4.1 POST IT•MYG

824 70 0
                                    

Yoon masih mengenakan jas almamater sekolah menengah atas saat berlari melintasi koridor rumah sakit dengan detak jantung tidak stabil hingga membuat napasnya terengah manakala masuk tanpa suara ke sebuah ruang serba putih di mana Ayahnya terbaring di atas ranjang rumah sakit.

Sang adik laki-laki tertidur pulas pada pangkuan kakak perempuan yang sedang duduk menunggui Ayah. Kakak perempuannya menatap kedatangan Yoon dengan kelereng berkaca-kaca.

Tanpa harus mendengar apa yang dibutuhkannya, Yoon mendekat, mendapati wajah adik lelakinya juga tidur dengan wajah sembab, kentara sekali Ia telah banyak menangis sebelum tidur. Maka membawa tubuh Kakaknya yang bergetar adalah salah satu cara Yoon menenangkan salah satunya,membiarkan sesenggukan milik kakak perempuannya punya tempat mengadu.

Sementara Yoon menatap langit kamar, menahan semua kata untuk mengutuk takdir agar tak lepas dari mulutnya, perlahan matanya bergulir pada sang ayah yang lelap dengan berbagai selang penyangga hidup terpasang di tubuhnya.

"Ibu di mana?" tanya Yoon kala tangis kakaknya mereda.

Ruang dokter. Yoon mengusap baju kakaknya, kadang kala Yoon memang bisa diandalkan dengan sikap dewasanya, meminta kakak tetap menunggui Ayah sementara Yoon menyusul ibu.

Dengan gerak yang tidak sememburu sebelumnya, Yoon kembali melewati lorong-lorong, namun sekali lagi dia perlu memapah tungkai dengan skala cepat tatkala menangkap seorang wanita paru baya yang berjalan lunglai, jika saja Yoon tidak sigap, mungkin wanita yang disebutnya ibu--akan ambruk di lantai rumah sakit yang dingin.

Nyonya Min memegang bahu putranya, menatap sayu wajah Tuan Min dalam bingkai rupa anaknya yang memapah duduk di salah satu bangkar lorong. "Yoon...," lirih beliau.

Min Yoongi mengangguk tanda memberi seluruh atensi pada sosok paling berharga dalam hidupnya itu, Ia membiarkan Ibu bersandar pun mendapat tepukan penenang di punggung dari Yoon.

"Ayah mu, Yoon..."

Lelaki Min tahu ayah selama sebulan terakhir memang sering sakit, tapi... "Ayah divonis hidupnya tidak lama lagi."

Yoongi menghentikan tepukan fi bahu ibunya, pandangannya tetap lurus pada dinding di seberang meski ekor matanya menangkap wajah ibu Min mendongak saat berkata, "Ayah mu perlu di operasi segera."

Hening yang cukup lama hingga sudut mata Yoon berkedut sedikit, seolah kernyitan itu adalah bentuk garis yang menyatakan apa yang dipikirkannya begitu sulit.

"Ibu tenang saja." Yoon mengambil jeda, bela napas yang tidak buat kentara membawa profilnya merangkum wajah ibu dengan raut percaya. "jika yang ibu khawatirkan adalah biaya, Yoon sudah punya pilihan."








poѕт ιт: мιn yoongι ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang