhannya, karena sekarang semua orang sudah mau memiliki keluarga baru, dan berbeda dengan Syakila yang malah setia menjadi singgle abadi sampai sekarang.

~*~

Fatih POV

Perkenalkan nama gue Raditiya Alfatih Sikra. Gue anak kedua dari dua orang bersaudara. Kakak gue adalah cewek dan dia sudah memiliki keluarga 5 tahun yang lalu. Orang tua gue bernama Wiliyam dan Sayna. Kedua orang tua gue taat ke agama dan begitu juga dengan kakak gue yang bernama Fina. Di keluarga Sikra ini hanya gue yang anaknya bisa di bilang agak dingin, karena semua keluarga gue itu orangnya suka senyum berbeda dari gue yang senyum hanya pada teman teman gue saja, yaitu Quri, Syakira,dan Syakila.

Oh iya mengenai Syakila, jujur gue takut kehilangan dia, tapi gue juga nggk mau orang tua gue marah sama gue hanya karena gue menolak perjodohan dari orang tua gue.

Gue dan Raina memang di jodohkan dari sejak kami kecil dulu. Awalnya aku memang menolak perjodohan ini, akan tetapi abi gue marah besar waktu itu, dan itu membuat gue sedih karena abi gue sempat jantungan waktu itu. Dan semenjak saat itu gue hanya menurutin semua permintaan orang tua gue saja, ya walaupun jujur gue terpaksa ngelakuinnya.

Sebenarnya gue nggk pernah punya rasa sedikit pun sama Raina, karena perasaan gue hanya untuk sepupunya saja, yaitu Syakila. Ya jujur gue sangat mencintai Syakila semenjak pertama kali ia melangkahkan kami masuk kedalam gerbang sekolah. Dan saat itu gue kepergok ngeliatin dia sama Syakila. Jujur waktu itu jantung gue rasanya mau keluar ketika Syakila membalas tatapan gue walaupun itu cuma sebentar karena tiba tiba saja saudara kembarnya yaitu Syakira menepuk bahunya. Dan saat itu gue juga di panggil sama bapak kepala sekolah, dan gue sangat bahagianya waktu itu, karena ternyata ia sekelas dengan gue dan kebarannya dengan Quri.

Tapi sayangnya, dia malah menderita setelah pindah ke Sekolah gue, dan hal itu membuat ia harus pergi dan meninggalkan kami semua di Jakarta, dan menghilang saja tanpa ada jejaknya.

Dan semenjak saat itu gue selalu menyebut namanya dalam doa gue, agar dia bisa menjadi jodoh gue. Tapi sayangnya Allah berkata lain. Mungkin kami belum di takdirkan untuk bersama.

Di hari pernikahan Quri kemaren gue bertemu dengan dirinya, gue perhatiin dia secara diam diam, ternyata sekarang dia lebih banyak berbeda, mulai dari suka menyimpan rahasia sendiri, dan kalau gue perhatiin matanya, sepertinya ia lebih sering menderita, karena gue melihat sudut matanya yang sedikit memerah, dan dia sekarang terlihat lebih berkantung mata.

Dan di saat itu gue juga terkejut ketika mendengar kata kata Frens yang mana Syakila sedang mengidap penyakit Kanker Rahim Stadium 3. Jujur saat itu rasanya air mata gue ingin keluar tapi gue tahan, karena gue nggk ingin kalau Frens tahu gue menangis.

Jujur gue sebenarnya ingin pergi menemani Syakila ke Singapur, tapi apa boleh buat, dia akan pergi ke Singapur sebelum hari pernikahan gue, dan gue terpaksa harus menahan diri saja, dan mendoakan yang terbaik untuk kesembuhan Syakila.

Dan gue juga akan mendoakan dia supaya Allah mengirimkan dia sosok lelaki yang bisa menjaga dan merawat dia, serta yang bisa menyayani dan mencintai dia sepenuh hati.

Kila gue akan coba mengiklaskan lo untuk menjadi pendamping hidup gue, agar lo juga bisa bahagia nantinya.

Au'thor pov

4 hari kemudian.

Hari ini Syakila akan berangkat ke Singapura dan sekarang ia juga sudah berada di Bandara sendirian, karena semua sedang sibuk mempersiapkan pernikahan mewah Raina dan Fatih.

Jujur Syakila tidak merasa sedih akan itu, tapi ia merasa sedih akan dirinya sendiri, mengapa terasa terlalu egois sekarang, sehingga ia selalu memikirkan Fatih yang akan jelas jelas bakalan menjadi suami dari sepupunya sendiri.

"Ya Allah kuatkan hati hambamu ini." Ujar Syakila saat memasuki pesawat yang akan membawanya ke Singapura.

Saat sampai di Singapur, Syakila langsung memesan taxi dan menyuruh sopir taxi tersebut agar mengantarnya ke sebuah apartement milik Raka, kakaknya yang pernah ke singapur karena ada urusan pekerjaan.

Setelah sampai di sana Syakila langsung memasuki pekarangan apartement dan mencari no pintu yang tertera pada kunci pintunya.

Setelah menemukan pintu yang bernomor sama persis dengan nomor yang ada di kunci, Syakila pun membuka kunci pintu menggunakan kata sandi yang tertera pada kunci tersebut. Dan pintu apartement pun terbuka, dan Syakila pun memasuki apartemen tersebut, lalu di lihatnya semua isi apartemennya yang sangat lengkap dan tidak lupa semua ruangan di tata dengan sangat rapi di ruangan ini. Ya walau apartementnya terlihat kecil, akan tetapi ia tetap bersyukur karena dirinya masih ada tempat tinggal di sini.

Safari Luka (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang