4.0 POST IT•MYG

900 81 0
                                    

Katakan Yoon egois. Maki saja dirinya jahat, kejam ataupun iblis. Sebab setelah Heejin mau mendengarkan dan menjawab sesuai pendapatnya, Yoon meminta repeat, seolah rungunya kurang menangkap kalimat Heejin.

"Bahwa jawabannya sudah sangat jelas, bahwa yang hilang itu sangat penting buat Kak Yoon," ulang Heejin berbaik hati mempersingkat kalimat agar Yoon tidak berkelit dalam memahami lagi maksudnya.

Lagi-lagi wajah Yoon sulit ditebak, atensi Lelaki Min mungkin saja menyeluruh mengarah padanya tapi Heejin merasa bukan dirinya yang terpantul dalam obsidian teduh milik Yoon. Senyum pengertian Heejin terus saja luntur tatkala pemilik manik yang tak benar-benar melihatnya itu bersuara lirih, "Bisa tinggalkan dulu aku,"

Heejin hendak mendekat saat Yoon mengusap wajahnya, bicara lagi, "Heejin tolong mengerti, kalimat terakhir mu menggangguku."

"Kak Yoo--"

"LEE! kumohon..., jangan buat diriku semakin buruk dengan membentakmu," lirih Yoon diakhir kata namun penuh penekanan dan raut wajah frustrasi, berhasil membuat Heejin mundur selangkah lantas berbalik meninggalkan kelas.

Dia, gadis Heejin itu, menyerah.

Membiarkan hening dan sepi menjadi sahut-sahut mengerikan bagi Yoon mengingat bagaimana kala itu dirinya membentak hebat gadis Kim Lya untuk pertama kali, namun Kim Lya malah datang untuk meraup pundak dan kepala Yoon yang bergetar, hingga, rintik-rintik itu punya tempat jatuh paling nyaman,

bahu Kim Lya.

poѕт ιт: мιn yoongι ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang