"Gimana, udah nemu?"
Adalah, kata pertama yang di ucapkan Marissa sesaat setelah seorang pria berpakaian serba hitam lengkap dengan topinya duduk tepat didepannya.
Sang pria mengangguk, lalu menyodorkan sebuah kertas kecil padanya.
"Ini nyonya." serah sang pria.
Marissa meraih kertas yang di sodorkan padanya lalu mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam tas. Dengan cekatan jarinya mengetik angka yang terdapat disana.
Sembari menunggu panggilannya diangkat, Marissa menyuruh sang pria pergi dari sana tak lupa dengan se amplop uang yang ia berikan.
.
.
.
Hyunjin berjalan dengan santai di koridor dengan seorang suster yang sedari tadi mengintilinya di belakang, sesekali dokter bedah tersebut tersenyum jika mendapat sapaan dari orang lain.Drrtt.. Drrtt..
Merasa ponselnya bergetar, pria tersebut dengan buru-buru merogoh saku jas dokternya lalu meraih ponsel yang terdapat didalam sana. Ia mengernyit mendapati nomor tak di kenal tertera di layar ponselnya.
Inisiatif, segera saja ia menjawab panggilan tersebut.
"Halo?"
[Apa saya sedang berbicara dengan dokter Aditya?]
"Iya, ini siapa?"
[Apa anda sedang sibuk?]
Hyunjin terdiam sesaat, "Hngg.. Tidak juga. Maaf, ini siapa ya?" sekali lagi dokter tersebut menanyakan hal yang sama. Dia agak jengkel sebenarnya pertanyaan pertama yang ia ajukan tak di jawab si penelpon.
[Kalau begitu, bisa kita bertemu sebentar?] tanya seseorang di seberang telepon tanpa mau repot-repot menjawab pertanyaan Hyunjin.
Merasa pertanyaannya tak di gubris, Hyunjin mendengus pelan. "Baiklah-baiklah, anda ingin bertemu dimana?" tanyanya dengan nada jengkel.
[Kita bertemu di cafe tepat didepan gedung anda bekerja.]
Tut!
Setelahnya panggilan diputuskan sepihak. Hyunjin menghela nafas kasar begitu tahu seseorang yang baru saja menelponnya sangat tidak sopan.
Sang dokter berbalik pada suster yang sedari tadi hanya bisa berdiri diam di belakangnya. "Setelah ini, apa masih ada yang harus di cek?"
Sang suster menggeleng. "Tidak dok, tadi sudah pasien terkahir."
"Yaudah, kalo gitu. Saya pergi dulu." pamitnya sembari berlari menyusuri koridor berniat segera ke cafe yang terdapat didepan rumah sakit.
Tak butuh waktu lama kini Hyunjin memasuki cafe dengan wajah bingung, ia tidak tahu rupa seseorang yang menelfonnya tadi.
Dari arah depan, seorang waiters datang menghampirinya dengan senyuman.
"Dengan Aditya?" tanyanya memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE DAY ON THE BITCH | HYUNLIX (✔)
Romance[HYUNLIX] Di khianati memang sangat menyakitkan, disaat dirimu sudah terlalu jatuh pada seorang pria yang kau sebut kekasih lebih memilih selingkuhannya ketimbang dirimu sendiri. itulah sebabnya seorang Aditya Hyunjin Hermawan memilih melupakan peng...