3.9 POST IT•MYG

917 82 0
                                    

Untuk seminggu lamanya setelah Yoon tidak membalas pesan Lya, sejak saat itulah post it merah tersebut tak datang lagi.

Menatap bangkunya sendiri setiap pagi, membawa hampa bagi manik Yoon yang terkadang--berkeliling pada setiap sudut bagian tempat duduknya untuk mencari benda itu, bahkan jika ruang kampus sedang sepi Yoon sempatkan diri berkeliling ke meja lain untuk mengecek barangkali gadis Kim menempelkan kertas mini tersebut di sembarang tempat.

"Kak Yoon sedang apa?" Mendadak suara familiar tersebut menyapa rungu. Yoon tanpa menoleh menjawab lugas, "Post it merah."

"Memangnya ada apa dengan post it merah? Apa itu penting sekali?"

Pertanyaan lugu Heejin membuat Yoon tersentak tentang kegiatan yang tengah Ia lakukan. Yoon bangun dari mencari post it pada ruang-ruang di bawah meja. Seolah menyadari ketidak-sinkronan atas pribadinya.

Matanya mengerjap manakala menemukan Heejin sedang menggeser tiap-tiap kursi, ikut mencari.

Lalu sekarang siapa yang bodoh, Heejin atau Yoongi?

"Memang sebelumnya Kak Yoongi menyimpan post it itu dimana?"

"... Ya ampun... jika itu penting harusnya Kak Yoongi menyimpannya dengan baik."

Dinasehati demikian Yoon mendekat, membawa bahu gadis Lee untuk menyudahi kegiatannya. Heejin terkejut atas skinship tersebut, menatap Yoon yang tidak terbaca.

"Aku ingin bertanya," tutur Yoon pelan menarik salah satu bangku lalu membuat Heejin duduk di sana.

"Tentang apa?" tanya Heejin menunggu dengan penuh rasa ingin tahu karena jarang sekali Yoon membuka pembicaraan.

"Apa menurutmu jika kau mencari sesuatu maka apa yang kau cari itu penting bagimu?"

Yoon benar-benar bingung atas dirinya, soal memastikan perasaannya Yoon butuh bantuan orang lain untuk menjawab perihal apa masalahnya.

Satu kernyitan halus di kening Heejin muncul namun dia lekas menjawab, "Tentu saja, aku pasti mencarinya karena itu penting, kalau tidak penting mengapa harus membuang waktu melakukannya. Kak Yoon juga sedang melakukannya, kan, sekarang?"

Raut wajah Yoon tidak dapat ditebak, hanya saja Heejin tahu lelaki itu sedang memikirkan sesuatu dan bisa jadi menafsirkan sendiri kalimat darinya.

Selang beberapa detik dihabiskan untuk mengeryit, Yoon bertanya lagi,  "Meski setelahnya aku bertanya-tanya dan bingung mengapa aku melakukan hal itu?"

Heejin tersenyum lembut akibat heran, "Kak Yoon jadi banyak bertanya juga ya sekarang?"

Yoon mengulas senyum tipis selepas jeda waktu dua detik, membiarkan pertanyaannya menguap tanpa dapatkan jawaban. Sikapnya mungkin aneh bagi Heejin yang hapal wataknya, hanya saja Yoon ingin memastikan perasaannya terhadap post it itu, aniyeo! Lebih tepatnya pada sang pengirim.

Heejin berdiri, menarik bangku-bangku lain seolah masih berusaha mencari apa yang kini sudah Yoon pasrahkan (bukankah lebih baik post itu tidak ada, karena jika ada maka peluang untuk Yoon makin besar untuk kembali menemui Lya dan menyakitinya lagi). Jelas Yoon tidak mau itu terjadi, lebih baik dia bersidekap menunggu Heejin lelah sendiri lalu berakhir mengajaknya pergi ke kantin.

Tapi gadis Lee itu menoleh, angkat suara, seolah Yoon mengizinkan pertanyaan tadi masih boleh dijawab.

"Ah bukankah jawaban sudah sangat jelas..., bahkan di bawah kesadaran Kak Yoon mencari tanpa tahu sebabnya, itu sama seperti tanpa diungkapkan lewat kata pun sikap Kak Yoo menandakan bahwa yang hilang itu sebenarnya sangat penting buat Kak Yoon."



poѕт ιт: мιn yoongι ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang