Sepertinya Heejin jadi demam vanilla.
Semirip Yoon yang rindu rasa itu, Ia tak menyanggah kalau rasa yang menurut sebagian orang akan membuat perutnya mual jika makan terlalu banyak--justru nyaman-nyaman saja bagi Min Yoongi yang sudah menghabiskan tiga cup eskrim.
Di seberang, Heejin bangkit menggeser kursi ke belakang. Ia bilang akan pesan varian eskrim vanilla yang dicampur dengan varian lain. Yoon mengangguk saat ditawari apakah ingin dipesankan hal serupa.
Sudah Yoon bilang Ia rindu.
Rindu Kim Lya.
Makanya memilih makan vanilla.
Dering ponsel android memaku indra pendengaran Yoon saat punggung gadis Lee luput dari obsidian kelamnya. Ini jelas bukan berasal dari ponselnya.
Sebelum pergi untuk kembali memesan, Heejin sempat mengatakan hal lain, tentang kemungkinan Ia akan mendapatkan telpon dari kakak laki-lakinya yang akan menjemput pulang, Kak Yoon bisa tolong angkat jika kakak ku menelpon?
Kenapa juga Yoon mengangguk saat ditanya itu tadi?
Melirik ke ujung antrian, presensi Heejin masih belum ada tanda-tanda akan kembali. Sedang pengunjung lain, mulai menjatuhkan atensi terganggu ke meja Yoongi, maka dengan berat hati, Yoon menghela napas saat tangannya mencari benda pipih yang terus berdering dari dalam tas selempang Heejin yang tergeletak di meja.
Tangan Yoon berhasil memegang benda persegi tersebut, ditambah maniknya yang mendadak tertarik pada banyaknya sobekan kertas diantara lipatan buku Heejin.
Untuk sesaat dering ponsel Heejin mati, membuat Yoon dengan mata yang jeli melihat kertas-kertas tersebut sebagai sebuah post it yang mencurigakan.
Katakan saja tidak sopan, pada tangan Yoon yang mulai berpindah dari ponsel menuju kertas-kertas tersebut dan mengambil salah satunya untuk dibuka.
Manik Yoon tidak benar-benar membaca saat melihatnya, berniat hanya mengecek,kendati menemukan tinta merah tergores dalam kertasnya membuat segera irisnya membaca tulisan tersebut.
Yoon balasan dari mu, tidak pernah sesuai, kau main-main padaku.
-Red
Tak perlu memastikannya dua kali, manik Yoon sudah menyalang, iris coklat pria itu marah besar menemukan Heejin sedang menuju ke arah sini sambil membawa eskrim ke empat mereka. Tangan Yoon terkepal di bawah meja meremas kertas tersebut, menahan seperempat amarahnya yang sudah ditangkap baik oleh Heejin yang duduk dengan raut wajah menelisik.
"Kak Yoon... Kena-pa?"
Mendorong tas Heejin ke hadapan wanita itu, Yoongi menjawab, "Ada telpon."
"Kak Yoon bicara dengan kakak ku?" Binar Heejin sedikit bersinar, melupakan es krim mereka, Ia menengok isi tasnya.
"Tidak. Panggilannya mati sebelum aku sempat angkat." Suara Yoon dibarengi wajah Heejin yang berubah setelah melihat ke dalam tasnya.
"Masih lama di sini?" tanya Yoon menatap Heejin yang terlihat gemetar.
"Kak Yoon mau pulang?" tanya Heejin dengan frekuensi rendah.
"Boleh begitu?" Yoon balik bertanya sementara Heejin menggigit bibir bawahnya, takut menjawab.
Yoon menghela napas, Ia menarik satu cup eskrim vanilla yang diragamkan oleh keberadaan varian coklat dan rasbery. "Masih ingin makan vanilla, tapi tidak dengan coklat atau rasbery." Yoon beri jeda sekaligus memandang Heejin tanpa sedikitpun emosi. Dia tidak akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
poѕт ιт: мιn yoongι ✔️
Fanfic|| ᴊᴜᴛᴀᴀɴ ᴘᴏsᴛ ɪᴛ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴɢɪɴɢᴀᴛᴋᴀɴ ᴋᴇsᴀʟᴀʜᴀɴ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴍɪɴ ʏᴏᴏɴɢɪ. sɪɴᴄᴇ 02 ғᴇʙʀᴜᴀʀɪ - 22 ᴍᴇɪ 2020