Pesisir pantai dengan anginnya yang identik. batu karang yang romantis seakan menepis rindunya ombak yang manja melambai-lambai aku yang sedang galau.
Galau dengan perasaan yang kalah dengan kenyataan bahwa aku belum tulus mencintai-Nya.
Ombak itu kulihat dan kunikmati keindahannya dengan sadar bahwa ombak hanyalah nama dan saat kupegang hanyalah air laut biasa.
Tapi aku tahu air laut, air sungai, air yang didalam gelas atau air dimanapun berada adalah sama yaitu sama sama Air yang satu.
Begitu juga denganMu, kau indah disini, disana, dihati, dimata, dikesemuanya adalah satu Dzat yang maha tunggal, Kau KEKASIHKU..
Tetaplah kekasihku yang menganggapku kekasih yang terkadang aku melupakanMu.
Malaysia, November 2018
Bang DHIKA